SOSOK Aipda H Oknum Polisi yang Ikut Bantu Aksi AKP SW Kuras Harta Tukang Bubur, Ini Perannya

Inilah sosok Aipda H, oknum polisi yang ikut bantu aksi AKP SW kuras harta tukang bubur asal Cirebon, Jawa Barat.

Kolase TribunBengkulu.com/Kompas.com
Kolase Tukang bubur yang ditipu Rp 310 juta (kiri) dan Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Ibrahim Tompo bersama Kapolres Cirebon (kanan). Terungkap sosok Aipda H Oknum Polisi yang Ikut Bantu Aksi AKP SW Kuras Harta Tukang Bubur. 

SURYA.co.id - Inilah sosok Aipda H, oknum polisi yang ikut bantu aksi AKP SW kuras harta tukang bubur asal Cirebon, Jawa Barat.

Diketahui, kasus tukang bubur ditipu polisi hingga Rp 310 juta masih terus bergulir dan ramai jadi sorotan.

Tersangka kasus penipuan ini adalah mantan Kapolsek Mundu AKP SW dan PNS SDM Mabes Polri berinisial NY.

Namun, AKP SW ternyata juga mendapat bantuan dari oknum polisi lain selama menjalankan aksinya.

Dia adalah Aipda H yang menjabat sebagai penyidik Polsek Mundu.

Aipda H menjalani sidang terkait dengan kasus penipuan tehadap tukang bubur asal Kabupaten Cirebon, Wahidin.

Dalam persidangan, Aipda H terbukti melakukan tugas secara tidak profesional dalam menangani laporan penipuan yang disampaikan oleh korban.

Keputusan sidang disiplin, H menjalani penempatan khusus selama 21 hari dan mendapat teguran tertulis.

"Memang ada satu anggota berinisial H kaitannya perkara disiplin.

H dinilai tidak profesional dalam menangani suatu pengaduan.

Keputusan dari sidang disiplin itu adalah surat teguran tertulis dan penempatan di tempat khusus selama 21 hari,” ujar Kasi Propram Polres Cirebon Kota, Iptu Sukirno, Selasa (20/6/2023), melansir dari Kompas.com.

Sementara, kuasa hukum korban, Eka Suryaatmaja, menjelaskan, Aipda H memalsukan tanda tangan Kepala SPK Polsek Mundu dalam laporan yang disampaikan korban pada 2021.

Pemalsuan itu atas perintah dari AKP SW.

"Bapak bisa langsung ke KSPK atas inisial AK. Dalam pengakuan di Paminal Polda Jabar, ini dipalsukan tanda tangannya.

Jadi, ini semua (laporan polisi) adalah pemalsuan untuk ngadem-ngademin Wahidin supaya Wahidin tidak ribut ke mana-mana.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved