Berita Viral
SOSOK Dokter Muda yang Rawat Belasan Ribu Pasien di Pulau Terpencil, Sempat Terima Ancaman Kematian
Inilah sosok dokter muda yang memiliki 13 ribu pasien dan ditempatkan di sebuah pulau terpencil.
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Inilah sosok dokter muda yang memiliki 13 ribu pasien dan ditempatkan di sebuah pulau terpencil.
Pengabdian seorang dokter muda berikut ini agaknya patut diacungi jempol.
Bagaimana tidak, pada usianya yang baru 26 tahun, dokter tersebut rela ditugaskan di sebuah pulau terpencil seorang diri dengan merawat 13 ribu pasien.
Baca juga: Dokter Spesialis Ortopedi : Kenali Kasus Kaki Lutut Berbentuk O pada Anak
Dia adalah Alena Yap, dokter muda yang rela ditempatkan di pualu terpencil di Filipina. Tepatnya di Kepulauan Agutaya, Laut Sulu.
Melansir Tribun Trends, Alena Yap menceritakan kisahnya yang harus merawat belasan ribu pasien di pula terpencil itu.
Salah satu cerita yang paling diingat oleh Alena Yap adalah ketika dirinya harus merawat pasien berusia 99 tahun bernama Eleuthra Abus.
Eleuthra Abus mengalami patah tulang pada bagian kaki sejak enam bulan lalu, dan mengalami dislokasi.
“Yang bisa saya lakukan hanya mengatasi rasa sakitnya,” ujar Dr Alena dilansir dari BBC, via kompas.tv, Selasa (13/6/2023).
“Ia membutuhkan plat ditulangnya. Tapi keluarga menolak membawanya ke rumah sakit,” tambahnya.
Putri Abus bukannya tak berperasaan dengan mengeluarkan keputusan itu, tetapi dikarenakan mereka miskin.
Fasilitas rumah sakit terdekat berjarak ratusan kilometer dari kepulauan tersebut.
Bagi 13.000 orang di Pulau Diit, Dr Alena, merupakan satu-satunya dokter.
Berperawakan kurus, memakai kacamata dengan rambut panjang yang diikat, ia kerap menyambut pasiennya dengan senyuman, meski tak banyak usaha yang bisa dilakukan.
Selain Pulau Diit, ia juga mengunjungi pulau lainnya di kepulauan tersebut.
Tapi hanya satu pulau dari kepulauan tersebut yang tak didatanginya.
Itu adalah Pulau Amanpulo, yang dinamai dari resor mewah yang ada di dalamnya, dan kerap dijadikan tempat berlibur Tim Cruise dan Beyonce.
Pada hari yang cerah, resor tersebut bisa dilihat dari Diit, yang hanya sejauh 20km.
Dr Alena tiba di pulau itu sebelum Covid-19, dan kerap mendapatkan ancaman kematian saat ia bersikeras agar warga pulau diisolasi.
Tetapi Covid-19, hanya sedikit dari tantangan yang dihadapinya dari pulau yang kerap terlupakan di Filipina itu.
Ia kerap berjuang melawan penyakit baru maupun lama, dan beberapa tantangan yang diterima dari negaranya sendiri.
Ia mengatakan datang ke Kepulauan Agutaya untuk membuat perubahan nyata, meski hal itu hingga kini masih sulit dilakukannya.

Baca juga: SYOK Pasutri Tahu si Bungsu Bukan Anak Kandung Ayahnya, Ternyata Dokter Salah Sel Sperma saat IVF
Dr Alena, yang merupakan lulusan universitas medis terkenal di Manila, datang ke Kepulauan Agutaya pada Februari 2020.
“Saat saya memulai di sini, saya berusia 26 tahun dan banyak orang yang salah menyangka saya sebagai pelajar. Orang tak ada yang percaya saya dokter,” katanya.
Hanya hitungan sebulan, ia mendapat tantangan ketika virus Corona membuat Filipina harus lockdown.
Pulau itu juga harus dikunci.
“Tahun pertama tak terlalu buruk. Tak ada kasus lokal,” ujarnya.
“Namun pada tahun kedua (2021), itu adalah ketika pemerintah mengizinkan orang-orang untuk kembali ke kampung halamannya. Tiba-tiba ada banyak orang yang kembali sejauh dari Manila,” tambahnya.
Dr Alena pun kemudian bertanggung jawab untuk melakukan karantina di kepulauan tersebut.
“Kerika orang-orang mengetahui mereka harus dikarantina, mereka pun berekasi dengan kekerasan. Saya menerima ancaman kematian. Mereka ingin menembak saya,” ujarnya.
Ia pun mengatakan ada saat di mana ia hanya bisa menangis dengan keadaan saat itu.
Tantangan selanjutnya ketika vaksin Covid-19 sudah mulai ada pada musim panas 2021.
“Kami harus pergi dari rumah ke rumah di setiap desa di pulau,” kata Dr Alena.
“Pulau terjauh nyaris tiga jam lamanya dengan kapal, dan banyak orang yang tak memiliki biaya untuk ke klinik. Jadi mereka tak datang,” tambahnya.
Bukan hanya hal tersebut satu-satunya masalah.
“Ada banyak keragu-raguan, banyak berita palus tentang vaksin yang buruk atau bahwa mereka dapat membunuh orang,” ujarnya.
“Banyak orang mendapatkan berita dari media sosial di sini, dan mereka tak mendapatkan faktanya,” lanjut Dr Alena.
Perjuangannya cukup berhasil, karena pemberian vaksin bisa dikatakan sukses.
Di sepanjang kepulauan hanya delapan orang yang meninggal karena Covid-19.
Meski begitu, Dr Alena menegaskan perjuangannya di kepulauan itu masih jauh dikatakan selesai.
Lihat Harga Token Listrik Rumah Tangga Per Tanggal 1 September 2025, Lengkap Cara Hitungnya |
![]() |
---|
5 Tokoh Penting yang Beri Bantuan Untuk Keluarga Driver Ojol Affan, Ada Pramono hingga Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Mahfud MD Bongkar Gaji DPR: Lebih dari Rp 230 Juta, Bisa Miliaran Rupiah |
![]() |
---|
Tabiat Farel Prayoga Bikin Kagum, Enggan Terima Hadiah Mewah untuk Konten, Pilih Usaha Beli Sendiri |
![]() |
---|
Sosok Pengemudi Rantis Brimob yang Resmi Tersangka Kasus Kematian Driver Ojol Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.