MAKIN BERANI, Rian Mahendra Dukung Sopir dan Kritisi KNKT Soal Penyebab Bus Masuk Sungai di Tegal

Tenaga Ahli PO Kencana, Rian Mahendra, semakin berani menyuarakan pendapatnya tentang insiden bus masuk sungai di Tegal. Kritisi Analisis KNKT.

youtube Rian Mahendra
Rian Mahendra Dukung Sopir dan Kritisi KNKT Soal Penyebab Bus Masuk Sungai di Tegal. 

SURYA.co.id - Tenaga Ahli PO Kencana, Rian Mahendra, semakin berani menyuarakan pendapatnya tentang insiden bus masuk sungai di Tegal.

Mantan direktur PO Haryanto itu dengan tegas mendukung sang sopir dan tak setuju jika di jadi tersangkanya.

Rian bahkan berani mengkritisi penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang dinilainya cukup janggal.

Melansir dari tayangan di channel youtube Rian Mahendra Official, Rian awalnya menyuarakan pembelaannya terhadap sang sopir, Romyani.

"Untuk Pak Romyani sabar, sabar pak.. Bapak nggak usah khawatir juga, karena Pak Hotman (Paris) tuh sampai ngebantu Pak Romyani gitu, saya sama teman-teman juga ikut membantu walaupun enggak se-ekstrem yang lain tapi kalau kalian lihat saya bikin postingan, bikin video itu kan untuk mengkritik dan juga untuk memberikan support untuk dukungan moral ke Pak Romyani biar kasus ini juga segera ditelusuri," kata Rian Mahendra.

Rian berpendapat bahwa insiden ini bukanlah kelalaian pihak sopir karena dia telah bekerja sesuai SOP.

"Jadi enggak ada sejarahnya, sopir yang berani turun dari bus, belum pernah saya nemu satu pun sopir bus dari dulu sampai sekarang yang berani meninggalkan jok kemudi tanpa menurunkan handrem," tegasnya.

Rian Mahendra dan Bus Masuk Sungai.
Rian Mahendra dan Bus Masuk Sungai. (kolase Youtube dan Tribun Jateng)

 "Mereka (driver bus) pertama kali yang mereka akan lakukan adalah netralin gigi, nurunin handrem, habis itu mereka baru akan keluar," sambungnya.

"Jadi kalau dibilang Pak Romyani melakukan kelalaian, secara harfiah enggak, Pak Romyani enggak melakukan kelalaian, dia sudah memarkirkan bus di posisi di mana memang ada tempat parkir, terus beliau turun handrem nyala, sudah ganjel ban juga jadi menurut saya Pak Romyani sudah melakukan seperti apa yang dilakukan oleh driver-driver bus lain," lanjut Rian.

Rian yakin bahwa ada oknum yang sengaja melepaskan handrem.

"Jadi perlu dipertanyakan lagi, kenapa bus itu bisa nyelonong? Buat saya pribadi, saya masih yakin bahwa itu ada (oknum nakal) yang ngelepasin rem tangan bus," tuturnya menambahkan.

Sementara Menurut KNKT, dalam insiden ini hampir mustahil rasanya ada anak kecil yang melepas rem tangan dari bus yang tengah terparkir.

Analisis KNKT inipun tak luput dari kritik Rian.

Menurutnya, ada yg janggal dari analisis KNKT tersebut.

"Gue udah bilang lho, sampai ada yang bikin narasi juga 'wah nggak mungkin dimainin sama anak kecil karena handrem itu kan berat'... Mas, masa lo pengen ngeyel sama gue sih mas?," kata Rian

"Gue udah berapa tahun mas main di bus, handrem itu bukannya berat. Bahkan anak tujuh atau delapan tahun juga bisa mainin handrem, yang gue maksud adalah handrem itu perlu niat untuk ngelepas, jadi enggak ada sejarahnya handrem itu nggak sengaja kesenggol terus kelepas kebuka itu nggak ada sejarahnya mas. Perlu niat dan agak sedikit ada tenaga karena harus agak neken sedikit natik itu dia udah balik sendiri," sambungnya.

Berikut video selengkapnya : LINK

Analisis Rian Mahendra

Sebelumnya, Rian Mahendra membeberkan analisisnya terkait penyebab bus masuk ke Sungai di Tegal.

Rian mengaku tak setuju jika si sopir dijadikan tersangka.

Pasalnya, Rian meyakini ada orang yang melepas rem tangan, sehingga bus meluncur masuk ke jurang.

"Jujur saya pihak orang yang menentang drivernya dijadikan tersangka, dan orang yang masih yakin handremnya ada yang naekin (melepas)," tulis Rian dalam postingan di akun Instagram pribadinya @rianmahendra83, Sabtu (13/5/2023).

Dalam caption postingan tersebut, Rian juga menjabarkan empat poin yang membuatnya yakin bahwa kejadian nahas itu memang disebabkan oleh orang yang merilis rem tangan bus.

Poin pertama, Rian menilai belum pernah ada kejadian dimana rem tangan sudah on, tapi bus tetap meluncur tanpa hambatan.

"Belum pernah ada kejadian handrem on kok bus menggelinding, kecuali ada yang mengendurkan sistem angin servo atau chamber. Kalau ada driver-driver bus dan truk yang pernah mengalami handrem hidup (tapi) ban masih gelindig, coba komen di kolom komentar," tulis pria yang akrab disapa mas Boy ini.

Poin kedua, Tenaga Ahli PO Kencana ini menyebut jika memang ada dugaan selang rem bocor, harusnya ban bus otomatis terkunci dan bukan meluncur seperti kejadian di Guci, Tegal, minggu lalu.

Baca juga: JAWABAN Rian Mahendra Soal Tak Ada Anak Kecil Main Rem Tangan hingga Sebabkan Bus Masuk Sungai

"Andai selang-selang (rem) jebol pun ban malah mengunci, bukan menggelinding pelan tanpa ada daya pengereman sama sekali," tulisnya.

"Gue dulu HR 121 (armada bus PO Haryanto) remnya mengunci di turunan Bawen, jauh lebih curam kemiringannya dibanding area parkir Guci, ditarik derek aja gak kuat, apalagi bus itu yang katanya diisi 36 orang, harus mengendurkan servo dulu baru bus bisa diderek," lanjutnya.

Pada poin kedua, pria yang kerap dijuluki 'calo terkuat di bumi' ini juga menyoroti laju bus yang sangat lancar seperti rem tangannya dilepas.

"Melihat dari gaya gelindinya bus di video kemarin gua masih yakin itu handremnya dilepas. Andai ada pihak yang yakin itu handrem masih hidup (on), berarti dia mau menyalahkan sistem Hino?," tulisnya.

"Bus gelinding di area parkir polanya sudah sesuai kadar kemiringan jalan, gelindingnya bus pun tanpa daya dorong dan daya henti sedikitpun," tambahnya.

Poin ketiga, Rian mengaku tak melihat adanya kesalahan yang dilakukan sopir bus dan kru lainnya.

Menurut kacamata Rian, apa yang dilakukan sopir dan kru untuk turun sambil menunggu penumpang penuh adalah hal lumrah.

"Crew sudah parkir di area yang ditentukan. Kondisi kecuraman juga sedikit menurun, dan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh pengemudi-pengemudi lain, ngopi atau keluar bus sambil menunggu penumpang penuh," tulisnya.

"Dia (sopir) sudah ganjal ban juga, masih di area bus juga, terus lalainya dimana? Buat saya dia enggak layak dijadikan tersangka," lanjutnya.

Terakhir, Rian meminta pihak kepolisian untuk menelusuri rekaman suaara yang beredar di media sosial.

Buat yang belum tahu, rekaman suara yang dimaksud adalah kesaksian dari seorang juru parkir yang menyebut ada anak kecil melepas rem tangan. 

"Jadi menurut saya pribadi, tolong pihak-pihak kepolisian bisa menelusuri dulu rekaman suara yang ada di TKP tersebut," tulisnya.

"Dan maaf saya bukan mau mengevaluasi kerjaannya KNKT, saya yakin mereka orang yang jauh lebih kompeten dalam mencari kronologi atau malfungsi pada bus," sambungnya.

"Agar semua pihak berhati-hati karena ada dua pihak yang berpotensi menjadi kambing hitam. 1 driver, 2 Hino," tutupnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved