Berita Viral

KECEWANYA Ayah Sultan Rif'at ke Sekda DKI Jakarta hingga Minta Dipertemukan, Bantah Uang Kompensasi

Fatih, ayah Sultan Rif'at kecewa dengan pernyataan Sekda DKi Jakarta yang menuding pihaknya minta kompensasi ke Bali Tower.

Editor: Musahadah
kolase istimewa/kompas.com
Fatih, ayah Sultan Rifat kecewa dengan Sekda DKi Jakarta yang menudingnya meminta kompensasi ke Bali Tower. 

SURYA.co.id - Begini lah kekecewaan ayah Sultan Rif'at Alfatif saat mendengar pernyataan Sekda DKI Jakarta Joko Agus Setyono tentang insiden yang menimpa anaknya. 

Sebelumnya, Joko Agus Setyono menjelaskan kronologi leher Sultan Rif'at Alfatih terjerat kabel melintang di Jalan Pangeran Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan pada 5 Januari 2023.

Menurut Joko, peristiwa itu berawal saat kabel fiber optik milik PT Bali Tower Sentra jatuh tersenggol truk yang ketinggiannya berlebih.

"Ini ada kabel antara dua jalan, tetapi ada truk melebihi tingginya sehingga (kabel) terjatuh," ujar Joko saat Rapat Badan Anggaran di DPRD DKI Jakarta, Kamis (3/8/2023).

"Di belakangnya (truk) itu ada mobil Innova, ketarik sama mobil Innova, lalu di belakang ada motor yang kemudian kena leher (Sultan)," kata Joko.

Baca juga: BIODATA Joko Agus yang Pernyataannya Bikin Kecewa Keluarga Sultan Rifat Korban Jeratan Kabel Optik

Joko mengatakan, PT Bali Tower Sentra juga telah berusaha menemui keluarga Sultan untuk membicarakan kompensasi akibat peristiwa itu.

Namun, pertemuan PT Bali Tower Sentra dan keluarga Sultan tidak menghasilkan kesepakatan.

"Sudah sepakat akan diobati, kemudian begitu diobati ada kompensasi. Saya mendengarkan penjelasannya, ada sekitar Rp 2 miliar atau berapa, terus akhirnya meningkat lagi tidak selesai-selesai," ucap Joko.

Joko mengatakan, terus meningkatnya angka kompensasi yang diminta keluarga diduga karena kasusnya telah mencuat ke publik dan ramai di media sosial.

"Mungkin dengan media sosial itu membuat angka kompensasinya meningkat. Barangkali," ucap Joko.

Pernyataan Sekda DKI Jakarta itu langsung membuat kecewa Fatih, ayah Sultan Rif'at. 

Fatih siap membeberkan secara terperinci perihal permintaan uang kompensasi atas kecelakaan yang menimpa Sultan.

Ia tak ragu untuk menghadap Sekda andai ada pihak yang memfasilitasi pertemuan keduanya.

"Saya sangat kecewa. Mohon difasilitasi untuk bisa bertemu Pak Sekda," singkat Fatih.

Sementara kuasa hukum keluarga Sultan, Tegar Putuhena mengatakan, pernyataan Joko mengenai uang kompensasi merupakan pernyataan sepihak.

Sebab, Sekda tidak meminta keterangan keluarga korban terlebih dulu sebelum membuat pernyataan.

Tegar bahkan menilai Pemprov DKI layaknya juru bicara PT Bali Towerindo Sentra.

"Sekda terlalu buru-buru menyampaikan tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke pihak korban. Dari sini kita bisa lihat keberpihakannya," ujar Tegar saat dihubungi, Sabtu (5/8/2023), melansir dari Kompas.com.

"(Keluarga) tidak pernah sama sekali (meminta uang kompensasi lebih). Itu Sekda kayaknya rangkap jabatan jadi jubirnya Bali Tower deh.

