KEPILUAN Jemaah Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang Diungkap Eks Pengurus, Banyak yang Depresi
Kepiluan jemaah Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang dibongkar mantan pengurusnya, Ken Setiawan. Banyak yang depresi.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Kepiluan jemaah Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang dibongkar mantan pengurusnya, Ken Setiawan.
Menurut Ken, banyak jemaah Al Zaytun yang menjadi gila karena depresi.
Penyebabnya menurut Ken adalah praktek pemerasan harta jemaah dengan menggunakan ayat Al Quran.
Ken Setiawan menyampaikan, menurut pengalamannya jadi pengurus tahun 2000 - 2002, ponpes tersebut menarik iuran paksa (Inpak) dengan dalil infaq shodaqoh.
Berikut rangkuman faktanya melansir dari Tribun Cirebon dalam artikel 'Mantan Pengurus Bongkar Kejanggalan Ajaran Ponpes Al Zaytun Indramayu, Diduga Ada Pemerasan'.
1. Diminta Infaq menggunakan hal lain
Selain dengan menggunakan uang, Ken Setiawan juga menyebut para jemaah bisa membayar infaq itu dengan hal lain.
Seperti menjual diri, bahkan ada juga yang sampai menjual anak kandung mereka.
"Kamu kan gak punya infaq, nanti saya kasih infaq tapi bayi kamu buat saya," ujar dia menirukan proses pembayaran infaq di Ponpes Al Zaytun Indramayu kepada Tribuncirebon.com seusai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Minggu (18/6/2023).
Baca juga: ASET MEWAH Ponpes Al-Zaytun Disegel Pemkab Indramayu, Panji Gumilang Pernah Memamerkan Depan Kemenag
Lanjut Ken, lebih kejamnya lagi, setelah dijual, orang tuanya bahkan tidak diperbolehkan lagi melihat anak mereka.
2. Banyak Jemaah Depresi
Ken sendiri mengaku tidak bisa membayangkan perasaan orang tersebut karena tindakan yang dilakukan Ponpes Al Zaytun. Tidak sedikit jemaah yang menjadi gila karena depresi.
Tidak hanya itu, ada juga jemaah perempuan yang disebut sampai menjual diri demi infaq yang diminta Ponpes Al Zaytun.
Bahkan ada pula yang sampai rela digilir oleh empat laki-laki hanya untuk memenuhi infaq tersebut.
"Besaran infaq itu tergantung daerahnya, di NII itu ada desa maju dan desa tertinggal, kalau desa maju infaqnya per bulannya sekitar Rp 12 miliar dan kalau desa tertinggal sekitar Rp 5 miliar," ujar dia.
3. Salah Artikan Dalil Al Quran
Ken menyebut, Ponpes Al Zaytun menghalalkan segala macam cara untuk iuran paksa ini dengan dalil ayat Surat Alquran Tadabbur (9:103).
Ia menjelaskan arti dari ayat tersebut adalah "Ambilah zakat dari sebagain harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah Maha mendengar lagi maha mengetahui."
Arti tersebut kemudian disalah artikan. Menurut Ken, oleh Ponpes Al Zaytun mengartikannya dengan menggunakan Fi'il amr atau kata kerja perintah.
Kemudian diyakini oleh jemaah NII hanya dengan mengeluarkan harta kepada Ponpes Al Zaytun, maka seseorang itu dapat membersihkan dirinya dari dosa dan suci kembali seperti bayi yang baru lahir.
Dalam hal ini, Ken mengaku sangat kasian dengan para korbannya, selain diperas harta benda dan dirusak akidahnya, pihak Ponpes Al Zaytun juga merusak masa depan para jemaah.
"Untuk jemaah di Al Zaytun itu memang 80 persen santrinya adalah yang orang tuanya adalah anggota NII dan 20 persen lagi yang korban promosi Al Zaytun," ujar dia.
Nasib Panji Gumilang dan Ponpes Al-Zaytun Dibahas Ratusan Kiai

Sementara itu, ratusan kiai dari berbagai daerah di Jawa Barat (Jabar) dikumpulkan di Gedung Sate, Kota Bandung untuk membahas nasib ponpes Al-Zaytun, hari ini, Senin (19/6/2023).
Para alim ulama ini datang ke Gedung Sate untuk memenuhi undangan Wakil Gubernur (Wagub) Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, membahas polemik Pondok Pesantren Mahad Al-Zaytun di Indramayu.
Seperti diketahui, Ponpes Al-Zaytun yang diduga mengajarkan ajaran menyimpang dari syariat Islam didemo warga.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat, Rafani Achyar bahkan menyebutkan beberapa ajaran Panji Gumilang dinilai menyimpang.
"Contohnya, salam misalnya mengucapkan Assalamualaikum pakai salam Yahudi gitu kan. Terus jangan jauh-jauh pergi ke Mekkah, Indonesia juga tanah suci, nah ujung-ujungnya nanti dia membolehkan haji di sini, itu kan sudah menyimpang itu," kata Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar, Kamis (15/6/2023).
MUI Jawa Barat pun meminta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk menegur Ponpes Al-Zaytun.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jabar menyatakan belum dapat membuat keputusan apapun terkait Al-Zaytun sebelum ada musyawarah dengan pihak ulama dan pimpinan Al-Zaytun.
"Saya berada di dalam keadaan yang belum bisa membuat keputusan pemerintah Provinsi, sebelum ada gerakan permusyawaratan yang akan dilaksanakan pada Senin nanti," ujar Uu pada Jumat (16/6).
Dalam pertemuan ini, Uu bakal mengajak ratusan ulama dari organisasi masyarakat (ormas) keagamaan, pimpinan pondok pesantren hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) membicarakan mengenai Al-Zaytun yang diduga mengajarkan ajaran sesat.
"Jadi, minimal saya akan mengundang 300 kiai di situ ada ormas Islam, Kemenag, MUI, dan pimpinan pondok pesantren, karena tidak semua pimpinan pondok pesantren masuk MUI atau ormas," ucapnya.
Uu pun meminta kepada masyarakat agar bersabar dan tidak melakukan pengerahan masa ke Al-Zaytun.
"Jadi, hentikan gerakan itu, percayakan kepada pemerintah, insyaallah pemerintah akan sebijaksana mungkin sesuai dengan norma yang ada," katanya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.