Berita Tuban

Peternak di Tuban Resah Harga Sapi Anjlok Akibat Kena Penyakit LSD, Was-Was Jelang Idul Adha 2023

Sejumlah peternak sapi di Tuban resah antaran banyak sapi mereka yang terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Penulis: M. Sudarsono | Editor: irwan sy
m sudarsono/surya.co.id
Peternak sapi di Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Tuban, saat mengecek sapinya yang terkulai lemah akibat terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). 

SURYA.co.id | TUBAN - Sejumlah peternak sapi di Tuban resah menjelang Idul Adha 1444 H atau hari raya kurban.

Keresahan ini lantaran banyak sapi mereka yang terserang penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).

Mereka khawatir akibat penyakit LSD ini akan memberi dampak negatif terhadap harga sapi.

"Kami berharap agar pemerintah segera mencarikan solusi. Sapi limusin saya terbaring lemas di tanah karena terserang LSD atau lato-lato," kata peternak asal Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Arif, Kamis (4/5/2023).

Ia menjelaskan sapi jenis limusin usia satu tahun dibeli seharga Rp 13.500.000 mengalami luka benjolan di sekujur tubuhnya.

Bahkan pada bagian perut sapi terdapat luka bengkak yang cukup parah.

Berbagai upaya sudah dilakukan, seperti memanggil dokter hewan dan mencoba semua racikan obat herbal, namun sapi tersebut tak kunjung sembuh.

"Sudah 13 hari terakhir terdampak LSD, satu hari terakhir sapi sudah tak mampu berdiri lagi. Kedua sapi sehat, yang satu sakit, kalau begini kan harganya hancur," ujarnya.

Sementara itu peternak asal Desa Kedungrejo, kecamatan setempat, Sumari, menyatakan sapinya menderita LSD, namun kini sudah berangsur sembuh.

Ia sempat khawatir, sebab saat terkena virus LSD sapi menjadi kurus dan beberapa bagian tubuh timbul benjolan hingga bengkak.

Harapannya agar pemerintah memberikan solusi lato-lato ini, supaya sapi bisa sembuh atau dengan cara suntik masal.

"Sapi terkena lato-lato, sekarang sudah agak sembuh saya obati racikan herbal. Peternak khawatir kalau ada lato-lato lagi harga sapi turun, apalagi jelang idul adha harusnya bisa mahal atau lebih tinggi," pungkasnya.

Sekadar diketahui, hingga kini di Desa Gaji sudah 20 sapi mati akibat terkena virus LSD, sedangkan di Desa Kedungrejo ada 5 sapi mati akibat terserang penyakit yang sama.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved