Berita Situbondo

Wanita Jombang Terjerumus Prostitusi di Situbondo, Tidak Bisa Pulang Karena Berutang ke Mucikari

Ia mengaku terjerumus ke eks lokalisasi karena diajak temannya sebagai pemadu lagu (LC) karaoke dan bukan menjadi PSK.

Penulis: Izi Hartono | Editor: Deddy Humana
surya/izi hartono
Petugas Dinas Kesehatan Situbondo mengambil sampel darah dari PSK yang terjaring razia di kantor Satpol PP. 

SURYA.CO.ID, SITUBONDO - Selama beberapa pekan jajaran Satpol PP Pemkab Situbondo giat merazia kawasan yang dicurigai menjadi tempat praktik prostitusi terselubung. Banyak cerita yang diungkapkan para pelaku prostitusi di warung-warung remang, eks lokalisasi sampai rumah karaoke, sehingga sampai terjebak menjadi wanita pramunikmat.

Selain desakan ekonomi yang menjadi alasan klasik terjebak bisnis hitam itu, ada pula PSK (pekerja seks komersial) yang dijerumuskan teman sendiri. Dan yang parah, malah dibebani utang kepada mucikari sehingga semakin terjebak dalam praktik yang bergentayangan di keremangan malam tersebut.

Seperti yang dialami S, warga asal Jombang setelah diciduk Satpol PP dari wisma di eks lokalisasi Gunung Sampan, Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo. Perempuan berusia 33 tahun ini mengaku sangat ingin pulang kampung dan berhenti menjadi pelayan lelaki hidung belang.

Tetapi ia belum dilepas oleh mucikarinya karena memiliki utang sebesar Rp 5 juta. "Saya ingin pulang dan berhentj, tetapi selama utang belum lunas saya belum diperbolehkan," kata S kepada SURYA di kantor Sat Pol PP, Senin (11/9/2023) dini hari.

Ia mengaku terjerumus ke eks lokalisasi karena diajak temannya dan dijanjikan bekerja sebagai pemadu lagu (LC) karaoke dan bukan untuk menjadi PSK. "Tidak tahunya saya disuruh menjadi PSK, makanya saya ingin pulang dan berhenti," katanya.

Selama berada di eks lokalisasi, semua uang penghasilanya tidak dipegang sendiri melainkan diserahkan dan disimpan kepada mucikarinya. "Jadi saya hanya memegang uang dari saweran saat memandu lagu saja," ucapnya.

Berbeda lagi cerita D (20), wanita asal Kabupaten Trenggalek. Di usianya yang sangat muda, bekerja di lingkungan malam sama sekali tak ia bayangkan.

Ia juga mengaku terjebak, karena sebelumnya hanya ditawari sebagai LC atau pemandu lagu. Dikatakan, ia pernah bekerja sebagai baby sister di Banyuwangi melalui penyalur tenaga kerja. Namun karena tidak kuat dan ingin berhenti maka ia ditebus oleh penyalurnya Rp 3,3 juta.

Kemudian ada seseorang menawarinya bekerja sebagai pemandu lagu di rumah karaoke. "Saya sekarang tidak bisa kemana-mana, karena utang saya ke mama (mucikari) Rp 18 juta belum lunas," sesalnya.

Sebenarnya D pernah disuruh kabur oleh orang yang mengantarkan bekerja di eks lokalisasi itu, tetapi D menolak karena merasa utangnya belum lunas. "Saya harus bertanggung jawab, saya datang baik-baik, ya pulangnya harus baik-baik juga," kilahnya polos.

Selama dua bulan ada di eks lokalisasi, lanjutnya, penghasilan yang didapat tergantung tamu yang datang dan lamanya berkaraoke. "Setiap satu jamnya Rp 100.000, paling tamu berkaraoke selama 2 jam. Tetapi ada pula tamu yang booking sampai pagi," jelasnya.

Ironisnya, ternyta D terungkap merupakan korban kawin muda. Ia mengaku sampai saat ini status perkawinan dengan suaminya belum selesai, karena belum ada putusan cerai di pengadilan dan hanya pisah rumah. "Tetapi ia tahu kalau saya bekerja sebagai pemandu lagu," kata janda beranak satu ini.

Sementara Kepala Satpol PP, Sopan Efendi mengatakan, dalam razia anggotanya menjaring empat PSK di salah satu wisma di eks Lokalisasi Gunung Sampan. "Saat ini keempat terduga PSK itu diamankan di kantor Satpol PP," kata Sopan.

Menurutnya, razia dilancarkan rutin untuk meminimalisir praktik prostitusi di Situbondo. Sopan tidak membantah ada PSK yang ingin berhenti dan pulang, namun ada beberapa hal yang harus dikomunikasikan karena masih ada jaminan yang harus diselesaikan.

Saat ditanya adanya dugaan trafficking, mantan Kepala Bakesbangpol ini belum bisa mastikan dan masih akan menelusuri. "Jika memang ada dugaan ke sana, akan kami limpahkan ke kepolisian," pungkasnya. ******

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved