Mutilasi di Sleman

SOSOK Waliyin Tersangka Mutilasi Mahasiswa UMY di Sleman: Jarang Pulang Kampung, Tabiatnya Terkuak

Sosok Waliyin alias W (29), salah satu tersangka pembunuh dan mutilasi mahasiswa UMY Redho Tri Agustian, terungkap.

Editor: Musahadah
kolase instagram/tribun jogja
Waliyin, tersangka mutilasi mahasiswa UMY Redho Tri Agustian. 

SURYA.CO.ID - Sosok Waliyin alias W (29), salah satu tersangka pembunuh dan mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Redho Tri Agustian, akhirnya terungkap. 

Waliyin bersama RD (38), temannya warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan memutilasi Redho di tempat kos-nya di Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman pada Selasa (11/7/2023). 

Waliyin dan RD mengenal Rhedo dari sebuah grup komunitas diduga tak wajar di Facebook.

Awalnya, Waliyin mengundang tersangka RD untuk berkunjung ke Yogyakarta dan bertemu dengan korban yang berinisial R (20).

Pertemuan antara kedua tersangka dan korban dilakukan di kamar kos Waliyin yang terletak di Triharjo, Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman.

Baca juga: 4 FAKTA Redho Mahasiswa UMY Korban Mutilasi di Sleman: Nasib Kakak Juga Tragis, Tabiatnya Terungkap

Hingga akhirnya di kos tersebut aksi pembunuhan dan mutilasi dilakukan kedua tersangka.

Lalu, siapa sebenarnya Waliyin

Diketahui Waliyin merupakan warga Dusun Gatak, Desa Sukomulyo, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.

Kepala Desa Sukomulyo, Ahmat Riyadi membenarkan salah satu dari tersangka mutilasi di Sleman merupakan warganya.

"Saya klarifikasi pihak keluarga memang betul. Cuma memang, (tersangka) jarang sekali dia di rumah Gatak Sukomulyo," ungkapnya, Minggu (16/7/2023), dikutip  dari TribunJogja.com.

Ia mengaku tidak mengenal tersangka Waliyin karena yang bersangkutan merantau ke kota lain.

"Jadi tidak menetap, cuma identitas masih warga Sukomulyo."

"Yang di sini orang tuanya (tersangka). Karena tidak tetap, kami juga tidak bisa menjawab berapa lama tersangka merantau di Jogja," lanjutnya.

Informasi yang didapat Tribun Jogja, Waliyin sudah setahun tinggal di kos yang kini dijadikan tempat kejadian perkara (TKP) kasus mutilasi.

Selama berada di Yogyakarta, Waliyin bekerja di sebuah rumah makan.

Tabiat atau kebiasaannya terkuak di akun Instagram Waliyin @ayinrevano.

Pria 29 tahun tersebut sempat berjualan kepiting.

Selain itu, Waliyin juga pernah pergi ke Singapura tapi tidak diketahui tujuannya untuk berlibur atau bekerja.

Waliyin terakhir kali memposting foto di akun Instagramnya pada 9 Mei 2023 saat berada di Magelang.

Pada akun tersebut, Waliyin memiliki 507 pengikut dan 23 postingan.

Kesaksian tetangga kos

Informasi yang dihimpun Tribunjogja.com, tetangga samping kos Waliyin mengaku tidak menemukan kejanggalan saat kejadian.

"Keran air saja kalau dinyalain dari samping pasti terdengar.

"Nah, dari kemarin- kemarin tidak ada (suara gaduh)," kata Reno, tetangga samping indekos pelaku, ditemui Senin (17/7/2023).

Ia mengaku tidak menyangka ketika kamar kos yang persis berada disampingnya ternyata dijadikan lokasi mutilasi.

Sebab, dalam beberapa hari yang lalu tidak ada sesuatu yang janggal.

Tidak ada teriakan, kegaduhan maupun bau yang mencurigakan, semua biasa dan normal.

Reno mengatakan, sepanjang pelaku menempati kamar ujung tersebut, jarang berinteraksi dengan tetangga.

Komunikasi hanya seperlunya saja. Bahkan, kadang berangkat pagi kemudian pulang malam dan langsung masuk kamar.

Komunikasi hanya kadang ketika kebetulan ketemu saat pagi sebelum berangkat kerja.

"Ya pernah ketemu sebelum berangkat kerja. Sempat ngomong kalau kerja di restoran. Tapi saya gak tahu di mana. Cenderung pendiam orangnya. Saya juga gak tau namanya. Saya tahu namanya malah setelah di Polresta," kata Reno.

Saat ini, kamar kos pelaku di Krapyak Triharjo Sleman dalam kondisi tertutup. Garis polisi masih terpasang.

Seperti diberitakan, di kamar kos itu lah Waliyin dan RD melakukan aktivitas kekerasan tak wajar yang mengakibatkan korban meninggal.

Melihat korban meninggal, kedua pelaku panik lalu memutilasi tubuh korban.

Untuk menghilangkan sidik jari, pelaku merebus pergelangan tangan dan kaki korban. 

Setelah dipotong, bagian-bagian tubuh korban kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu membuang pada Rabu (12/7/2023) sore di sejumlah lokasi oleh pelaku menggunakan sepeda motor.

Sejauh ini motif mutilasi di Sleman yang telah diungkap polisi adalah kedua pelaku panik ketika korban  meninggal dunia saat ketiganya melakukan aktivitas tak wajar.

W dan RD panik kemudian memutilasi korban untuk menghilangkan jejak.

Namun polisi masih terus mendalami motif ini jauh lebih dalam.

Polisi mendapatkan bukti bahwa antara korban Redho dan kedua pelaku saling kenal melalui media sosial.

Mereka juga disebutkan berada di sebuah grup medsos, dan terindikasi melakukan aktivitas tak wajar di kamar kos.

Untuk mengungkap kebenaran tersebut polisi akan memeriksa isi ponsel pelaku.

Tim digital forensik Polda DIY sedang mendalami isi percakapan via pesan singkat antara korban mutilasi R atau Redho (20) dengan kedua pelaku yakni W (29) dan RD (38).

Pemeriksaan digital forensik ini untuk mengetahui aktvitas tidak wajar yang dilakukan pelaku dan korban.

Pasalnya mereka diketahui tergabung dalam sebuah komunitas dan sama-sama aktif di grup media sosial komunitas tersebut.

"Kami lakukan pemeriksaan digital forensik pada Hp para pelaku. Di Hp pelaku ada grup WA dan Facebook. Itu sedang kami dalami," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadirkrimum) Polda DIY AKBP Tri Panungko, Rabu (19/7/2023).

Selain itu, pihak kepolisian juga akan memeriksa kondisi psikologis para pelaku. 

Pemeriksaan psikologis melibatkan tim ahli ini diperlukan, sebab pelaku dan korban tergabung dalam sebuah komunitas yang melakukan aktivitas tak wajar.

Sampai saat ini Polisi enggan menyebutkan secara mendetail maksud dari kegiatan tak wajar yang dilakukan baik pelaku maupun korban.

"Kami masih berupaya mengungkap secara gamblang kasus ini. Nanti kami akan melakukan pemeriksaan psikologis untuk mengetahui kondisi kejiwaan terhadap pars pelaku," kata Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi, dikonfirmasi Rabu (19/7/2023).

Selain itu tim penyidik juga masih berupaya mencari beberapa potongan tubuh korban yang masih belum ditemukan.

"Kasus ini agak rumit, jadi kami mohon semua pihak harus bersabar," terang dia.

Keluarga Korban Siapkan Liang Lahat

Redho Tri Agustian (kanan), mahasiswa UMY korban mutilasi di Sleman, Yogyakarta yang dikenal aktif. Berikut fakta-faktanya.
Redho Tri Agustian (kanan), mahasiswa UMY korban mutilasi di Sleman, Yogyakarta yang dikenal aktif. Berikut fakta-faktanya. (kolase istimewa/tribun jogja)

Tatapan mata kosong dengan tubuh yang terlihat lesu, ayahanda dari Redho Tri Agustian yakni Abdullah kini mulai mempersiapkan proses pemakaman untuk puteranya, Kamis (20/7/2023).

Bahkan liang lahad di Tempat Pemakaman Umum Ampui pun sudah disiapkan dirinya, untuk putra bungsunya yang menjadi korban tindak pidana pembunuhan yang ditangani oleh Polda DIY.

"Iya sudah disiapin pemakamannya, pihak masjid juga sudah disiapkan. Jadi ketika jenazah datang langsung disholatkan di Masjid, lalu langsung dikebumikan jam berapa pun itu mau dini hari malam juga siap," ujar Abdullah saat diwawancarai Bangkapos.com.

Kini Abdullah masih terus menunggu terkait kapan kepulangan Jenazah Redho Tri Agustian, mahasiswa Fakultas Hukum yang seharusnya masih menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

"Kami ingin jenazah lebih cepat kembali ke Pangkalpinang, karena semua sudah siap jadi lebih cepat lebih baik," ungkapnya.

Sebelumnya, tangis Yana ibu dari  Redho Tri Agustian pecah dan tak terbendung lagi, setelah mendengar kabar anak bungsunya tersebut diduga menjadi korban pembunuhan, Minggu (16/7/2023).

Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Tunggu Kepulangan Redho Tri Agustian, Keluarga Sudah Siapkan Pemakaman

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved