Opini
Masa Depan Entreprenuership dan Perubahan Sosial di Kawasan ASEAN
Association of South East Asian Nations atau ASEAN adalah asosiasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang beranggotakan 11 negara yang diyakini s
Oleh : Prof. Dr.Murpin Josua Sembiring.S.E.,M.Si, Pengamat Ekonomi Nasional & Gurubesar S3 Doktoral of Management & Enterprenuership. Univ Ciputra
Association of South East Asian Nations atau ASEAN adalah asosiasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang beranggotakan 11 negara yang diyakini segera menjadi Pusat Pertumbuhan ekonomi Dunia karna memiliki semangat kesamaan letak geografis, persamaan budaya karena ada kemiripan warna kulit, kebiasaan, makanan pokok, hingga adat istiadat, persamaan kepentingan, yakni menyejahterakan masyarakatnya di berbagai bidang.
Indonesia selaku ketua ASEAN tahun 2023 telah memainkan peran strategisnya dan memilih tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth dengan penuh keyakinan akan potensi yang besar dikawasan Asean. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi negara-negara kawasan Asia Tenggara juga cukup baik. Anggota Asean menyadari sepenuhnya bahwa 40,9 persen atau 273, 52 juta jiwa dari jumlah penduduk di kawasan Asia Tenggara mencapai 679,69 juta jiwa pada 2023 adalah penduduk Indonesia dan Jumlah tersebut setara dengan 8,0 persen dari total penduduk dunia yang mencapai sekitar 8,4 miliar jiwa
ASEAN Matters (urusan) bermakna ASEAN tetap relevan, strategis, dan penting agar menjadi epicentrum of Growth / pusat pertumbuhan ekonomi yang kuat inklusif dan sustaianable di kawasan regional dan dunia. Asia Tenggara memiliki peran penting dalam perdagangan global sejak dulu, kawasan ini masih menjadi destinasi investasi, Kekayaan sumber daya alam besar, potensi industri pariwisata tinggi, dan jumlah penduduk yang besar menjadi beberapa daya tariknya.
Ekonomi ASEAN-5 negara (Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand) tumbuh sebesar 5,3 persen tahun 2022, Pada tahun 2023 diperkirakan menjadi 4,6 persen, dan akan menjadi 5,6 persen pada tahun 2024. Kolaborasi dan kerja sama ASEAN yang kuat perlu dilakukan agar ASEAN mampu bertahan terhadap berbagai risiko yang dapat mengancam perekonomian kawasan.
Pernyataan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral se Asean telah membahas kerja sama antara otoritas keuangan dan kesehatan untuk memperkuat kapasitas kesehatan daerah (health preparedness), pendanaan infrastruktur, perpajakan internasional, kerja sama kepabeanan dan cukai, inklusi keuangan digital untuk UMKM, dan keuangan berkelanjutan.
Selain itu, untuk menghadapi berbagai tantangan di ASEAN, terdapat tiga prioritas terkait agenda Bank Sentral. Pertama, memperkuat bauran kebijakan makroekonomi dalam rangka mendukung stabilitas makroekonomi dan keuangan serta mendukung pemulihan dan integrasi ekonomi di kawasan ASEAN. Kedua, memperluas Regional Payment Connectivity (RPC) di antara anggota ASEAN dengan cepat menuju satu uang tunggal kawasan. Ketiga, memperkuat ketahanan keuangan, antara lain melalui penggunaan mata uang lokal untuk mendukung perdagangan dan investasi lintas batas di kawasan ASEAN.
Cetak biru masyarakat Sosial Budaya ASEAN
Karakter Budaya kawasan Asean bersifat terbuka dan dinamis berdasarkan pendekatan yang berfokus pada masyarakat (people-centered approach). Masyarakat Sosial Budaya ASEAN mencakup kerja sama yang luas dan multisektor akan bersama-sama mengatasi berbagai tantangan di bidang kependudukan, kemiskinan, ketenagakerjaan, dan kesejahteraan masyarakat., emperkuat daya saing kawasan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas lingkungan hidup.
Telah disusun Cetak Biru Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASCC Blueprint) sebagai guidelines bagi negara anggota ASEAN dalam melaksanakan langkah aksi Warga ASEAN harus menciptakan “rasa ke-kekita-an (we feeling)”, rasa saling menghormati dan kesetiakawanan sosial yang tinggi terhadap ASEAN (a caring and sharing community) akan memberikan kontribusi dalam memperkuat integrasi ASEAN yang berpusat pada masyarakat (people-centred)
Peran besar Indonesia dan Entreprenuership di Kawasan Asean
Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Sebab, saat ini rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,47 persen dari total populasi penduduk (1,3 Juta orang). Jadi target cetak entrepreneur baru 1 juta/tahun dengan harapan naik 4persen thn 2024. Lewat jalur Asean Economic Community peluang peran dominan kita besar. Singapura penduduknya 5 jutaan, pengusahanya 8,6 persen dari total penduduknya, Malaysia maupun Thailand sudah di atas 4 persen, di negara maju rata2: 10-12 persen.
Mengembangkan entrepreneurial mindset kawasan Asean, saling bekerjasama dan melakukan problem solving dikawasan Asean. Meningkatkan pemahaman mendalam kebudayaan, kehidupan sosial kemasyarakatan di kawasan Asean agar pintu masuk terbuka lebar untuk networking berbisnis, saling terhubung dan mampu meningkatkan keterampilan kerja, dapat merealisasikan ide sehingga menjadi suatu produk yang dibutuhkan antar kawasan.
Pasar terbuka lebar dan mudah dimasuki jika mempelajari permasalahan sosial, sejarah yang unik, dan budaya masing-masing negara di kawasan Asean terlebih didukung oleh fintech dan teknologi. ASEAN Economic Community masuk jadi bagian dari 3 pilar ASEAN Community selian Socio-Cultural Community yang telah ditujukan untuk meningkatkan perkembangan ASEAN. Kondisi ASEAN dengan pertumbuhan kelas menengah dengan luasnya demografi pada anak muda dapat berkontribusi positif kemajuan ekonomi kawasan.
Strategi Asean Economic Community dengan menyatukan potensi kawasan , meningkatkan daya saing dan sudah sepakat sejak awal: mempercepat integrasi sektor angkutan udara, produksi berbasis pertanian, otomotif, e-commerce, elektronik, perikanan, pelayanan kesehatan, produksi berbahan karet, tekstil dan pakaian, pariwisata, dan produksi berbasis kayu; mempermudah pergerakan pengusaha, tenaga kerja terampil, dan berbakat; memperbaharui mekanisme dan langkah-langkah yang dapat memperkuat pelaksanaan ASEAN Free Trade Area atau AFTA, ASEAN Framework Agreement on Services atau AFAS, dan ASEAN Investment Area atau AIA; memperkuat mekanisme yang ada pada lembaga-lembaga yang dimiliki ASEAN.
Pajak, Protes, dan Kepercayaan Publik : Jalan Tengah untuk Indonesia |
![]() |
---|
Reformasi Koperasi atau Hidup Segan Mati Tak Mau : Saatnya Indonesia Bangun Raksasa Ekonomi Rakyat |
![]() |
---|
Polisi dan Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Potensi Kenaikan BBM di Tengah Krisis Global: Jangan Biarkan Rakyat Menanggung Sendiri Bebannya |
![]() |
---|
Tembus Sekat Komunikasi Publik Lewat Penguasaan Bahasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.