4 FAKTA Pabrik Ekstasi Jaringan Internasional di Semarang: Suara Mesin Dikira Hantu, Ada Ruang Kedap

Inilah fakta-fakta rumah warna biru di Jalan Kauman Barat 5 nomor V-10,  Palebon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang yang menjadi pabrik pembuatan ek

Editor: Musahadah
kolase tribun jateng
Pabrik ekstasi di Semarang yang diduga milik jaringan narkoba internasional. Berikut dua penghuninya. 

SURYA.CO.ID - Inilah fakta-fakta rumah warna biru di Jalan Kauman Barat 5 nomor V-10,  Palebon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang yang menjadi pabrik pembuatan ekstasi internasional. 

Rumah tersebut  digerebek polisi pada Kamis (1/6/2023) pukul 18.30 WIB dan hingga Jumat masih ramai dikerubungi warga. 

Polisi menangkap dua pria di rumah biru pabrik ekstasi tersebut, yakni MR (28) dan ARD (24).

MR warga Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, berperan sebagai koki.

Sementara ARD (24) warga Warkas, Tanjungpriok, Jakarta Utara sebagai pencetak ekstasi.

Baca juga: GAWAT 30 Persen Siswa SMP Tulungagung Sudah Terpapar Zat Adiktif, Berpotensi Terjebak Narkoba

Pengamatan Tribun Jateng (grup surya.co.id) di lokasi,  Wakapolda Jateng Brigjen Abioso Seno yang mengecek ke dalam rumah.

Di rumah tersebut, ditemukan barang bukti pil inex 9.517 butir. Ribuan pil jenis lain. Mesin cetak dan bahan-bahan lainnya. 

Kasus penggrebekan tersebut merupakan pengembangan polisi yang disinyalir jaringan internasional.

Berikut fakta-faktanya: 

1. Penghuni seperti sakau

Sebelum digerebek polisi, warga sempat curiga dengan penghuni rumah yang baru seminggu menetap. 

Kecurigaan warga bermula saat salah satu penghuni rumah sakau lalu meminta adzan di Masjid sekitar.

Ketua RW 8, Palebon, Susilo mengatakan, seorang penghuni rumah tersebut pergi ke masjid.

Pria penghuni rumah tersebut diduga sakau lantaran bertingkah aneh. Tak hanya itu, ia meminta pula ingin adzan.

 "Kami bingung loh itu siapa. Soalnya tidak ada yang kenal. Ternyata warga baru," jelasnya. 

Penghuni di rumah produksi narkotika itu tidak pernah berinteraksi dengan warga.

Pintu rumah juga selalu ditutup rapat dan penghuni jarang  menampakan diri.

"Pernah sekali keluar ngambil makanan dari ojek online tapi waktu cuek mau disapa sudah masuk duluan," bebernya.

2. Warga dengar suara aneh

Selain penghuninya misterius, warga juga seringkali mendengar suara aneh dari dalam rumah.

Mereka mengira suara aneh saat malam hari itu suara hantu.

Maklum rumah tersebut berada di tengah permukiman warga.

 "Kata warga seperti suara hantu, tapi mungkin itu suara mesin pembuat obatnya," ucap Ketua RW 8 Palebon, Susilo.

Rumah tersebut disewa oleh seseorang dari pemilik rumah atas nama Kemal sejak April 2023.

Pemilik rumah belum dapat diminta keterangan polisi lantaran masih liburan di Bali sehingga polisi tidak tahu nilai kontrak rumah tersebut dan keterangan lainnya.

"Pemilik rumah memang beli rumah untuk disewakan, lalu ditawarkan melalui jasa agen properti,  orangnya masih di Bali," sambung Abi.

3. Ada ruang kedap udara

Rumah biru pabrik ekstasi itu ternyata memiliki satu ruang kedap udara.

Ruangan itu berukuran sekira 5 meter kali 5 meter yang berada paling belakang di rumah tersebut.

Pengamatan Tribun, tampak bahan-bahan pembuatan ekstasi berada di rumah tersebut seperti meth cair, gelatin, avical, tepung Cina dan lainnya.

Ditemukan pula peralatan seperti alat pres, alat timbang San sebagainya.

Alat-alat tersebut didatangkan langsung dari Cina melalui jasa ekspedisi.

"Iya, ada satu ruangan yang dilengkapi kedap udara supaya aktivitas mereka tidak dicurigai warga," jelas Wakapolda Jateng Brigjen Abioso Seno saat konferensi pers di lokasi kejadian, Jumat (2/6/2023).

4. Penghuni klaim baru belajar buat ekstasi 

MR (28) alias Muhammad dan ARD (24) alias Dani hanya bisa tertunduk pasrah saat konferensi pers pengungkapan pabrik esktasi di Palebon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.

Mereka berdua memiliki peran masing-masing, Muhammad sebagai koki dan Dani sebagai pencetak hasil racikan Muhammad.

Pengakuan mereka, produksi dilakukan belum lama sehingga sempat belum menjual.

Di samping itu , mereka juga baru belajar memasak narkoba jenis ekstasi.

"Belum bisa meracik, kadang jadi kadang tidak," kata Muhammad kepada Tribunjateng.com,di lokasi kejadian, Jumat (2/6/2023).

Ia mengaku, meracik di ruang belakang rumah yang disewa oleh seseorang bernama Kapten.

Pertemuannya dengan Kapten dilakukan di Simpang Lima, Jumat, 19 Mei 2023. 

Begitupun saat meracik hanya berdasarkan instruksi seseorang.

"Baru belajar banyak gagalnya, gagal saat bentuk tablet sering hancur," ucapnya.

Terkait upah bekerja di pabrik ekstasi, Muhammad dan Dani tampak seperti menutup-nutupi.

Mereka ketika dikonfirmasi memberikan jawaban tak jelas.

"Baru dikasih Rp1 juta untuk uang makan. Belum ada pembicaraan itu (gaji)," jelas warga Tanjungpriok, Jakarta Utara itu.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Inilah Sosok Koki dan Tukang Cetak di Pabrik Ekstasi Semarang, Mengingatkan Pada Serial Breaking Bad

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved