Berita Madiun
SOSOK Janda Muda Ponorogo yang Tewas di Madiun, Baru Cerai Setahun Tanpa Anak, Ini Pekerjaannya
Kasus tewasnya janda muda, Miftachul Barokah (24), di kamar kos Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Rabu sore (5/7/2023), masih
Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Kasus tewasnya janda muda, Miftachul Barokah (24), di kamar kos Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Rabu sore (5/7/2023), masih menjadi misteri.
Hingga kini polisi belum mengungkap penyebab tewasnya janda muda tanpa anak itu.
Sementara hasil temuan di lapangan mengungkap jika wanita asal Desa Kauman, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo itu tewas dalam kondisi tak lazim.
Jasad Miftachul Barokah sudah membusuk saat ditemukan warga.
Salah seorang warga. Hendrik Saputra mengaku awalnya curiga lantaran mencium bau menyengat, di sekitar lokasi kejadian.
Baca juga: 2 Pelaku Pembunuhan di Semanding Ponorogo Tertangkap di Jambi, Motifnya Minta Pekerjaan
"Saat dicari, sumbernya dari sebuah kamar kos. Kami kemudian membuka pintu dengan kunci cadangan karena kamar terkunci," ujarnya.
Begitu pintu sudah dibuka, lanjut dia, korban dalam kondisi sudah membusuk.
Tangan dan kaki diikat di belakang, posisi jenazah sudah dalam kondisi tengkurap.
"Sepertinya korban sudah meninggal tiga hari, keberadaannya tidak kelihatan," katanya.
Di tempat yang sama, Kasat Reskrim Polres Madiun AKP Danang Eko Abrianto, mengungkapkan, dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), diduga jenazah sudah meninggal 2 sampai 3 hari.
"Melihat dari belatung yang ada di mayat tersebut. Diduga korban ini adalah korban pembunuhan," beber Danang.
Dikatakan Danang, korban tewas dalam kondisi kaki dan tangan terikat oleh tali kabel antena tv.
Saat olah TKP polisi membawa barang bukti tas milik korban, helm, serta CCTV aktif.
Dari keterangan saksi yang dihimpun, kata AKP Danang, korban diketahui tinggal kos sendiri. Polisi akan terus menyelidiki hingga pelaku pembunuhan tertangkap.
Lalu, siapa sebenarnya Miftachul Barokah?

Miftachul Barokah ternyata berasal dari Dukuh Kebon, Desa Kadipaten, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo.
Kakak Miftachul Barokah, Ainurrochman mengatakan, terakhir adiknya pulang ke rumah saat Hari Raya Idul Adha.
"Saya dapat informasi adik saya jadi korban pembunuhan kemarin petang, dari aparat penegak hukum. Saya dikirim KTP apakah benar itu adik saya, begitu dilihat dan dicek ternyata benar," ujarnya.
Sontak saja, mendengar kabar tersebut respon keluarga terkejut.
Pasalnya, saat berpamitan, Ainurrrochman menyebut, korban hanya mengatakan pergi untuk urusan bekerja.
"Kalau dulu bilangnya kerja di salon. Selama ini tidak pernah bilang ada hubungan sama siapa," bebernya.
Ainur lalu membeber sifat adiknya yang tertutup.
"Adik saya kalau di rumah sifatnya diam, tertutup, kalau saya tanya mau kemana jawabannya cuma keluar," tutupnya.
Soal domisili Miftachul yang tertulis di KTP Desa Kauman, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Ainur membeberkan alasannya.
Menurutnya, alamat di KTP itu merupakan tempat tinggal adiknya bersama sang suami.
Namun, adiknya telah bercerai dengan suaminya satu tahun silam sehingga kini berstatus janda namun belum mempunyai anak.
"Domisili lama. Kini statusnya janda, belum punya anak," terangnya, saat ditemui di Ruang Instalasi Kedokteran Forensik RSUD Dr Soedono Madiun, Kamis (6/7/2023).
Di tempat yang sama, Ayah Korban Soimun menambahkan, Miftachul merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara.
Soimun membeber pekerjaan korban sebelum akhirnya terbunuh.
"Sebelum bekerja di salon, anak saya merantau di luar daerah di Papua, sama di Kota Surabaya. Sebelumnya biasa biasa saja anak saya itu," tandasnya.
Soimun berharap pembunuh anaknya mendapat hukuman yang berat.
Di bagian lain, Polres Madiun bersama Unit Kedokteran Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kediri, terus mencari penyebab kematian Miftachul.
Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kediri Titik Purwanti, mengatakan, proses otopsi korban berjalan 2 jam.
"Prosesnya berjalan dengan lancar tanpa ada kendala atau hambatan apapun. Tadi kami lihat ada luka memar di kepala korban. Diduga akibat benda tumpul," ujarnya, setelah autopsi di RSUD Dr Soedono, Kamis (6/7/2023).
Sementara KBO Reskrim Polres Madiun Iptu Ngadiman, mengungkapkan, setelah ini pihaknya akan menunggu hasil autopsi lebih lanjut.
"Kami mohon waktu karena menunggu hasil forensik pasca autopsi. Perkembangan lebih lanjut akan kami sampaikan," pungkasnya.
Saat ini jenazah sudah dimasukkan ke dalam peti mati, dan dibawa ke rumah duka di Dukun Kebon, Desa Kadipaten, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo, menggunakan ambulance.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.