Coba cek rekening dan LHKPN-nya," lanjut dia.

Tegar pun menyayangkan pernyataan Joko yang cenderung berat sebelah.

Pernyataan itu membuat Pemprov DKI terlihat condong berpihak ke PT Bali Towerindo Sentra Ia menilai, Pemprov DKI lebih sayang kepada perusahaan kabel fiber optik dibanding korban.

"Sekda dan mungkin Pemda, sepertinya lebih sayang dengan Bali Tower ketimbang sama Sultan yang celaka," ucap Tegar.

Sementara dalam wawancara dengan kompas.com, Tegar juga menyayangkan sikap PT Bali Towerindo Sentra terhadap kasus kliennya.

Manajemen perusahaan disebut tidak menemui keluarga Sultan secara langsung.

Mereka menggunakan perantara dan langsung menawarkan uang ganti rugi tanpa meminta maaf.

"Bukan soal angka. Jangan gunakan cara-cara preman. Sultan itu anak manusia, bukan anak ayam atau anak kucing," ujar dia ketika dihubungi, Minggu (6/8/2023).

Sultan adalah korban kabel fiber optik milik perusahaan itu.

Lehernya terjerat saat melintas di Jalan Pangeran Antasari pada 5 Januari 2023.

Menurut Tegar, itu bukanlah cara yang tepat untuk memperlakukan sesama manusia, terutama korban kelalaian perusahaan itu.

"Mereka datang, menawarkan sejumlah uang, 'Saya kasih Rp 2 miliar asal kalian diam, enggak usah bicara ke media, ada tuntutan hukum, cerewet ke sana ke sini, ini saya kasih (uang), case closed'. Kira-kira begitu," ucap dia.

Tegar menegaskan, manajemen perusahaan harus menemui Sultan secara langsung.

Soal uang ganti rugi senilai Rp 2 miliar yang ditawarkan PT Bali Towerindo Sentra, Tegar tidak menampik bahwa nominalnya memang besar bagi sebagian orang.

Namun, dari pihak keluarga, mereka telah mengeluarkan biaya sekitar Rp 1,5 miliar sampai saat ini untuk pengobatan Sultan.

Oleh karena itu, pihak keluarga menolaknya.

Tidak ada pula permintaan akan uang senilai Rp 10 miliar kepada perusahaan itu.

"Enggak ada kata kata itu, yang ada pernyataannya begini 'Mau bawa Rp 10 M pun pasti saya tolak kalau caranya begini'." kata Tegar.

Untuk pengobatan ke Paris, Perancis, pun bukanlah permintaan dari pihak keluarga.

Mereka hanya menyampaikan rekomendasi dari tim dokter yang menangani Sultan.

"Cara memperlakukan manusia adalah memanusiakan dia. Datang ke keluarganya, tunjukkan empati, dan cari tahu apa sebenarnya yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi persoalan itu," imbuh dia.

Saat ini, pihak keluarga masih berharap manajemen PT Bali Towerindo Sentra menemui mereka tanpa perantara untuk membicarakan dan menyelesaikan kasus yang menimpa Sultan.

Akibat kecelakaan itu, Sultan kesulitan berkomunikasi.

Ia bahkan tidak bisa berbicara selama hampir tujuh bulan ini.

Sultan juga tak bisa lagi bernapas melalui hidung dan mulut.

Ia harus menggunakan alat bantu pernapasan yang dipasang dari leher.

Sultan juga hanya bisa mengonsumsi cairan.

Akibatnya, berat badannya terus menyusut.

Saat ini, Sultan dirawat inap di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

Penanganan saat ini berfokus pada meningkatkan berat badannya.

Kondisi Terkini Sultan Rif'at

Sultan Rifat, mahasiswa UB yang terjerat kabel optik hingga tak bisa bicara dan bernafas dari hidung.
Sultan Rifat, mahasiswa UB yang terjerat kabel optik hingga tak bisa bicara dan bernafas dari hidung. (kolase istimewa)

Di bagian lain, Sultan Rif;at Alfatih kini menjalani diet khusus untuk menambah berat badannya. 

Diketahui, berat badan Sultan turun drastis imbas lehernya terjerat kabel optik di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, 5 Januari 2023.

"Alhamdulillah, diet yang diberikan bisa ditoleransi dengan baik," kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Pol Hariyanto ketika dihubungi, Minggu (6/8/2023).

Diet khusus diberikan lantaran Sultan malnutrisi imbas kecelakaan itu.

Saat ini, Sultan ditangani oleh tim gabungan dokter spesialis yang terdiri dari puluhan orang berkompeten dari RS Polri Kramatjati, RS Fatmawati, dan RS Cipto Mangunkusumo.

Dalam tim itu, terdapat ahli gizi yang turut andil menangani Sultan. Hariyanto menuturkan, mereka yang akan merencanakan tahapan kenaikan berat badan Sultan.

"Kami tidak bisa memberikan makan sebanyak-banyaknya, lalu besok pagi langsung naik berat badannya. Ada ilmunya dan proses bertahap," jelas dia.

Setelah perbaikan kondisi Sultan secara umum dilakukan dan berat badannya meningkat, pihak rumah sakit akan melakukan pemeriksaan lainnya.

Bisa saja, dari ragam pemeriksaan itu, kondisi Sultan memungkinkan untuk menjalani operasi pada lehernya.

Hariyanto kembali menegaskan, untuk saat ini, para dokter yang terlibat akan berfokus pada berat badan Sultan.

"Yang bersangkutan saat ini dalam kondisi berat badan sangat menurun karena terjadi trauma di saluran napas dan saluran pencernaan," ujar dia.

Sementara itu, Ayah Sultan, Fatih, mengatakan saat ini pihak RS terus memberikan treatment untuk meningkatkan berat badan anaknya.

"Saat ini masih terus dalam observasi untuk meningkatkan berat badannya," kata Fatih saat dikonfirmasi, Minggu (6/8/2023).

Selain itu, sambung Fatih, pihak RS juga melakukan upaya mengembalikan fungsi organ di tubuh Sultan.

"Kemudian sambil observasi masalah pokok di area tenggorokan," ungkap dia.

Adapun kecelakaan yang dialami Sultan terjadi pada 5 Januari 2023 di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan.

Saat itu, Sultan sedang berlibur di sekitar Jakarta. Mahasiswa Universitas Brawijaya itu berpamitan untuk bermain dengan teman-teman SMA-nya.

 "Kronologinya pada 5 Januari 2023 anak saya pamitan mau main sama teman semasa SMA-nya sekitar pukul 22.00 WIB," ucap Fatih.

Sultan dan beberapa temannya mengendarai sepeda motor dari Bintaro menuju Jalan TB Simatupang kemudian berbalik arah ke Jalan Pangeran Antasari.

"Masuk Antasari, dia itu dalam posisi di depan ada mobil SUV, antara Pajero atau Fortuner. Nah si Sultan ada di belakang mobil," ungkap Fatih.

Mobil tersebut berhenti karena terdapat kabel fiber optik yang menjuntai.

Sementara Sultan tidak mengetahui ada kabel tersebut lantaran posisinya berada di belakang mobil SUV.

"Karena kabel fiber optik terbuat dari serat baja, kabelnya jadi tidak putus saat tertarik beberapa meter. Kabel justru berbalik ke arah belakang dan menjepret leher anak saya. Seketika itu juga anak saya langsung terjatuh akibat jeratan kabel," tutur Fatih.

Sultan sempat ditolong teman-teman dan sejumlah pengguna lainnya sebelum dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kondisi Terkini Perbaikan Gizi Sultan yang Berat Badannya Turun Drastis Usai Lehernya Terjerat Kabel Fiber Optik"

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved