Berita Viral
BIODATA Nono Sampono Eks Komandan Paspampres yang Sebut Ada Kejanggalan Pembunuhan Imam Masykur
Inilah profil dan biodata Nono Sampono, mantan komandan Paspampres yang sebut ada kejanggalan kasus pembunuhan Imam Masykur.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Nono Sampono, mantan komandan Paspampres yang sebut ada kejanggalan kasus pembunuhan Imam Masykur.
Diketahui, kasus pembunuhan Imam Masykur yang diduga dilakukan oleh seorang oknum Paspampres dan 2 oknum TNI, ramia jadi sorotan.
Praka Riswandi Manik dan 2 rekannya saat ini sudah ditahan dan diperiksa Polisi Militer.
Kasus pembunuhan Imam Masykur ini juga turut menjadi sorotan mantan Komandan Paspampres, Nono Sampono.
Letjen TNI (Mar) (Purn) Nono Sampono pun mencium adanya kejanggalan atau keanehan.
Pasalnya, ketiga oknum TNI dan korban adalah sama-sama warga Aceh.
Menurut Nono, setidaknya mereka memiliki empati sesama perantau dari Tanah rencong.
Baca juga: TEGA Peras Imam Masykur hingga Dihabisi, Ternyata Segini Gaji Praka Riswandi Manik Jadi Paspampres
"Pertanyaan besar adalah, korbannya dari Aceh, tiga pelaku dari Aceh, aneh kan. Harusnya dengan latar belakang kultural satu suku ada ikatan emosional," kata Nono di mengutip tayangan YouTube Kompas TV.
Terlebih, Nono yang juga pernah menjabat Gubernur Akademi Militer dan Danjen Akademi TNI, sangat memahami pendidikan yang dibekali kepada para calon anggota TNI sebelum bertugas, mengutip TribunJakarta.com.
Anggota TNI tidak hanya dididik secara fisik, tetapi juga secara karakter dan mental.
"Tentang pendidikan, pendidikan mereka mengalami pembekalan bukan hanya fisik tapi mengenai kepribadian, mental ideologi juga diberikan pelajaran," kata Nono.
Nono menegaskan, setiap anggota TNI diajarkan untuk pantang menyakiti hati rakyat apalagi fisiknya.
"Jadi dasar utama adalah sumpah prajurit, sapta marga dan delapan wajib TNI. Dalam delapan wajib TNI, wajib TNI itu menolong rakyat dalam kesulitan, tidak boleh menyakiti hati rakyat."
Lantas, seperti apa profil dan biodata Nono Sampono?
Melansir dari Wikipedia, Nono Sampono lahir 1 Maret 1953.
Ia adalah seorang tokoh militer Indonesia dan juga mantan Kepala Basarnas Indonesia.
Dan Dankormar ke-16. Sesuai Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/38/V/2007 tanggal 1 Mei 2007.
Ia sempat mengenyam pendidikan Pasukan khusus anti teror di Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Kopassus) TNI Angkatan Darat.
Selain itu Nono juga pernah mendapat pendidikan Pasukan khusus di Hawaii, AS, dan Korea Selatan.
Sejak kecil, Nono hidup bersama ayah angkat yang juga adalah pamannya, Idris Sampono.
Ayahnya yang berasal dari Madura dan ibu kandungnya yang berdarah Maluku - Sulawesi berpisah saat usia Nono masih tiga tahun.
Hidup bersama keluarga angkat dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan tidak pernah menyurutkan semangat Nono untuk terus bekerja keras.
Ayah angkatnyanya selalu mendorong Nono untuk tidak pernah berputus asa dan menyuruhnya untuk masuk ke sekolah yang bagus.
Hingga akhirnya selepas lulus SMA, Nono berhasil kuliah di Fakultas Teknik Universitas Pattimura.
Namun baru setahun di sana, Nono yang risau akan masa depannya jika terus kuliah memutuskan untuk berhenti kuliah dan masuk ke Akademi Angkatan Laut pada tahun 1972.[3]
Selama menjadi taruna Akademi Angkatan Laut, Nono menjadi kebanggaan keluarganya. Tahun 1976, Nono lulus setelah berhasil menyelesaikan sekolahnya di AAL dengan baik.
Seiring dengan berjalannya waktu, karier Nono dalam dunia militer terus menanjak, sejumlah posisi strategis sempat dia jabat, seperti ketika dia dianugerahi pangkat Jenderal bintang tiga TNI Angkatan Laut.
Selain menjadi jenderal berbintang tiga, Nono dipercaya untuk memegang sejumlah jabatan penting lainnya seperti Komandan Paspampres, Gubernur AAL dan Komandan Jenderal Akademi TNI.
Nono juga pernah menjadi anggota pasukan Danpaspampres pada era kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri.
Tahun 2010, Nono dilantik oleh Menteri Perhubungan sebagai Kepala Badan Search And Rescue Nasional (Basarnas) menggantikan pejabat sebelumnya Marsekal Madya TNI Wardjoko.
Pada tahun 2012, ia bersama Alex Noerdin dan didukung oleh beberapa partai termasuk di dalamnya partai Golkar, maju ke Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012 sebagai bakal calon Wakil Gubernur Jakarta.[4]
Pendidikan Militer:
Akademi Angkatan Laut (1976)
Pendidikan Komando
Pendidikan Spesialis Perwira
Pendidikan Taifib
Pendidikan PTAL I (1984)
Pendidikan Pasukan Khusus Anti Teror di Den 81/Gultor Kopassus
Pendidikan Pasukan Khusus di Hawaii, Amerika Serikat
Pendidikan Pasukan Khusus di Korea Selatan
Seskoad
Sesko ABRI angkatan XXII
Riwayat Jabatan Militer:
Komandan Peleton MO-81 (1977–1978)
Komandan Peleton 2 Ki F (1978–1979)
Komandan Peleton Markas (1979)
Ajudan Pangab Jenderal TNI LB Moerdani
Komandan Denjaka (1988–1993)
Komandan Yonif 4/Marinir (1993-1995)
Wakil Danpaspampres (2000–2001)
Komandan Paspampres (2001–2003)[5]
Gubernur Akademi Angkatan Laut (2003–2006)
Inspektur Jenderal Mabes TNI AL (2006)
Komandan Korps Marinir (2006–2007)
Danjen Akademi TNI (2007–2011)
Kabasarnas (2011).
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.