Ibadah Haji 2023

Jamin Keamanan Makanan dan Hunian Jamaah Haji, Kemenkes RI Kirim Tim Pengawasan ke Arab Saudi

Kedua, uji secara kimia untuk mendeteksi adanya kandungan formaldehyde dalam makanan yang dapat membahayakan konsumen.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Deddy Humana
surya/galih lintartika
Aktifitas dapur katering yang menyiapkan makanan untuk jamaah haji Indonesia di Madinah, Arab Saudi. 

SURYA.CO.ID, MADINAH - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjamin pemondokan dan makanan untuk jamaah haji sudah memenuhi syarat kesehatan. Untuk menjamin itu, Kemenkes mengirimkan tim sanitasi dan pengawasan makanan pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriyah.

“Kami berupaya mendekatkan jamaah haji pada pelayanan yang sifatnya tidak hanya kuratif dan rehabilitatif, namun juga yang sifatnya preventif. Harapannya, jamaah haji kita sehat dan dapat beribadah dengan lancar,” ungkap Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo, Minggu (28/5/2023).

Laporan Wartawan SURYA, Galih Lintartika dari Arab Saudi, tim sanitasi dan pengawasan makanan bertugas melakukan inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) baik di katering maupun pemondokan jamaah haji. Inspeksi kesehatan ini merupakan upaya preventif atau pencegahan penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan.

IKL berupa pengamatan dan pemeriksaan langsung terhadap media lingkungan meliputi standar suhu, udara, pencahayaan ruangan, kebersihan lingkungan, dan pengolahan limbah.

Pemondokan jamaah haji diperiksa dari segi bangunan dan fasilitas pemondokan, pencahayaan dan ventilasi, penyediaan air bersih, air limbah dan tempat sampah, toilet, serta pengendalian vektor.

“Seluruh hotel kami periksa dengan mengambil beberapa sampel kamar jamaah. Temuan dari inspeksi akan kami laporkan kepada pimpinan penyelenggaraan haji untuk dievaluasi," kata Liliek.

Selain tempat tinggal, pengawasan terhadap makanan yang dikonsumsi jamaah haji juga sangat penting. Jika penyediaan makanan tidak diperhatikan dengan baik, maka bisa membuat jamaah haji beresiko mengalami gangguan kesehatan.

Pengawasan makanan jamaah haji dilaksanakan untuk memastikan makanan yang didistribusikan laik dikonsumsi. Sampel makanan yang akan dikonsumsi jamaah haji akan dilakukan beberapa uji yaitu pertama uji organoleptik yang meliputi pengujian rasa, bau, tekstur, dan warna.

Dengan uji ini akan dipastikan mutu makanan melalui penerimaan indra atau uji sensori. Dalam pengujian ini dapat mendeteksi risiko kerusakan makanan, sehingga bisa dihindari sebelum dikonsumsi oleh jamaah haji.

Kedua, uji secara kimia untuk mendeteksi adanya kandungan formaldehyde dalam makanan yang dapat membahayakan konsumen. Selanjutnya dilakukan juga pengukuran asam-basa.

Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, tim ini juga membentuk bank sample. Dengan bank sampel, sampel makanan dimungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium ulang.

Selain pada sampel makanan, dilakukan inspeksi kesehatan lingkungan pada penyedia katering. Pengawasan dilakukan sejak penerimaan bahan baku, bahan baku disimpan, pengolahan bahan makanan, penyimpanan makanan, hingga distribusi apakah sudah sesuai dengan standar apa tidak.

“Selain rasa makanan, kebersihan dan keamanan kandungan dari makanan tersebut juga sangat penting. Oleh karenanya kami melakukan pengawasan mulai dari penyiapan makanan hingga distribusi," tutupnya. ******

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved