Bayi Tertukar di Bogor
PENGAKUAN Ibu D yang Diduga Bayinya Tertukar dengan Siti Mauliah Usai Tes DNA: Syok, Tak Merasa Aneh
Inilah permintaan ibu D yang diduga bayinya tertukar dengan bayi Siti Mauliah seusai menjalani tes DNA di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polr
SURYA.CO.ID - Inilah pengakuan ibu D yang diduga bayinya tertukar dengan bayi Siti Mauliah seusai menjalani tes DNA di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Senin (21/8/2023).
Berbeda dengan Siti Mauliah yang diekspose banyak media, ibu D justru menghindar dari sorotan media.
Warga Tajur Halang, Kabupaten Bogor ini sengaja memarkirkan kendaraannya di luar Gedung Puslabfor Polri.
Sementara saat pulang ibu D atau yang akrab disapa Dian ini meminta naik dari depan loby Gedung Puslabfor Polri.
Pantauan TribunnewsBogor.com, ibu D diduga meninggal Gedung Puslabfor Polri menumpangi mobil CR-V bernopol F 1367 BU atau Honda Mobilio bernopol T 1239 FW.
Baca juga: JADWAL Hasil Tes DNA Bayi Tertukar di Bogor Keluar, Kedua Ortu Ambil Sampel di Puslabfor Polri
Sementara keluarganya memilih keluarga gedung dengan jalan kaki menuju mobilnya yang terparkir di luar gerbang.
Sepanjang tes DNA ini pun Ibu D tidak bertemu dengan Siti Mauliah.
Hal ini diakui, kuasa hukum Siti Mauliah, Rusdy Ridho.
"Kami gak sempat bertemu," kata Rusdy saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.
Menurutnya saat pemeriksaan tes DNA, ruangan Siti Mauliah dan Dian dipisah
"Karena dipisah ruangannya," katanya.
Bahkan saat menunggu atau masuk ke Gedung Puslabfor Polri pun Siti Mauliah sama sekali tidak bertemu ibu bayi tertukar di Bogor.
"Tidak bertemu sama sekali dengan pihak ibu D," kata Rusdy Ridho.
Berikut pengakuan ibu D selengkapnya:
1. Tak mau ada jejak digital
Rupanya Dian memiliki alasan sendiri dari keputusannya untuk tidak diekspose media.
Menurut kuasa hukum Dian, Michael Sigalingging kliennya tak mau memiliki jejak digital.
Ia sangat menjaga privasi demi kebaikan keluarganya.
"Ibu, ayah dan anak juga tidak mau ke depannya kalau ada media kan meninggalkan jejak digital ya, mungkin itu yang membuat klien kami gak mau muncul di media," kata Michael Sigalingging.
2. Bukan menolak tes DNA
Binsar Aritonang membantah kliennya sempat menolak untuk dilakukan tes DNA di Puslabfor Polri, Babakan Madang, Kabupaten Bogor terkait dugaan bayi tertukar dengan Ibu SM.
Pada intinya, kata dia, kliennya itu membutuhkan waktu sebelum menjalani tes DNA ini.
"Dari awal klien kami tidak pernah menyatakan untuk tidak berkenan tes DNA ya, tapi kalau kalian simak, prosedurnya kan kalau kejadian ini cukup heboh dan untuk psikologis pribadi klien kami cukup menunggu waktu yang tepat," kata Binsar Aritonang kepada wartawan di depan Puslabfor Polri, Senin (21/8/2023).
3. Tak merasakan hal aneh
Dari keterangan kliennya, kata Binsar, Ibu D dari awal bersalin sampai bayi dibawa pulang tidak merasakan hal yang aneh.
Sampai akhirny tiba-tiba mendapat laporan terkait adanya dugaan bayi tertukar ini
"Dan untuk seorang ibu yang memberi ASI dari lahir sampai saat ini pun masih cukup syok ya sehingga membutuhkan waktu untuk mencerna kejadiannya apa sih yang terjadi," ujar Binsar Aritonang.
4. Ingin Siti merawat seperti anak sendiri
Saat ini pihak Dian masih harus menunggu hasil tes DNA ini untuk membuktikan dugaan bayi tertukar ini.
Jika hasil tes DNA kliennya non identik, maka baik Ibu D maupun Ibu S sama-sama menjadi korban.
Ibu D melalui BInsar Aritonang meminta Siti merawat anaknya laiknya anak kandung sambil menunggu hasil tes DNA keluar.
"Kami mengimbau juga ya Ibu S dan juga klien kami sampai kita mempunyai fakta yang faktual hasil tes DNA, kita sama-sama merawat bayi ini seperti bayinya sendiri, karena bayi yang ada di klien kami pun dirawat, diberikan kasih sayang, dan masih dianggap anak kandungnya sampai saat ini," kata Binsar Aritonang.
Seperti diketahui, ibu D dan Siti Mauliah serta bayi mereka menjalani tes DNA guna mengungkap fakta kasus bayi tertukar yang terjadi setahun lalu yakni pada 18 Juli 2022.
Sebelumnya, kisah bayi tertukar awalnya diviralkan oleh Siti Mauliah.
Warga Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor itu menceritakan nasib pilunya yakni sang bayi tertukar usai dilahirkan di RS Sentosa setahun lalu.
Siti meyakini anaknya tertukar setelah menjalani tes DNA di bulan Juli 2023.
Lantaran memegang bukti tersebut, Siti pun melaporkan hal tersebut ke pihak RS Sentosa.
Tak mendapat respon yang diinginkan, Siti akhirnya melaporkan kasus bayi tertukar ke Polres Bogor.
Terkait kasus bayi tertukar, Siti memang sudah punya feeling sejak keluar dari rumah sakit.
Siti yang sudah punya empat anak merasa janggal saat menggendong bayi yang diberikan perawat setahun lalu.
Melihat seksama bayi tersebut, Siti heran kenapa bayinya berubah tak seperti bayi yang ia gendong usai melahirkan.
Berbekal perasaan kuat sebagai ibu tersebut, Siti pun sempat protes ke RS Sentosa.
Namun kala itu keluhan Siti tak digubris padahal ia membawa gelang bayi yang menjadi bukti kuat.
Di gelang yang dibawa bayi Siti, nama ibu yang tertera adalah ibu D, bukan Siti.
Dari situlah Siti semakin yakin bahwa bayi yang ia beri nama Muhammad Rangkuti Galuh tersebut bukanlah darah dagingnya.
"Saya juga kurang tahu kenapa hati saya meyakini banget kalau bayi ini bukan bayi saya, terus mendorong saya setahun ini bahwa walaupun saya belum DNA, tetap saya menyangkal, bahwa bayi ini darah daging saya," kata Siti dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan AB+ di kanal official iNews TV, Senin (21/8/2023).
Saat itu Siti sempat ngotot protes ke rumah sakit.
Namun pihak rumah sakit tak mengindahkan keraguan Siti tersebut.
"Dari awal memang saya sudah berupaya untuk berkomunikasi dengan rumah sakit, yang menyatakan keraguan hati saya, tetap rumah sakit enggak merespon atas komenan saya," ujar Siti.
Malah diakui Siti, pihak rumah sakit sempat meminta Siti mengikhlaskan bayi tertukar tersebut.
Namun kala itu pihak rumah sakit hanya mengakui soal gelang tertukar saja.
"Waktu itu apa yang dilakukan pihak rumah sakit?" tanya Abraham.
Pertama dia langsung memohon permintaan maaf ke saya. Cuma hanya ngasih saran ibaratnya mengikhlaskan, emang benar ini cuma ketuker gelang 'ibu kalau ini ketuker gelang, ibu harus mengikhlaskan'. Saya jawab 'oke secara lisan saya bisa ikhlas, tapi hati saya, saya tetap enggak nerima bahwa si bayi ini darah daging saya, masalahnya nanti ke depan si bayi mempertanyakan ke saya'," ungkap Siti.
"Ada upaya dari rumah sakit untuk mengatakan ikhlaskan saja (kasus bayi tertukar)?"" tanya Abraham.
"Betul," kata Siti.
Nasib Perawat RS Sentosa Bogor

Setelah mendapat sanksi berupa surat peringatan (SP) dari RS Sentosa Bogor, perawat yang berjaga saat bayi yang dilahirkan Siti Mauliah lahir pada Juli 2022 silam, juga harus berurusan dengan hukum.
Perawat RS Sentosa Bogor ini sudah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan di Mapolres Bogor.
Ada tujuh perawat yang mengetahui atau menangani kelahiran bayi di Rumah Sakit (RS) Sentosa, Kemang, Kabupaten Bogor yang diperiksa polisi pada Rabu (16/8/2023).
Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako menjelaskan, pemeriksaan saksi dilakukan setelah pihaknya melakukan investigasi internal.
Hasilnya, ada dugaan kelalaian dari pihak perawat.
Setelah itu, polisi kemudian memanggil para perawat rumah sakit ke kantor unit Reskrim Polres Bogor.
"Surat permintaan keterangan dari kepolisian memang sudah dari beberapa hari lalu. Jadi sekarang kita harus hadir supaya peristiwa ini cepat terungkap," ujar Gregg saat ditemui wartawan di depan kantor Reskrim, Rabu.
"(Pemeriksaan) ini baru permintaan keterangan terhadap 7 orang saksi, perawat dan bidan yang langsung terlibat dalam peristiwa hari itu," imbuhnya.
Dia mengatakan, para suster diundang untuk memberikan keterangan atau klarifikasi kejadian yang sesungguhnya.
Pihaknya telah menyiapkan semua dokumen pendukung permintaan keterangan untuk memperjelas kasus bayi tertukar itu.
"Dimintai keterangan terkait peristiwa kejadian yang sesungguhnya. Waktu kejadian melahirkan dan pulang pada saat di rumah sakit setahun yang lalu," ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang didapatkan Gregg, penyidik selanjutnya bakal memanggil pihak lain dari rumah sakit.
Selain itu, polisi juga tengah mendalami perihal adanya kelalaian akibat gelang dobel atau dua gelang atas nama yang sama, yaitu pasien B (penyebutan rumah sakit).
Bayi Siti dan ibu B tertukar karena pemasangan gelang ganda dengan nama yang sama alias gelang dobel.
"(Dugaan kelalaian) itu yang nanti akan didalami kepolisian," terangnya.
Sebagai informasi, kasus bayi tertukar ini dilaporkan setelah hasil tes DNA tidak identik.
Ibu Siti dan bayi tersebut berbeda. Pihak keluarga Siti kemudian melaporkan pihak rumah sakit karena tidak bertanggung jawab atas kasus tersebut.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Beda Firasat dengan Siti Mauliah, Ibu D Tak Merasa Bayinya Tertukar, Ungkap Alasan Mau Tes DNA
Pengakuan Ibu D
bayi tertukar
nasib bayi tertukar di Bogor
Siti Mauliah
RS Sentosa Bogor
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Ingat Dian Ibu Bayi Tertukar di Bogor? Setelah Bayinya Kembali Kini Justru Sedih, Singgung Ketulusan |
![]() |
---|
DALIH Dian soal Penyakit Daanish Usai Diserahkan Padanya, Siti Mauliah Sebut Anak Asuhnya Rindu |
![]() |
---|
KONDISI Memilukan Siti Mauliah usai Bayi Tertukar di Bogor Diserahkan ke Orang Tua Kandung |
![]() |
---|
BEDA Kondisi Bayi Tertukar di Bogor Usai Diserahkan Orangtua Kandung: Daanish Masuk RS, El di Sini |
![]() |
---|
IMBAS Perkara Bayi Tertukar di Bogor Setahun, Siti Mauliah Harus Datangi Psikolog: Kami Terganggu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.