Berita Viral

Mengenal Balon Helium yang Dikira UFO saat Terbang di Bukit Teletubbies Kawasan Bromo Probolinggo

Berbeda dengan balon yang ditiup, balon helium dapat terbang tinggi ke langit sehingga harus diberi pemberat agar tidak terbang.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
MaxPixel's contributors, Istimewa
Mengenal balon helium yang dikira UFO saat terbang di atas Bukit Teletubbies kawasan Gunung Bromo Probolinggo 

SURYA.CO.ID - Sebuah balon helium terbang di atas Bukit Teletubbies kawasan Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Oleh warganet, balon helium itu dikira UFO atau pesawat alien yang tengah terbang.

Foto balon helium yang terbang tinggi hingga disangka UFO itu pertama kali diunggah di akun Twitter @kabarufo, Selasa (18/7/2023).

Unggahan itu langsung banjir respons dari ribuan warganet.  

Setelah viral, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) membeberkan fakta sebenarnya.

Kepala Resort Tengger Laut Pasir BBTNBTS, Ariyanto mengatakan bila penampakan benda dalam unggahan foto tersebut bukanlah UFO.

Melainkan balon helium yang umum dibeli bocah.

Unggahan foto yang menyebutkan pesawat UFO terbang di atas Bukit Teletubbies, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Unggahan foto yang menyebutkan pesawat UFO terbang di atas Bukit Teletubbies, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. (Istimewa)

"Dapat dipastikan unggahan foto bukan UFO. Tapi balon helium mainan anak-anak yang berbentuk karakter kartun," katanya, Kamis (20/7/2023).

Lantas, apa itu balon helium?

Pengertian Balon Helium

Balon helium merupakan balon yang berisi helium.

Adapun, helium merupakan unsur kimia berbentuk gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.

Helium memiliki sifat ringan sehingga memungkinkan balon untuk melayang dan terbang di udara.

Berbeda dengan balon yang ditiup, balon helium dapat terbang tinggi ke langit sehingga harus diberi pemberat agar tidak terbang.

Hal itu lantaran massa jenis dari gas helium berbeda dengan udara di bumi.

Dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, benda dengan massa jenis atau kerapatan zat yang lebih rendah akan berada di posisi lebih atas daripada benda dengan massa jenis yang lebih berat.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, massa jenis helium adalah 0,1785 gram per liter.

Sedangkan massa jenis udara di bumi adalah 1,225 kilogram per liter

Perbedaan massa jenis inilah alasan mengapa balon helium bisa terbang di udara. 

Hal ini juga berlaku pada balon yang diisi dengan gas hidrogen.

Ilustrasi balon helium berwarna-warni
Ilustrasi balon helium berwarna-warni (MaxPixel's contributors)

Gas hidrogen memiliki massa jenis yang lebih rendah dari gas helium, yaitu 0,0898 gram per liter.

Sehingga balon hidrogen mengapung lebih cepat daripada balon helium.

Kekurangannya adalah gas hidrogen lebih mudah terbakar dan berpontensi menyebabkan ledakan.

Lantas, mengapa balon yang ditiup oleh napas manusia tidak bisa terbang?

Jawabannya adalah karena gas yang dihembuskan napas manusia massa jenisnya lebih berat dari udara.

Hembusan napas manusia sebagian besar adalah gas nitrogen dan karbondioksida.

Mengutip dari How Stuff Works, nitrogen lebih berat dari helium karena memiliki lebih banyak elektron, proton, dan neutron yang membuatnya lebih berat.

Belum lagi, embusan nafas manusia mengandung uap air.

Selain udara hembusan nafas merupakan gas berat, uap air juga menambah massa jenisnya.

Sehingga, hembusan udara manusia lebih berat massa jenisnya daripada udara luar.

Inilah yang memungkinkan balon yang ditiup dengan mulut tidak bisa terbang seperti balon helium.

Ilustrasi balon helium
Ilustrasi balon helium (Groupon)

Bahaya dan Risiko Menerbangkan Balon Gas ke Langit

Dilansir dari Bobo, pada beberapa acara, menerbangkan balon gas dijadikan sebagai simbol.

Namun ternyata, menerbangkan balon gas ke langit ternyata berbahaya bagi lingkungan dan satwa liar. 

1. Termakan oleh Hewan Liar

Berbeda dengan hewan peliharaan di rumah, satwa liar yang hidup di alam bebas mencari makanannya sendiri.

Dalam hal ini, balon udara yang diterbangkan ke langit bisa menjadi ancaman untuk para satwa liar di alam bebas.

Balon gas yang diterbangkan ke langit nantinya bisa jatuh kembali ke bumi, misalnya karena pecah atau tersangkut di pepohonan.

Balon yang jatuh kembali dan sudah tidak terisi udara itu bisa berbahaya untuk satwa liar karena dianggap sebagai makanan.

Selain termakan langsung, balon yang sudah terpotong-potong juga bisa ikut termakan tanpa diketahui.

Bukan hanya di darat, hal ini juga akan berdampak pada satwa yang tinggal di lautan.

2. Mencemari Lingkungan

Balon terbuat dari karet, namun ada juga yang terbuat dari plastik.

Kedua bahan tersebut membutuhkan waktu lama agar dapat terurai secara alami.

Ilustrasi Balon
Ilustrasi Balon (redballoongroup.com)

Balon yang tidak bisa terurai ini akan menjadi sampah.

3. Menjadi Ancaman untuk Hewan

Selain termakan oleh satwa liar, limbah balon ini juga bisa mencelakakan hewan yang hidup di alam liar.

Biasanya, balon yang dilepaskan ke langit dilengkapi dengan tali atau pita agar bisa dipegang.

Jika pita atau tali masih terpasang saat balon jatuh, maka akan membahayakan hewan.

Hewan di alam liar bisa terbelit atau terikat pita dan tali balon.

Selain itu, beberapa hewan kecil bisa masuk ke dalam balon yang sudah mengempis dan tidak biisa keluar.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved