Berita Surabaya

Sosok Kompol Masdawati Saragih : Hati Boleh Lembut Tapi Aturan Tetap Ditegakkan

Perempuan yang identik dengan model rambut pendek itu, kini menjabat sebagai Kapolsek Tenggilis Mejoyo Polrestabes Surabaya.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Titis Jati Permata
tribun jatim/luhur pambudi
Kompol Masdawati Saragih, Kapolsek Tenggilis Mejoyo Polrestabes Surabaya 

Bahkan kalau ada teman yang bandel, entah cewek atau cowok yang mengganggu jalannya permainan, Masdawati kecil tak segan-segan bakal memarahinya.

Tak pelak, kedua orantuanya melihat kegemaran dan karakter Masdawati saat itu sebagai potensi yang harus didukung dan difasilitasi. Saat ia harus ditanya bercita-cita apa ketika dewasa, kelak. Polwan, jawabnya.

“Saya dapat dukungan dari orangtua. Mungkin orangtua melihat saya saat kecil suka tembak-tembakan, seperti laki-laki. Dari kecil saya modelnya seperti laki-laki, suka nembak suka jika ada yang nakal-nakal saya suka marahi. Sejak saya SD senang melihat anggota kepolisian karena memberikan pelayanan masyarakat. Senangnya kalau menangkap-nangkap (pelaku kejahatan) itu lho,” kenangnya.

Karir kepolisian Masdawati dimulai tahun 2000 dengan penempatan tugas di Markas Kepolisian Wilayah Surabaya Timur, sebelum sekarang Polrestabes Surabaya.

Ia tergabung sebagai anggota kepolisian melalui jalur perwira karir, setelah lulus sebagai sarjana hukum Universitas Katolik Santo Thomas.

Masdawati juga melanjutkan ke jenjang magister hukum di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Menjadi Polwan tentu gampang-gampang susah. Terkadang sesekali hatinya harus merasa nelangsa, saat mendapat tugas mendadak dari pimpinan, ditengah momen dirinya berkumpul dengan keluarga atau mengasuh anak.

Boro-boro berlibur atau plesir untuk ‘healing’ ke sejumlah destinasi wisata. Mendapat jatah libur yang tepat bersamaan dengan jadwal libur sekolah anak-anaknya, susahnya minta ampun.

Namun, Masdawati tetap legawa. Namanya juga tuntutan profesi pengabdian dan pengayoman untuk masyarakat.

Tidak ada lagi alasan, selain kata ‘siap laksanakan’ saat pimpinan menugaskan dirinya, sewaktu waktu dan mendadak.

“Ya memang sering mendapatkan panggilan tugas mendadak pada saat kita ada kegiatan bersama keluarga, tiba-tiba ada panggilan dari pimpinan ya memang sudah komitmen, siap kapan saja. Karena sudah tugas, namanya amanah, sehingga saya tidak pernah keberatan. Jadi saya happy menjalankan tugas. Itu motto saya, happy,” tegasnya.

Tugas seorang anggota Polri bukan cuma perkara penanganan penegakkan hukum ataupun pengejaran terhadap pelaku kriminal.

Di tingkat wilayah sektor, sosok Polisi dipaksa mampu menjalankan fungsi tugas pengayoman bak superman atau wonder woman bagi Polwan.

Bayangkan, berbagai insiden dan permasalah di tengah masyarakat, Polisi diharuskan untuk hadir memberikan pendampingan di lokasi kejadian.

Minimal melakukan pemantauan situasi hingga permasalahan tersebut dapat terselesaikan oleh partisipasi mandiri dan aktif dari masyarakat atau perangkat pemimpin kewilayahan setempat.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved