Berita Gresik

Petani Jeruk di Gresik Pangkas Biaya Produksi 30 Persen Setelah Manfaatkan Electrifying Agriculture

Petani jeruk di Ujungpangkah Gresik mampu menekan biaya produksi sekitar 30 persen yang berasal dari penghematan biaya BBM dari penggunaan genset.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
PLN UID Jatim
Kebun jeruk di Ujungpangkah Gresik yang mampu menekan biaya produksi sekitar 30 persen yang berasal dari penghematan biaya BBM dari penggunaan genset, setelah mereka memanfaatkan electrifying agriculture dengan beralih ke listrik PLN untuk pengairan. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Petani jeruk di Kecamatan Ujungpangkah Gresik mampu menekan biaya produksi sekitar 30 persen yang berasal dari penghematan biaya BBM dari penggunaan genset.

Hal itu setelah mereka memanfaatkan electrifying agriculture dengan beralih ke listrik PLN untuk pengairan.

"Genset merupakan salah satu kebutuhan utama petani mengingat sebagai salah satu penghasil komoditas jeruk di Gresik, kebun jeruk yang di swakelola oleh masyarakat selama ini mengandalkan air sumur untuk mempercepat pertumbuhannya," kata Happy Syaifullah, salah satu petani kebun jeruk di Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Rabu (11/10/2023).

Happy juga mengungkapkan pengalamannya dalam beralih ke listrik PLN.

Peralihan bahan bakar diesel ke listrik untuk pompa air untuk pengairan kebun jeruk di Desa Bolo cukup efektif dalam menekan biaya produksi.

"Hitungan sederhananya untuk sehari pakai pompa air dengan diesel memerlukan 10 liter bbm mengeluarkan Rp 68.000, sementara untuk listrik hanya memerlukan 20 kWh per hari atau sekitar Rp 20 ribuan saja," cerita Happy.

Kebun Jeruk di Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah Gresik yang dikelola oleh masyarakat seluas 15 Hektare dapat menghasilkan panen rata-rata 20 Ton setiap bulannya dengan total daya listrik sebesar 53,4 kVA yang terdiri dari 20 pelanggan PLN.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Agus Kuswardoyo memaparkan ini merupakan elektrifikasi pada sektor pertanian atau yang kerap dikenal electrifying agriculture merupakan langkah ekstensifikasi PLN agar petani mampu meningkatkan produksi hingga melakukan efisiensi dengan energi listrik.

“Tersebar di Jawa Timur hingga Agustus sudah memiliki 125.878 pelanggan electrifying agriculture dengan total daya 839.392,75 kVA mulai dari petani buah naga, petani bawang, persawahan hingga peternakan. Untuk perikanan kami pun memfasilitasi dengan program electrifying marine yang saat ini sejumlah 4.650 pelanggan di Jawa Timur,” papar Agus.

Capain ini membuktikan konsistensi PLN Jawa Timur untuk menjadikan listrik sebagai pendorong kegiatan ekonomi masyarakat.

Terbaru, ada 40 petani lokal di Dasuk, Sumenep juga beralih menggunakan listrik PLN karena terbukti lebih hemat untuk pengairan lahan buah, sayur dan tembakau.

Hal serupa diungkapkan oleh Manager Produksi PT Niki Tunggal, Didik yang merasakan produktivitas budidaya ayam meningkat hingga 20 persen dengan listrik PLN.

Selain itu, budidaya kandang ayam yang terletak di Desa Sumbersuko, Lumajang ini juga dapat menghemat biaya produksi.

“Setelah pakai listrik PLN, biaya produksi turun 15 persen sehingga meningkatkan efisiensi produksi. Kelebihan lainnya panas dari listrik ini sangat optimal untuk menjaga suhu dan kelembapan kandang ayam, terlebih kami juga menyediakan pakan dan air secara otomatis menggunakan listrik,” pungkas Didik.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved