INI MOTIF Erman Safar Ungkap Inses Ibu dan Anak di Bukittinggi, Pengakuan Terduga Bingungkan Polisi
Terungkap motif Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mengungkap adanya dugaan hubungan sedarah atau inses ibu dan anak di kotanya.
SURYA.CO.ID - Terungkap motif Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mengungkap adanya dugaan hubungan sedarah atau inses ibu dan anak di kotanya.
Ternyata, sebelum mengungkap dugaan inses, Erman Safar telah mendapat informasi dari lembaga resmi naungan Kementerian Sosial.
Erman Safar mengungkap hal itu di depan publik karena berharap kasus inses ini tidak terjadi lagi di tengah-tengah masyarakatnya.
Hal itu diungkapkan Erman melalui video resmi yang didapatkan TribunPadang.com (grup surya.co.id).
"Awalnya, saya mendapat informasi dari lembaga resmi yang telah memperoleh izin. Ada warga Bukittinggi yang sedang direhabilitasi di tempatnya," kata Erman, Selasa (17/6/2023).
Baca juga: Update Kasus Ibu Inses dengan Anak Kandung Diungkap Erman Safar, Ternyata Infonya dari Lembaga Ini
Erman menyampaikan, pihaknya juga telah mengunjungi lokasi karantina tempat anak yang diduga inses dengan ibu kandungnya itu.
"Dalam kunjungan itu, disampaikan oleh pengelola, diduga ada perbuatan salah satu anak di dalamnya itu melakukan hubungan (inses) dengan ibunya," ungkap Erman.
Mendengar informasi inses itu, Erman mengaku kaget, berharap kasus itu tidak terjadi lagi di tengah-tengah masyarakat, khususnya Kota Bukittinggi.
Seusai mengetahui informasi tersebut, Erman langsung menyampaikannya dalam sebuah sosialisasi di rumah dinas wali kota pada Rabu (21/6/2023).
"Saya sampaikan keadaan dengan bentuk informasi yang sudah kami olah lebih general, tidak menyebut nama," terang pria yang akrab disapa bang wako.
Selepas menyampaikan informasi inses saat sosialisasi, Erman kaget jika ternyata kasus inses itu mulai tersebar luas dan viral di media massa maupun media sosial.
"Lalu kemudian itu viral, itu di luar sepengetahuan kami dan kami tidak pernah meminta wartawan dari awal kita mendapati perbuatan penyimpangan ini untuk diberitakan," pungkas Erman.
Seperti diketahui, Erman mengungkap temuannya tentang inses ibu dan anak saat sosialisasi pencegahan pernikahan anak di Rumah Dinas Wali Kota, Rabu (21/6/2023).
"Ada anak yang sekarang sudah berusia 28 tahun, lagi kita karantina. Anak itu sejak SMA sudah berhubungan badan dengan ibunya," ungkap Erman Safar saat menjadi pembicara di sosialisasi tersebut.
Bahkan, Erman Safar menyampaikan, latar belakang pemuda yang kini sedang di karantina, berada di lingkungan agamis.
"(Pemko Bukittinggi) sedang mengkarantina (pemuda itu), sudah masuk lima bulan berjalan," terang pria yang akrab disapa Bang Wako itu.
Di bagian lain, pemuda 28 tahun di Bukittinggi yang diduga inses dengan ibu kandungnya kini mengalami gangguan jiwa hingga mengidap halusinasi akut.
Fakta itu terungkap, berdasarkan penjelasan Instruktur Penerimaan Wajib Lapor (IPWL) Agam Solid tempat pelaku dikarantina.
Sebagaimana diketahui, pemuda tersebut diketahui sudah bertahun-tahun melakukan inses dengan ibu kandungnya sejak masih duduk di bangku SMA.
Ketua IPWL Agam Solid, Sukendra Madra mengatakan anak laki-laki itu tidak hanya menggauli ibu kandungnya saja. Namun, juga sering berbuat hal yang tak sepatutnya kepada adik perempuannya.
Pemuda itu sedang dikarantina di Instruktur Penerimaan Wajib Lapor (IPWL) Agam Solid.
Sukendra Madra mengatakan, pihaknya telah melakukan karantina kepada pemuda yang inses dengan ibu kandungnya itu, lebih kurang sudah berjalan tujuh bulan.
"Setelah kami assesment atau cek dengan metode-metode khusus, fakta mengejutkan terungkap, bahwa anak ini tak hanya menggauli ibunya saja," ungkapnya Jumat (23/6/2023).
Namun, menurut Sukendra, pemuda tersebut juga turut berbuat hal tak senonoh kepada sang adik. Beruntung, adiknya berani menolak dan pemuda itu tak sampai berbuat lebih jauh.
"Jika saya tanya ke anak itu, dia jawab, bahwa tak enak dengan sang adik. Sebab, sering ditolak dan dimarahi. Makanya lebih mau dengan ibunya saja," tutur Sukendra.
Tindakan anak inses dengan ibunya itu, Sukendra nilai, akibat efek zat adiktif serupa lem dan narkotika.
Sebab, pemuda itu kata Sukendra, sudah dalam kondisi halusinasi akut dan bahkan mengalami gangguan jiwa.
"Akibat lem dan zat-zat berbahaya lainnya ini, selain halusinasi dan gangguan jiwa, anak ini sekarang juga mengalami sakit di bagian fisik, lambungnya juga telah berulah," terang Sukendra.
Lebih lanjut, Sukendra menyampaikan, saraf otak pemuda itu juga sudah mengalami kerusakan akut, perlu ditangani dengan serius.
"Sebisa kami, di IPWL ini kami lakukan pembinaan, mulai mengajari mereka mana yang baik dan buruk. Khusus untuk kasus inses itu, kami lihat penyembuhan jiwanya bakal lama," pungkas Sukendra.
Polisi Belum Bisa Memastikan
Sementara itu, polisi telah mulai melakukan penyidikan terhadap dugaan kasus inses ibu dan anak kandung di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
Penyidikan tersebut telah dimulai sejak Minggu (25/6/2023) lalu, polisi mendatangi lokasi karantina pemuda yang diisukan inses dengan ibu kandungnya itu.
Selanjutnya, polisi juga telah menginterogasi pihak keluarga dan pemuda 28 tahun tersebut.
"Kami telah mulai melakukan penyidikan, bahkan sudah melakukan interogasi kepada pemuda yang dikabarkan inses itu, melibatkan juga pihak terkait hingga psikolog," kata Ps. Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, AKP Fetrizal, Senin (26/6/2023).
Berdasarkan hasil penyidikan sementara itu, menurut Fetrizal, saat pemeriksaan dan diinterogasi, pemuda yang dikabarkan inses dengan ibu kandungnya itu tak bisa memberi keterangan yang jelas.
"Terduga pelaku telah kami interogasi, apakah benar memang ada inses dengan ibu kandungnya. Namun, keterangan yang diberikan berubah-ubah dan tak jelas," terang Fetrizal.
Akibat belum ada keterangan yang pasti, Fetrizal menilai, pihaknya belum bisa menyatakan kebenaran informasi inses di Bukittinggi tersebut, apakah memang terjadi atau tidaknya.
"Orang tuanya juga telah kami interogasi, ibu membantah telah melakukan inses dengan anaknya. Ibunya juga mengakui jika diduga pelaku dalam kondisi mental yang tak baik," tutur Fetrizal.
Fetrizal menyampaikan, pihaknya hingga kini terus berupaya untuk menyelidiki kasus inses di Bukittinggi itu, apakah memang terjadi atau tidak.
Sebelumnya, Polresta Bukittinggi menerima dua laporan dari masyarakat, terkait pencemaran nama baik dan pembohongan publik yang diduga dilakukan oleh Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar.
Laporan tersebut diterima langsung oleh Ps. Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, AKP Fetrizal, Senin (26/6/2023) siang.
"Kami menerima dua laporan pengaduan dari masyarakat, pertama saudari EY (ibu yang diisukan inses dengan anak kandung), kedua dari tokoh adat Kurai V Jorong," kata Fetrizal.
Fetrizal menerangkan, dua laporan tersebut masing-masing menyangkut pencemaran nama baik dan pembohongan publik.
"Laporan telah kami terima, salah satunya dugaan perbuatan inses itu, bahwa pelapor (ibu yang diisukan inses) menyebut informasi itu hoaks," kata Fetrizal kepada awak media, sore ini.
Sebelumnya, EY yang ditemui di Mapolres Bukittinggi mengatakan, tuduhan Wali Kota Bukittinggi Erman Safar itu tidak benar.
"Harusnya sebelum dibeberkan ke publik, ditanyakan dulu ke ibunya. Saya keberatan dengan yang disampaikan wali kota, ini pencemaran nama baik keluarga kami," ungkap EY.
EY berharap isu inses yang melibatkan anaknya itu bisa secepatnya diselesaikan, tujuannya untuk memperbaiki nama baik keluarganya.
"Kami sekeluarga merasa sangat dirugikan, isu itu (inses) kan merusak nama pribadi, pencemaran nama baik, agama, keluarga kami, ekonomi kami," terang EY.
Sementara itu, abang kandung dari pemuda 28 tahun yang diisukan inses itu, turut berkomentar, VA menyatakan bahwa isu keluarga tidak pernah terlibat kasus inses seperti yang viral belakangan ini.
"Kami lapor ke Polresta, supaya kasus ini bisa diperjelas. Karena kami dari pihak keluarga sama sekali tak ada melakukan seperti isu yang kini tengah viral (inses)," tutur VA.
"Kami ingin segera diselesaikan dan dikembalikan nama baik keluarga kami. Kami sekeluarga sangat dirugikan," pungkas VA didampingi sang ibu.
Bersamaan dengan laporan EY, para Niniak Mamak dan Parik Paga Nagari Kurai (PPNK) V Jorong sambangi Polresta Bukittinggi, Senin (26/6/2023).
Diketahui, Parik Paga dalam Nagari adalah unsur dari pemuda di Nagari yang berfungsi di menjaga ketenteraman dan keamanan.
Berdasarkan pantauan TribunPadang.com, terlihat puluhan massa yang datang ke Polresta Bukittinggi.
Mereka semula berkumpul di Lapangan Wirabraja lalu berjalan bersama menuju kantor polisi.
Tampak pula massa yang datang kompak mengenakan pakaian serba hitam. Niniak Mamak dan PPNK V Jorong tiba di Polresta Bukittinggi pada pukul 10.15 WIB tadi.
Massa yang datang ke Polresta Bukittinggi itu, terlihat disambut pula oleh Ps. Kasat Reskrim AKP Fetrizal, sebelum memasuki ruang Restorative Justice.
"Kami dari Ninik Mamak Kurai V jorong, ingin membuat laporan terkait dengan kasus inses dari disampaikan pemimpin kita, Erman Safar (Wali Kota Bukittinggi)," kata Datuak Sampono saat akan memasuki Mapolresta Bukittinggi.
Datuak Sampono menerangkan, pihaknya merasa tersinggung akan pernyataan Erman Safar tentang kasus inses di Kota Bukittinggi yang diduga bohong.
"Oleh karena (informasi bohong) yang disampaikan beliau (Erman Safar), maka kami laporkan secara adat ke Polresta Bukittinggi," terang Datuak Sampono.
Seusai ke Polresta Bukittinggi, Parik Paga Nagari Kurai V Jorong bakal lanjut melaporkan Wali Kota Erman Safar ke DPRD Bukittinggi.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Wako Bukittinggi Buka Suara Soal Kasus Inses, Sebut Tak Pernah Minta Wartawan untuk Beritakan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/wali-kota-bukittingi-mengungkap-alasannya-membongkar-dugaan-inses-ibu-dan-anak-di-wilayahnya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.