BUNTUT Yevgeny Prigozhin Tewas, Tentara Bayaran Wagner Diajak Balas Dendam, Akan Kudeta Rusia Lagi?

Kematian bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, ternyata masih berbuntut panjang. Tentara Bayaran Wagner Diajak Balas Dendam, Akan Kudeta Rusia Lagi?

kolase AFP dan Kompas.com
kolase foto Yevgeny Prigozhin. Buntut Yevgeny Prigozhin Tewas, Tentara Bayaran Wagner Diajak Balas Dendam. 

SURYA.co.id - Kematian bos Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, ternyata masih berbuntut panjang.

Kelompok militan Rusia yang bertempur di pihak Ukraina mengajak para tentara bayaran Wagner untuk balas dendam kepada militer Rusia.

Jika para tentara bayaran Wagner bersedia, maka dapat dipastikan akan terjadi kudeta lagi terhadap militer Rusia.

Seperti diketahui, otoritas udara Rusia menyebut Prigozhin, Utkin dan delapan orang lainnya berada dalam pesawat pribadi yang jatuh tdi Moskow utara pada Rabu (23/8).

"Kalian kini menghadapi pilihan serius, kalian bisa terus mengabdi kepada Kementerian Pertahanan Rusia dan menjadi pengawas untuk para eksekutor komandan kalian, atau membalas dendam," kata Komandan Korps Relawan Rusia (RVC) Denis Kapustin dalam pidatonya, melansir dari Reuters.

"Untuk membalas dendam, kalian harus memihak Ukraina," kata Kasputin.

Kecelakaan itu terjadi dua bulan setelah Prigozhin dan Wagner melancarkan pemberontakan melawan para petinggi militer Rusia.

Mereka sempat menguasai kota Rostov di Rusia selatan dan tengah merangsek menuju Moskow sebelum berputar balik sekitar 200 kilometer dari ibu kota Rusia itu.

Rusia sudah menggelar penyelidikan atas kecelakaan tersebut, tetapi hasilnya sepertinya tak akan menggoyahkan keyakinan bahwa Prigozhin dibunuh sebagai tindakan balas dendam karena memberontak.

Yevgeny Prigozhin Bos Wagner Group. Simak nasibnya setelah batal kudeta militer Rusia.
Yevgeny Prigozhin Bos Wagner Group. Simak nasibnya setelah batal kudeta militer Rusia. (AP Photo)

Reuters sebelumnya mengutip dua pejabat AS pada Kamis yang menyatakan sebuah rudal jelajah darat-ke-udara kemungkinan besar mengenai pesawat tersebut.

Pentagon kemudian mengaku tidak memiliki bukti yang mendukung klaim tersebut.

Setelah bungkam selama 24 jam, Presiden Rusia Validimir Putin akhirnya menyampaikan "belasungkawa yang tulus" kepada pihak keluarga korban dari 10 penumpang pesawat tersebut, dan menyanjung Prigozhin sebagai "pengusaha berbakat".

Komandan RVC Kapustin, seorang warga negara ekstrem kanan Rusia, mendirikan kelompok bersenjata tersebut setahun silam.

RVC berperang di pihak Ukraina dan mengaku berada di balik sejumlah serangan militer di wilayah perbatasan Rusia.

"Mari kita akhiri operasi militer khusus yang berdarah-darah ini," kata Kapustin dalam pidatonya kepada para petempur Wagner dengan menggunakan istilah resmi Rusia untuk invasi di Ukraina.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved