Berita Probolinggo

Kakak Beradik Asal Kota Probolinggo Ini Punya Segudang Prestasi, Bercita-cita Masuk MotoGP

Mereka juga kerap melihat pamannya berlatih. Karena lahir di keluarga pebalap, Rasya dan Nabil sudah menyukai balap motor sejak belia

surya.co.id/danendra
Imron Hamzah (40) dan Hafidz Fahril Rasyadan (16) memberikan arahan kepada Muhammad Nabil Zahsena (13) saat latihan, Selasa (26/9/2023). 

SURYA.CO.ID, PROBOLINGGO - Kakak-beradik, Hafidz Fahril Rasyadan (16) dan Muhammad Nabil Zahsena (13) warga Jalan Hos Cokroaminoto, Keluruhan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, memiliki kesamaan hobi, yakni menunggangi motor balap.

Keduanya menyukai balap motor sejak duduk di bangku taman kanak-kanak (TK).

Kini, Rasya dan Nabil telah menjadi pebalap motor profesional dengan segudang prestasi.

Anak dari pasangan Imron hamzah (40) dan Fini Nuryaningsih (40) ini terus berusaha menjaga performa apiknya di tiap ajang agar cita-cita menjadi pebalap MotoGP bisa tercapai.

Ayah Rasya dan Nabil, Imron Hamzah mengatakan sedari kecil, dua buah hatinya itu sudah tak asing lagi dengan balap motor.

Baca juga: Surabaya Rajai Balap Sepeda Road Race Porprov Jatim 2023

Hal tersebut karena Rasya dan Nabil tumbuh di lingkungan keluarga pebalap.

Pebalap jawara, almarhum Denny Triyugo merupakan paman Rasya dan Nabil.

"Rasya dan Nabil sering menonton lomba balap motor. Mereka juga kerap melihat pamannya berlatih. Karena lahir di keluarga pebalap, Rasya dan Nabil sudah menyukai balap motor sejak belia," katanya, Selasa (26/9/2023).

Lambat laun, Rasya dan Nabil akhirnya tertarik mengikuti jejak sang paman.

Imron pun lantas mendukung keduanya menjadi pebalap motor profesional.

"Saya arahkan dan fasilitasi mereka menjadi pebalap motor. Ini agar mereka tak nyemplung di balap liar dan geng motor," terangnya.

Nabil mengungkapkan dirinya mulai belajar balap motor di usia 11 tahun.

Di awal belajar, Nabil sama sekali tak dirundung rasa takut.

Nabil bolak-balik terjatuh dari motor. Tapi dia tak kapok. Nabil terus berlatih.

"Teknik yang sulit dipelajari yaitu line in the bike atau berbelok dengan memiringkan tubuh. Sekarang, syukur saya bisa cukup menguasai teknik itu," ungkapnya.

Ketekunan Nabil dalam berlatih berbuah manis.

Siswa kelas 7 SMPN 5 Probolinggo itu langganan menyabet juara di ajang lomba balap motor.

Bahkan, dia sukses mengoleksi 90 piala.

"Juara yang saya dapat antara lain, Kejurprov Juara 1 Rookie, kelas MP5 150cc, Juara 1 150 CC Ecu Standart Open, dan Juara 2 150cc Ecu Standar 14 Tahun. Saya ingin meneruskan cita-cita almarhum paman menjadi pebalap MotoGP," ucapnya.

Sementara Rasya menjelaskan dirinya dengan sang adik mempunyai karakter berbeda saat turun dalam lomba.

Nabil terkenal agresif dan berani. Sedangkan Rasya tipikalnya lebih taktis, memetakan keunggulan lawan dan mempelajari medan sirkuit.

"Saya senang adik juga menjadi pebalap motor. Kita bisa berlatih bersama. Di rumah, saya dan adik sering memberi masukan. Kadang berdebat soal teknik," urainya.

Rasya menyatakan dirinya berlatih menunggangi motor kencang ketika berusia 14 tahun.

Serupa dengan adiknya, Rasya menemui kesulitan belajar teknik line in the bike.

"Prestasi yang saya sabet, Juara 2 One Prix Rookie Race 2 Seires 4 di Sentul Bogor, Prapon Juara 2 Senior 150 Beregu di Prapon XXI di Sentul, serta Juara HDC CBR 150 Standar Sirkuit GBT Surabaya. Semoga saya dan adik bisa bersama-sama menggapai impian jadi pebalap MotoGP," tandasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved