Berita Kediri

Monumen Simpang Lima Gumul Jadi Salah Satu Wisata Ikonik di Kabupaten Kediri

Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) kini menjadi wisata ikonik Kabupaten Kediri.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
nuraini faiq/surya.co.id
Pengunjung saat memadati areal sekeliling monumen Simpang Lima Gumul (SLG) di Dusun Gumul, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Sabtu (3/6/2023) malam. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) kini menjadi wisata ikonik Kabupaten Kediri.

Destinasi wisata dengan konsep areal terbuka, taman indah, akses mudah, dan lay out mewah, hingga areal parkir luas, menjadikan wisata ini menjadi jujugan warga.

Tidak hanya warga lokal Kediri, tapi juga banyak dari luar kota. 

Pengunjung dan warga akan betah berlama-lama di SLG yang sekilas mirip seperti Arc de Triomphe yang berada di Paris Perancis.

Pengunjung akan dimanjakan rumput hijau yang mengitari monumen.

Dengan nyaman, pengunjung bisa duduk-duduk di rumput, bersantai berlama-lama, bercengkrama dengan nyaman.

Melihat langit lepas dan sesekali melihat kendaraan lalu lalan mengitari Simpang Lima Gumul Kediri ini. 

Spot foto pun makin menambah daya tarik SLG.

Kalau malam, monumen ini bermandikan cahaya cantik.

Semua akan berebut foto bersama keluarga dengan berlayar monumen.

Tulisan 'Kediri Berbudaya' melengkapi wisata ikonik ini.

Lokasinya hanya berjarak tempuh 10 menit dari pusat Kota Kediri.

Saban hari, wisata SLG selalu dibanjiri warga, seperti yang terlihat pada Sabtu (3/5/2023) malam.

Ribuan warga memadati wisata ikonik SLG tersebut. 

Mereka nyaman karena tak ada PKL.

Kalau mau kuliner ada di sisi lain monumen.

Hanya ada pusat oleh oleh di dalam monumen.

"Suasananya enak untuk bercengkrama santai berlama-lama. Anak-anak bisa berlarian. Bersih dan nyaman karena tak ada PKL. Bisa bawa makan sendiri," kesan Tatik, salah satu pengunjung. 

15 Tahun Lalu 
Sebelum berupa jalan lebar dan mulus, lokasi SLG di Desa Tugurejo tersebut berupa jalan Proliman (simpang lima) yang kecil dan menghubungkan desa-desa di lima wilayah kecamatan.

Kemudian pada 2003 dimulai pengerjaan.

Waktu itu, Bupati Sutrisno ingin membuat kota baru di areal persawahan di Proliman.

Proses berjalan hingga proliman di Dusun Gumul ini disulap menjadi SLG.

Tidak hanya tempat wisata, juga sebagai pusat ekonomi baru. 

Pada 2008, monumen SLG mirip Paris dengan tinggi monumen 25 meter itu sempurna dibangun dengan akses jalan lebar dan mulus.

Hotel juga berdiri di areal ini Banyak kuliner di sekitar SLG memberikan nilai tambah destinasi ini.

Tidak jauh dari SLG banyak resto dan kuliner lengkap.

Belum lengkap kalau ke Kediri kalau tidak ke SLG.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved