Siswa SD di Gresik Buta
NASIB Siswa SD di Gresik yang Buta Usai Dicolok Tusuk Bakso: Trauma ke Sekolah, Dindik Turun Tangan
Begini lah nasib SA (8) siswa di Gresik yang buta akibat dicolok tusuk bakso temannya di sekolah.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Begini lah nasib SA (8) siswa di Gresik yang buta akibat dicolok tusuk bakso temannya di sekolah.
Sejak kasus pencolokan terjadi pada Agustus 2023 hingga kini SA belum mau bersekolah.
Menurut sang ayah Samsul Arif, hingga kini SA masih trauma.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Gresik membebaskan SA untuk memilih sekolah mana untuk kelanjutan pendidikannya.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Gresik, S. Hariyanto usai mendatangi rumah SA pada Senin (18/9/2023).
Baca juga: PELAKU Colok Mata Siswa SD di Gresik hingga Buta Sudah Dikantongi Polisi, Dindik: Harus Usut Tuntas
Hariyanto melihat langsung kondisi SA yang selama sebulan terakhir berada di rumah karena trauma.
Rombongan Dispendik Gresik datang bersama Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, Kanit PPA Satreskrim Polres Gresik Ipda Hepi Muslih Riza.
"Yang disukai, paling cocok untuk dia, kita bantu total bantu study belajar terus berlanjut untuk masa depannya. Kami fasilitasi penuh, dispendik akan bantu total backup penuh study-nya," kata Hariyanto di depan rumah SA.
Orang tua SA nanti bisa diskusi lalu memberikan alternatif untuk kelanjutan sekolah anaknya ke depan. Kemudian dilaporkan ke Dispendik Gresik.
Ayah korban, Samsul Arif (36) mengaku menyerahkan kepada anaknya terkait kelanjutan sekolah. Yang jelas, dia ingin anaknya nyaman di sekolah. Tidak takut dan trauma lagi
"Lanjutannya terserah anak saya penting anak saya merasa nyaman meskipun tetap di situ juga tidak apa-apa, karena teman-temannya di situ juga enaknya dimana anak saya yang tahu," kata Samsul.
Selama ini anaknya mengutarakan ingin pindah sekolah. Mengalami trauma setiap kali ditanya terkait kasus yang menyebabkan mata kanannya buta.
"Anak saya trauma setiap kali ditanya respon agak malas, jawab-jawab agak malas," katanya.
Sering Dipalak
Samsul Arif mengungkapkan selama ini anaknya sering mengalami pemalakan.
"Beberapa kali. Sering dimintai (uang) tapi enggak pernah cerita," ujar Samsul.
Menurut Samsul, anaknya mengaku sering dipalak setelah kejadian penusukan.
"Awalnya ya enggak tahu, kan enggak pernah ngaku anak saya. Baru setelah kejadian kemarin saja (ketahuan). Itu pun setelah saya desak, saya tanyai," ucap Samsul.
Bahkan dari pengakuan SA, anaknya beberapa kali tidak bisa membeli jajanan di sekolah lantaran uang sakunya diminta oleh pelaku.
"Saya kasih uang saku itu Rp 10.000, kadang juga Rp 7.000, kadang diminta semua. Kadang pas sempat dibuat jajan, sisanya itu yang diambil. Tapi kadang enggak jajan sama sekali, karena pas mintanya di awal jadi utuh, diminta semua. Itu pun dia tidak pernah cerita," kata Samsul.
Sementara pada saat kejadian, Samsul menceritakan, putri sulungnya tersebut dibawa oleh salah seorang tetangganya yang kebetulan menjemput anaknya pulang sekolah.
Saat itu kondisi SA sudah berlumuran darah.
"Untuk yang bawa pulang kemarin tetangga saya, kebetulan punya anak satu kelas dan biasa pulang bareng. Terus kemudian anak saya cerita, tadi di sekolah sempat dianiaya. Setelah kejadian itu kemudian saya tanya, dia mengaku memang sering dimintai uang dan selama ini tidak pernah cerita," tutur Samsul.
Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi sekaligus membentuk tim khusus untuk menangani peristiwa tersebut.
"Sejauh ini kami dari pihak kepolisian telah melakukan tahapan penyidikan. Jadi perkara ini sudah kami tingkatkan penyidikan," ujar Aldhino, kepada awak media usai mendatangi sekolah korban, Senin (18/9/2023).
Aldhino menyatakan pihaknya juga telah membentuk tim khusus beranggotakan 35 orang.
Sebelumnya diberitakan mata siswi SD berinisial SA (8) diduga dicolok oleh siswa lainnya dengan tusuk bakso di sekolah pada 7 Agustus 2023.
Pelaku mulanya menarik tangan SAH ke sebuah lorong dan meminta uang.
Permintaan tersebut tak dipenuhi oleh SAH dan pelaku diduga menganiaya siswi SD tersebut.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Polres Gresik.
Kepala Sekolah Terancam Dicopot

Umy Latifah, Kepala SD Menganti, Kabupaten Gresik tempat SA bersekolah, kini harus siap-siap menanggalkan jabatannya.
Hal ini setelah pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik mengancam akan mencopot jabatan Umy Latifah sebagai kepala sekolah.
Namun, menurut Kepala Dinas Pendidikan Gresik, S. Hariyanto, sanksi yang akan diberikan menunggu hasil penyidikan di kepolisian.
"Artinya kita lihat dulu seberapa jauh bukti yang menunjukkan kepala sekolah itu, tanggungjawabnya bisa ringan, berat, atau sedang. Nanti kerjasama dengan BKPSDM untuk merumuskan itu. Bisa dijadikan guru maksimalnya, bisa dijadikan guru. Saat ini masih kepala sekolah sambil menunggu hasil penyelidikannya," ujarnya, Senin (18/9/2023).
Baca juga: Siswinya Buta Usai Dicolok Lidi Tusuk Bakso, Jabatan Kasek SDN 236 Menganti Gresik Terancam Dicopot
Hariyanto mengatakan, kepala sekolah harus bertanggung jawab terkait kasus ini, sembari menunggu hasil penyidikan.
"Intinya kepala sekolah harus tanggung jawab apapun yang terjadi, apapun bentuknya di lembaga pendidikan," pungkasnya.
Ayah korban, Samsul Arif (36) mengaku senang didatangi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik beserta rombongan, dan Kasatreskrim Polres Gresik.
Dia berharap kasus yang menimpa anaknya segera terang benderang.
"Perasaan saya suatu kehormatan bisa diatensi permasalahan saya, saya ingin permasalahan ini cepat clear selesai tidak berlarut-larut. Terang permasalahannya kalau memang ada si pelaku segera terungkap, tidak ada yang disembunyikan," bebernya.
Sikap Umy Latifah juga sempat membuat Samsul Arif kecewa.
Sejak awal, Umy Latifah tidak bisa diajak komunikasi baik-baik.
"Keinginan saya ada sanksi dari Dispendik karena tidak kooperatif, kalau bisa diganti saja yang layak, yang mau menerima masukan wali murid," kata Samsul saat ditemui di kediamannya, Sabtu (16/9/2023).
Samsul mengaku sejak kejadian itu, kepala sekolah Umy Latifah tak kunjung menjenguk. Sejak di rumah, hingga di rujuk ke rumah sakit berkali-kali.
"Hanya guru saja," katanya.
Termasuk ketika Samsul mendatangi sekolah meminta rekaman CCTV untuk mencari keberadaan pelaku pemalakan di sekolah yang berujung mata anaknya buta karena dicolok tusuk bakso.
Saat itu, Samsul dipersulit, hingga akhirnya Samsul melaporkan peristiwa ini ke Mapolres Gresik.
Tim penyidik dari Unit PPA Satreskrim Polres Gresik datang ke sekolah. Melakukan penyilidikan termasuk meminta keterangan dari kepala sekolah dan keluarga korban. Begitu juga Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik.
Sementara itu, kepala sekolah UPT SD 236 Gresik Umy Latifah enggan merespon usai ditemui di sekolah.
Umy langsung berjalan menghindari awak media. Seketika itu dia berhenti dan mengacungkan jari.
"Sorry, saya punya hak untuk tidak berbicara," katanya singkat.
Setelah itu Umy langsung menutup pintu kaca ruang kepala sekolah.
Umy dan wali kelas SA sudah dimintai keterangan oleh penyidik PPA Satreskrim Polres Gresik.
"Kepala sekolah sama wali kelas sudah kami periksa, setelah di tim datang ke sekolah, keduanya kami periksa di Polsek Menganti. Kemungkinan besok penjaga sekolah akan diperiksa," kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik, Ipda Hepi Muslih Riza kepada Surya, Minggu (17/9/2023).
Kepala sekolah tempat SA belajar, dalam pemeriksaan tersebut tidak mengetahui persis kejadian tersebut, termasuk wali kelas.
Guna menggali keterangan lebih dalam terkait peristiwa yang menyebabkan mata kanan SA buta permanen gara-gara dicolok tusuk pentol, unit PPA Satreskrim Polres Gresik kembali mendatangi sekolah pada Senin besok.
Pihaknya juga sudah mengamankan rekaman CCTV di sekolah.
CCTV yang terpasang di sekolah lebih dari satu. Bukti rekaman tersebut diharapkan akan memperjelas siapa pelaku yang melakukan pemalakan hingga menyebabkan mata kanan SA buta.
"Rekaman CCTV sudah kami amankan," kata Hepi.
Sudah Masuk Penyidikan
Dalam kesempatan itu, Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan saat ini sudah masuk tahap penyidikan.
"Sabtu malam sudah gelar perkara ini untuk meningkatkan kasus dari lidik menjadi penyidikan," kata Kasatreskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan.
Selain naik ke tahap penyidikan, Satreskrim Polres Gresik juga membentuk tim khusus beranggotakan 35 orang.
"Tim khusus berisi 35 orang untuk mempercepat perkara ini karena banyak saksi diperiksa," tambahnya.
Barang bukti yang yang diamankan DVR CCTV dari rekaman CCTV yang terpasang di lingkungan sekolah serta baju korban.
Sebanyak tujuh orang telah diperiksa sebagai saksi. Terdiri dari guru, kepala sekolah, dan keluarga korban.
"Rekaman CCTV ada, kami belum bisa memastikan penghapusan rekaman CCTV karena itu nanti DVR dibawa ke Lab forensik hari ini," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.