KKB Papua Cuma 1 Persen, Ucapan Penyemangat Jenderal Dudung Untuk Pasukan Yonif Tombak Sakti

Jenderal Dudung Abdurachman memberikan ucapan penyemangat untuk prajuritnya yang akan bertugas di Papua. Sebut KKB Papua cuma 1 persen.

Dispenad
KASAD Jenderal Dudung Abdurachman. Ia memberikan ucapan penyemangat untuk prajuritnya yang akan bertugas di Papua. Sebut KKB Papua cuma 1 persen. 

SURYA.co.id - KASAD Jenderal Dudung Abdurachman memberikan ucapan penyemangat untuk prajuritnya yang akan bertugas di Papua.

Ia menegaskan masyarakat Papua cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan cuma satu persen KKB Papua yang berlaku jahat.

"Masyarakat Papua 99,99 persen itu cinta NKRI, selebihnya satu persen itulah KKB yang berlaku jahat kepada masyarakat maupun TNI-Polri," kata Dudung, melansir dari ANTARA, Minggu (11/6/2023).

Hal itu ditegaskan Dudung usai Pemeriksaan Kesiapan Operasi (Riksiapops) Batalyon Infanteri 122/Tombak Sakti di Desa Marihat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Dudung mengatakan sejak awal dirinya menjabat sebagai Kasad, pihaknya selalu menerapkan setiap prajurit Batalyon yang akan berangkat menjalankan tugas mempersiapkan dirinya masing-masing.

"Saya cek kesiapan perlengkapan, dan kesiapan personil.

Saya lihat dulu kesiapan-kesiapannya, jangan sampai prajurit menderita karena kekurangan materiil, termasuk kesiapan melaksanakan operasi," ungkapnya.

"Sejauh ini, mereka sudah siap melaksanakan tugas di sekitar Jayapura, Papua," ucap kasad kepada sejumlah media di Batalyon Infanteri 122/TS yang akan berangkat penugasan satgas pamtas statis RI-PNG sektor Utara Papua di Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (8/6).

Kasad juga berpesan kepada para istri prajurit maupun personil selalu mendoakan personil yang terpilih menerima amanah negara dalam menjalankan tugas mulia.

Kunjungan ke Batalyon Infanteri 122/Tombak Sakti merupakan yang perdana dilakukan Kasad Jenderal TNI Dudung Abdrucahman bersama Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Rahma didampingi Asops Kasad Mayjen TNI Dian Sundiana.

Kasad Jenderal TNI Dudung Abdrucahman sebelumnya juga melakukan penutupan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-116/2023 serentak di Kodim 0204/Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Pangdam I/BB Mayjen TNI A Daniel Chardin saat itu mendampingi kunjungan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin meninjau areal pertanian hidroponik modern Batamindo Green Farm di Southlink Tiban, Batam, Kepulauan Riau.

"Agar tugas mulai Pamtas RI-PNG berjalan dengan lancar dan selamat di medan operasi," pesan Kasad Dudung.

Anggota DPR Ungkap Permintaan Tegas

Sementara itu, ulah KKB Papua yang menyebabkan prajurit TNI berguguran membuat Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno geram.

Dave menegaskan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI harus menjelaskan ke dunia internasional terkait KKB Papua.

Menurutnya, KKB Papua adalah organisasi separatis dan teroris.

Sehingga, upaya untuk menyampaikan kepada dunia internasional penting dilakukan supaya tidak timbul kesalahpahaman.

Ia juga meminta agar pemerintah tak kalah di media sosial.

“Terlepas dari penamaan dari pemerintah (tentang) kelompok kriminal bersenjata, mereka itu (KKB Papua) lakukan separatis dan teroris.

Jangan sampai kita kalah di media sosial oleh para separatis Papua. Sehingga terus-terus berbentuk opini bahwa TNI di sana adalah menindak, menindas hak asasi manusia.

Sementara prajurit kita terus-menerus berguguran,” ungkap Dave dalam Rapat Kerja Komisi I dengan Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, melansir dari dpr.go.id.

Sebab, Politisi Fraksi Golkar itu menilai jika opini tersebut dibiarkan tanpa ditangani secara tepat, maka akan berpotensi mengikis kedaulatan bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, dirinya ingin Kemenlu mengambil langkah-langkah yang signifikan untuk mencegah dunia internasional salah persepsi mengenai Indonesia.

“Nah, ini ya bagaimana langkah-langkah dari Kemenlu sendiri untuk terus meyakinkan dunia internasional bahwa kita ini melakukan penegakan hukum kepada mereka yang melawan terhadap kedaulatan NKRI,” imbuhnya.

Turut mengaminkan, Anggota Komisi I DPR Sjarifuddin Hasan meminta ketegasan dari Kemenlu untuk menyuarakan dalam forum internasional bahwa sikap dan tindakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia bertujuan untuk melindungi kedaulatan Indonesia.

Hal ini penting agar Indonesia memperoleh dukungan penuh untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tanah air.

“Yang terjadi adalah pembunuhan yang terjadi setiap saat, (entah) apakah itu terjadi pada rakyat ataupun TNI, Polri, bahkan orang asli sekalipun. (kejadian ini) sering dipertanyakan, jika  aparat kita bertindak tegas maka akan timbul suara-suara tentang HAM.

Sebaliknya kalau dibiarkan, yang terjadi seperti saat ini (pembunuhan),” tandas politisi Fraksi Partai Demokrat itu.

Cara Halus Anggota DPR Bujuk KKB Papua

Sementara itu, Anggota DPR Papua Laurenzus Kadepa menggunakan cara halus untuk membujuk KKB Papua penyandera pilot susi air.

Laurenzus mengajak KKB Papua menunjukkan pada dunia bahwa mereka tak sejahat itu.

Hal ini bertujuan agar KKB Papua sadar dan membebaskan pilot tersebut.

"Mari tunjukkan kepada dunia kalau TPNPB-OPM tidak sejahat itu, seperti tuduhan berbagai pihak selama ini," kata Laurenzus, melansir dari Tribun Papua, Senin (5/6/2023).

Laurenzus juga meminta pemerintah, termasuk TNI dan Polri, untuk melakukan pendekatan keamanan secara proporsional dan terukur dalam upaya-upaya pembebasan Captain Philip dan penanganan situasi di Papua.

Pentingnya keterlibatan pemerintah daerah, sipil, Gereja, adat, Komnas HAM dan berbagai pihak dalam upaya pembebasan Captain Philip.

"Kami khawatir ancaman penembakan yang disampaikan TPNPB-OPM Nduga justru menjadi provokasi sekaligus legitimasi untuk memperbesar pendekatan keamanan di Papua," ujarnya.

Untuk itu, dia berharap agar kelompok Egianus Kogoya tidak melakukan tindakan yang berlebihan dan bisa menghargai hak hidup dari Philip Mark Mehrtens.

Sebelumnya, diketahui bahwa Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya bakal menembak pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens.

Hal tersebut dikatakan Sebby dalam video singkat yang diterima Tribun-Papua.com, Sabtu (27/5/2023).

Dalam video tersebut, Egianus Kogoya memberi waktu kepada Indonesia agar dapat memenuhi keinginan pihaknya.

Keinginan Egianus Kogoya adalah bernegosiasi terkait pembebasan sang pilot yang selama ini disandera olehnya.

"Kalau tidak ada pembicaraan, maka kami akan tembak Pilot," tegas Egianus dalam video tersebut.

Video yang berdurasi 1 menit lebih 11 detik itu, pilot Philips juga berbicara bahwa separatis menginginkan negara selain Indonesia untuk terlibat dalam dialog tentang kemerdekaan Papua.

"Negara yang lain, jika tidak bicara dengan Indonesia dalam waktu dua bulan, mereka akan tembak saya," kata Philips dalam video tersebut.

Lebih lanjut Captain Phillip mengatakan, jika itu tidak terjadi dalam dua bulan maka mereka (KKB) mengatakan akan menembak dirinya.

Adapun Philips Mark Methrtens telah disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), kelompok Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu di hutan Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan hingga saat ini.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved