Kejahatan Oknum Paspampres

SOSOK Haji Uma Anggota DPD RI Perjuangkan Kasus Imam Masykur, Temui Oknum Paspampres dan Ibu Korban

Inilah sosok H Sudirman atau Haji Uma, anggota DPD RI dari Aceh yang mengawal kasus tewasnya Imam Masykur di tangan oknum Paspampres Praka Riswandi Ma

Editor: Musahadah
kolase serambinews/istimewa
H Sudirman alias Haji Uma, anggota DPD RI yang ikut memperjuangkan kasus tewasnya Imam Masykur. 

SURYA.CO.ID – Inilah sosok H Sudirman atau Haji Uma, anggota DPD RI dari Aceh yang mengawal kasus tewasnya Imam Masykur di tangan oknum Paspampres Praka Riswandi Manik dan komplotannya. 

Haji Uma sempat mendatangi Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya), Jakarta Selatan untuk bertemu dengan Praka Riswandi dan dua oknum lainnya, pada Jumat (1/9/2023).

Haji Uma juga yang mengawal kehadiran ibunda Imam Masykur, Fauziah ke Jakarta untuk mendapat advokasi dari Hotman Paris.  

Fauziah bersama Yuni Maulida bertolak dari Banda Aceh pada Minggu (3/9/2023) pukul 07.00 wib menggunakan pesawat Batik Air yang didampingi oleh tim advokat Hotman Paris mewakili Aceh diantaranya Putra, Ridwan Hadi, Yusi Muharnina dan Putri Tasya.

Selain didampingi tim advokat Hotman Paris mewakili Aceh, ibunda Imam Masykur juga ikut didampingi oleh Muhammad Daud, staf ahli Haji Uma.

Baca juga: PERJUANGAN Keluarga Imam Masykur Demi Keadilan, Ibunda Jauh-Jauh ke Jakarta Temui Hotman Paris

Setiba di Jakarta melalui bandara Soekarno Hatta, rombongan ibu Fauziah langsung disambut oleh H. Sudirman (Haji Uma) anggota DPD RI asal Aceh dan tim advokat Hotman Paris di Jakarta yang diwakili oleh Fabyolla.

Melalui wawancara singkat tim advokat Hotman Paris mewakili Aceh mengatakan kedatangannya ke Jakarta untuk mendampingi ibunda almarhum Imam Masykur bertemu dengan Hotman Paris dan tim selaku kuasa hukum keluarga korban untuk memperjuangkan keadilan bagi anaknya.

Ibunda Imam Masykur juga menyampaikan kedatangannya ke Jakarta untuk mencari keadilan bagi anaknya.

Selain itu Haji Uma juga menyampaikan akan mendampingi ibunda almarhum Imam Masykur dan akan mengawal kasus ini hingga tuntas dan mendapatkan keadilan bagi korban.

Sebelumnya, Haji Uma dan anggota DPR RI, Fadhlullah SE atau Dek Fad mendatangi Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya), Jakarta Selatan pada Jumat (1/9/2023).

Keduanya mewakili Forum Bersama (Forbes) DPR/DPD RI asal Aceh untuk berbicara secara langsung dengan Danpomdam Jaya Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar dan Kapendam Jaya Letkol Inf Herbert Andi Amino Sinaga, terkait dengan kasus penculikan dan penganiayaan warga Aceh, Imam Masykur (25) hingga meninggal dunia oleh tiga oknum TNI.

Pertemuan tersebut berlangsung hampir tiga jam. Dek Fad dan Haji Uma juga sempat berbicara dengan para pelaku dari dalam sel tahanan.

Ketiga pelaku ditahan di Pomdam Jaya untuk menjalani proses penyelidikan secara intensif dan mendalam.

Haji Uma yang bertemu dengan pelaku, menanyakan alasan motif mereka menculik hingga menghabisi nyawa Imam Masykur secara sadis.

"Mereka cuma menjawab ‘saya menyesal’. Tidak ada di antara tiga pelaku ini mengatakan ‘saya tidak ikut membunuh’,” sebutnya.

Senator DPR RI itu mengatakan, kasus ini betul-betul sedang ditangani serius dan masih dilakukan pendalamam oleh Pomdam Jaya.

Hingga saat ini juga, hasil autopsi terhadap korban Imam Masykur belum keluar. 

Siapa sebenarnya Haji Uma? 

Dikutip dari wikipedia,  Haji Uma lahir di Punteut, Aceh pada 10 November 1974.

Haji Uma telah terpilih menjadi anggota DPD-RI untuk dua periode, yaitu (2014-2019) dan (2019-2024) dengan raihan suara tertinggi di Aceh.

Sebelumnya dia sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat Aceh sebagai seorang seniman Aceh, komedian, dan juga da'i.

Dikutip dari aceh.dpd.go.id, Haji Uma menegaskan tentang nasionalisme di Aceh.

Dia sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara merupakan upaya menumbuhkembangkan semangat nasionalisme.

Dengan tingginya semangat nasionalisme ini, maka kecintaan terhadap Bangsa Indonesia semakin meningkat.

"Dengan tumbuhnya rasa nasionalisme, maka turut tumbuh pula semangat persatuan dan wawasan nusantara, sehingga ikut merasa memiliki satu sama lain," kata Sudirman.

Indonesia, kata dia, merupakan bangsa yang besar dan memiliki perbedaan keberagaman. Nasionalisme inilah menjadi perekat keberagaman dan perbedaan tersebut.

Haji Uma dikenal oleh masyarakat Aceh sebagai sosok yang dermawan dan peduli terhadap rakyat Aceh yang mengalami musibah atau kurang mampu,baik yang ada di Aceh, luar daerah, bahkan TKI asal Aceh yang di luar negeri, terutama di Malaysia dengan melibatkan para tokoh-tokoh Aceh disana.

Selain itu Sudirman bersama Tokoh-tokoh Aceh juga dikenal aktif dalam membela kekhususan Aceh ditingkat nasional, terutama mengenai penerapan Syariat Islam di Aceh.

Haji Uma kembali terpilih sebagai salah seorang pimpinan Panitia Urusan Rumah Tangga (PURT) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia belum lama ini.

Terpilihnya Haji Uma sebagai pimpinan PURT DPD RI dengan jabatan Wakil Ketua I berawal dari terpilih dirinya secara aklamasi melalui rapat Gugus Barat 1 yang dipimpin Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamuddin, Senin (21/8/2023), pukul 10.30 WIB.

Setelah masing-masing gugus memilih kandidat, kemudian dilanjutkan dengan rapat pleno PURT yang dimulai pukul 14.00 WIB dan dipimpin langsung Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti.

Hasil dari rapat pleno, terpilih sebagai Ketua PURT, yaitu Ahmad Nawardi, S.Ag (Jawa Timur), H. Sudirman, S.Sos (Aceh) sebagai Wakil Ketua I, Andri Prayoga Putra Singkaru, M.Sc (Sulawesi Barat) sebagai Wakil Ketua II, serta Martheus Stefi Pasimanjeku, SH (Maluku Utara) sebagai Wakil Ketua III.

Setelah terpilih, Haji Uma mengucapkan terima kasih kepada koleganya di DPD RI yang kembali memberi kepercayaan untuk kepadanya.

Dirinya juga bersyukur dan berharap dapat menjalankan amanah secara lancar hingga akhir periode jabatan nanti.

“Terima kasih kepada rekan-rekan anggota DPD RI atas kepercayaan ini dan juga bersyukur kepada Allah SWT. Semoga amanah ini berjalan dengan baik dan lancar hingga akhir periode masa jabatan nantinya”, ucap Haji Uma.

Selain itu, Haji Uma juga terpilih dalam 21 anggota DPD RI sebagai utusan perwakilan kelompok yang bertugas di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.

Namun strukturnya akan ditetapkan di Sidang Paripurna DPD RI yang akan digelar pada Selasa (22/8/2023) besok.

Berikut riwayat karirnya: 

Anggota Dewan Perwakilan Daerah 2014–2019 (Dapil-Aceh)

Anggota Dewan Perwakilan Daerah 2019–2024 (Dapil-Aceh)

Jabatan: 

Wakil Sekretaris Kelompok DPD RI di MPR RI untuk periode 2019-2024

Wakil Ketua III PURT DPD-RI Untuk periode 2021-2022 

Dugaan Penjualan Obat Ilegal

Sidang kasus Imam Masykur Bakal Ungkap Fakta Dugaan Penjualan Obat Ilegal di 60 Toko?
Sidang kasus Imam Masykur Bakal Ungkap Fakta Dugaan Penjualan Obat Ilegal di 60 Toko? (Kolase Surya.co.id)

 

Melansir Serambi News, kasus tewasnya Imam Masykur dikaitkan dengan adanya dugaan penjualan obat ilegal bahkan turut dibenarkan oleh Analis Militer/Mantan Kabais, Soleman Ponto.

Melalui wawancara langsung yang ditayangkan dalam kanal YouTube Metro TV, Kamis (31/8/2023), Soleman Ponto membenarkan hal itu.

"Saya sependapat dengan itu," katanya membenarkan soal adanya sindikat penjualan obat-obatan ilegal di balik tewasnya Imam Masykur

Eks Kepala Badan Intelijen Strategis ini mengatakan, Imam Masykur yang diduga menjual obat ilegal itu diketahui oleh Praka Riswandi Manik dan rekannya. 

Praka Riswandi Manik dkk kemudian menyamar sebagai anggota polisi dengan menggunakan atribut lengkap untuk menjalankan aksinya.

Mereka menculik Imam Masykur lalu meminta tebusan lantaran sang korban diduga berjualan obat-obatan ilegal, meskipun mereka sendiri tidak saling kenal satu sama lain.

"Saya punya informasi juga bahwa di balik ini ada sindikat penjualan obat terlarang yang beredar.

Jadi mereka menjual obat terlarang, karena mereka menjual itu, yang ini (Riswandi Manik) tau makanya dia pakai baju polisi, menyamar sebagai polisi untuk memeras, meminta bagian dari penjual obat obat terlarang ini, begitu," tegasnya.

Saat ditanya tentang seberapa besar sindikat penjualan obat ilegal ini, Soleman Ponto mengungkap bahwa terdapat kurang lebih 60 toko penjualan obat ilegal yang sudah tersebar di Jakarta. 

Fakta mengejutkan lainnya adalah, dimana seluruh penjual obat ilegal itu adalah warga Aceh. 

"Data yang saya punya itu cukup besar, jadi diperkirakan toko, inikah toko. Toko-toko itu yang masuk informasi kepada saya minimal 60 toko tersebar di seluruh jakarta, ini sindikatnya orang Aceh semua yang ini," sambungnya. 

Imam Masykur disebut mengedarkan Tramadol sebelum menjadi incaran oknum Paspampres. (Kolase Surya.co.id)
Tak hanya itu, Soleman Ponto juga mengungkap cara kerja para sindikat penjual obat ilegal ini di Jakarta, dimana ada peran seorang bos kemudian merekrut para perantau yang mengalami kesulitan ekonomi.

Para perantau kemudian ditawarkan untuk menjual obat ilegal hingga akhirnya mereka terjerat dalam sistem tersebut.

Kalau sudah masuk pada sistem itu, sambung Soleman Ponto, di siniliah peran tentara menjadi tukang tagih jika mereka tidak memberikan setoran dari hasil penjualan.

"Kalau sudah masuk di sistem itu, penagihan inilah yang menyangkut si tentara ini menjadi tukang tagih, kalau yang penjual ini tidak mau membayar," tandasnya. 

Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul VIDEO Ibunda Imam Masykur Mencari Keadilan ke Jakarta, Fauziah Disambut Haji Uma

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved