Pemerataan Akses Pendidikan, PPDB untuk SMP Negeri dan Swasta di Surabaya Digelar Bersamaan

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Dinas Pendidikan (Disdik) segera menyiapkan teknis baru pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMP tahun ini. Rencananya, PPDB SMP Negeri dan swasta akan dibuka bersamaan dalam satu website.

Menurut Kepala Disdik Surabaya, Yusuf Masruh, terobosan ini diharapkan dapat mempermudah calon peserta didik baru (CPDB) memilih sekolah idamannya. Menurutnya, lembaga pendidikan swasta juga memiliki kualitas unggulan yang tidak kalah dengan sekolah negeri.

Rencananya, akses PPDB untuk SMP swasta bisa melalui jalur ppdb.surabaya.go.id. "PPDB SMP tahun ini kami juga menggandeng SMP swasta. Nantinya kami buka bersamaan dalam website," kata Yusuf di Surabaya, Jumat (19/5/2023).

Sehingga, CPDB mulai saat ini mulai bisa menimbang untuk memilih lembaga pendidikan mana yang akan disasar. "Kami tampilkan lokasi SMP Swasta di Kota Surabaya. Ini untuk pemerataan akses pendidikan,” katanya.

Koordinator MKKS SMP Swasta, Erwin Darmogo mengaku sudah menyepakati mengenai pelaksanaan PPDB jenjang SMP di Kota Surabaya. Web PPDB SMP milik Disdik bukan hanya untuk SMPN, tetapi juga SMP swasta.

Erwin menegaskan, sekolah swasta juga menyiapkan alokasi bangku bagi siswa dari jalur afirmasi keluarga miskin atau pramiskin. Sekalipun jumlah di tiap sekolah berbeda sesuai dengan kebijakan masing-masing sekolah/yayasan.

"Saat ini kami sedang mendata SMP swasta mana yang ikut PPDB ini. Sebab, nantinya kami membuka jalur reguler dan jalur afirmasi keluarga miskin atau pramiskin. Wali murid harus memastikan kuota masing-masing di SMP swasta,” ujar Erwin.

Untuk sekolah negeri, disdik sebenarnya telah menyiapkan sejumlah jalur PPDB yang diambil CPDB. Di antara yang terbaru adalah sistem zonasi yang kini terbagi dalam dua jalur.

Yusuf mengungkapkan, pada zonasi jenjang SMP Negeri diberi kuota sebesar 50 persen dari total daya tampung. Dari jumlah tersebut, masih akan dibagi zonasi 1 dengan kuota 35 persen dan zonasi 2 dengan kuota 15 persen.

Zonasi 1 diperuntukkan bagi CPDB yang bertempat tinggal satu kelurahan (terdekat) dengan sekolah. Zonasi 2 diperuntukkan bagi CPDB yang bertempat tinggal di luar kelurahan lokasi sekolah, namun masih dalam satu kecamatan.

Mekanisme seleksi tetap mempertimbangkan jarak rumah ke sekolah tujuan. Namun, dua sistem ini memberikan harapan yang jauh untuk bisa mendapatkan kuota bangku melalui jalur zonasi.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya, Yuli Purnomo menambahkan, PPDB di Kota Surabaya tetap mengacu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 tahun 2021. Regulasi ini mengatur tentang Penerimaan Peserta Didik Baru jenjang Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.

Berdasarkan hasil evaluasi PPDB tahun lalu, maka tahun ini membagi PPDB SMPN jalur zonasi menjadi zonasi 1 dan zonasi 2. Kebijakan ini berdasarkan masukan dari berbagai masyarakat yang lokasi tempat tinggalnya jauh dari SMPN. “Kami ingin pemerataan akses yang berprinsip pada keadilan, maka munculah kebijakan zonasi 1 dan zonasi 2,” jelasnya.

Hal yang sama disampaikan Ketua PGRI Kota Surabaya, Agnes Warsiati. Menurutnya, ada berbagai cerita di masyarakat bahwa masih ada CPDB yang belum bisa masuk SMPN padahal berada satu kecamatan dengan sekolah.

Sehingga, dengan sistem baru ini siswa yang jauh dari sekolah tetap memiliki harapan untuk menjangkau sekolah negeri. “Pembagian zonasi ini merupakan keputusan bersama dari berbagai pihak, termasuk PGRI Kota Surabaya,” katanya.

Terkait jadwal tahapan PPDB, Disdik akan melakukan validasi data bagi calon peserta didik baru (CPDB), Minggu (22/5/2023) hingga Rabu (31/5/2023). Melalui validasi data ini, CPDB akan mendapatkan PIN pendaftaran yang sekaligus mencocokan identitas yang bersangkutan terlebih dahulu. Bila dirasa cocok, maka bisa melanjutkan validasi untuk mendapatkan PIN.

Setelah validasi data, siswa dapat mengikuti ujicoba (trial) pendaftaran PPDB SMPN. Latihan pendaftaran dibuka pada 2-8 Juni menggunakan PIN yang didapat saat validasi. ****