Berita Lamongan

485 Sapi di Lamongan Terungkap Suspek LSD, Disnakeswan Bergerak Cepat Agar Konsumsi Idul Adha Aman

Serangan LSD pada 485 ekor sapi itu menjadi tantangan baru bagi peternak setelah berkutat melawan PMK tahun lalu.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
Kondisi sapi yang terjangkit penyakit LSD di Lamongan, Senin (29/5/2023). 


SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Hari Raya Kurban atau Idul Adha yang dijadwalkan jatuh pada 28-29 Juni 2023, akan kembali menjadi momen rezeki bagi para peternak di Lamongan. Tetapi sebulan menjelang Idul Adha itu pula, mendadak gejala lumpy skin disease (LSD) menyerang ternak sapi, bahkan jumlahnya mencapai ratusan ekor.

Serangan LSD pada 485 ekor sapi itu menjadi tantangan baru bagi peternak setelah berkutat melawan penyakit mulut dan kuku (PMK) tahun lalu. Data yang didapat dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan, hingga 28 Mei 2023 tercatat ada 485 suspek LSD tersebar di 22 Kecamatan.

Menurut Sekretaris Disnakeswan Lamongan, drh Rahendra, LSD yang menjangkiti ratusan ekor sapi itu sudah dideteksi dan 317 ekor di antara sudah sembuh. Sedangkan yang masih dalam perawatan untuk proses penyembuhan ada 151 ekor. " Yang mati sebanyak 6 ekor, " ungkap Rahendra saat dikonfirmasi SURYA, Senin (29/5/2023).

LSD pada sapi ini ditandai dengan kulit berbintik-bintik mirip benjolan yang menyerang sekujur tubuh bahkan mulai meluas. Penyakit ini diketahui sejak Maret 2023 lalu meski saat itu belum bisa dipastikan LSD karena proses menunggu hasil pemeriksaan.

Meski begitu pihaknya telah mengupayakan pencegahan penularan dan pengobatan pada sapi yang terjangkit penyakit kulit. "Karantina, penyemprotan desinfektan, pengendalian vektornya, serta menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar, " paparnya.

Disnakeswan juga telah melakukan tindakan cepat. Petugas sudah mengambil sampel darah dan juga sampel kerokan dari benjolan atau bentol-bentol di badan sapi untuk memastikannya.

Dan diketahui hingga 28 Mei kemarin ada 485 ekor sapi masuk suspek LSD. " Dan Alhamdulillah berhasil disembuhkan 317 ekor. Sedang 151 ekor proses penyembuhan, " katanya.

Rahendra optimistis 151 sapi itu akan disembuhkan. Peternak juga diharapkan patuh mengikuti petunjuk petugas Disnakeswan, sementara paramedis dari Disnakeswan juga bergerak sesuai SOP untuk penanganan sapi yang terserang LSD.

Rahendra mengimbau para peternak untuk tetap memperhatikan kebersihan kandang dan memisahkan sapi yang sakit dengan yang sehat untuk sementara. Disnakeswan menerjunkan petugas secara intens untuk memantau dan melakukan ikhtiar mengobati sapi-sapi yang terserang penyakit.

Ditanya persiapan Idul Adha, Disnakeswan sudah melakukan vaksinasi di 4 kecamatan di antaranya di Kecamatan Mantup, Tikung, Paciran dan Babat. Total ada 1.158 ekor sapi yang sudah divaksin untuk persiapan kurban.

Dikatakan, masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir untuk kepentingan hewan kurban. Disnakeswan sudah menetapkan SOP yang harus dikantongi oleh pengirim sapi yakni surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

Sedang penerbitan SKKH juga sangat ketat, yaitu di mana selama 14 hari di kandang tidak ada gejala penyakit apa pun. "Kalau 14 hari di kandang zero penyakit, baru bisa mendapatkan SKKH, " tandasnya.

Peternak juga tidak akan berani mencampur antara sapi yang terjangkit penyakit dengan sapi yang sehat. "Kalau dicampur, resiko pada sapi yang sehat akan tertular. Dan yang sakit jelas tidak bisa dijual karena tidak mengantongi SKKH.

Rahendra membeberkan, sapi yang terserang LSD sangat mudah dikenali. Yakni ada bentol-bentol dan kondisi sapi sangat kurus. "Kentara dan sangat mudah dikenali. Sapi-sapi yang terserang penyakit kulit berupa benjolan-benjolan hampir di sekujur tubuh mengakibatkan luka dan kurus," jelasnya. ****

 

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved