Berita Tulungagung

Ini Penyebab Tulungagung Jadi Tempat Idola Para Pengamen, Manusia Silver dan Badut Jalanan

Badut jalanan asal Kabupaten Kediri yang terjaring razia mengaku Tulungagung menjadi pilihan favoritnya untuk meminta-minta, ini alasannya.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Suwito (48) dengan kostum gorila, usai ditangkap operasi gabungan Satpol PP, TNI, Polri dan Dinas Sosial, Kamis (4/5/2023). 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Suwito (48), badut jalanan yang meminta-minta di simpang empat Prayit Tulungagung meringkuk di depan kantor Satpol PP Tulungagung.

Laki-laki asal Desa Pelas, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri ini tertangkap razia gabungan Satpol PP, TNI, Polri dan Dinas Sosial Tulungagung, Kamis (4/5/2023).

Ini pertama kalinya Suwito tertangkap setelah satu tahun menjadi badut jalanan dan meminta-minta kepada pengguna jalan.

“Biasanya pindah-pindah. Tapi kebanyakan di (simpang empat) Prayit sama Jepun,” ucapnya, sesaat sebelum didata petugas Satpol PP.

Suwito mengaku kesehariannya bekerja sebagai buruh tani. Rata-rata bayarannya bekerja satu hari hanya Rp 50.000.

Sementara menjadi badut jalanan hasilnya lebih menjanjikan.

Dalam sekali kesempatan turun ke jalan, ia mengaku bisa dapat Rp 100.000 hingga Rp 200.000.

Bahkan saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri kemarin, Suwito mengaku bisa mendapatkan Rp 400.000.

Jam kerjanya pun tidak seharian seperti jika bekerja sebagai buruh tani.

“Uangnya untuk membeli beras. Sisanya untuk kebutuhan lain-lain,” ucap Suwito, saat ditanya wartawan.

Masih menurut Suwito, Tulungagung menjadi pilihan favoritnya untuk meminta-minta dengan kostum badut berwajah gorila.

Alasannya warga Tulungagung dikenal baik hati dan sangat suka memberi.

Hal ini juga diakui oleh para pengamen, badut maupun manusia silver yang beraksi di Tulungagung.

“Pilihan utamanya pasti datang ke Tulungagung, karena di sini paling menghasilkan. Kediri tidak sebaik Tulungagung,” ungkapnya.

Bahkan menurut Suwito, jika beraksi di wilayah Kediri hasilnya tidak sepadan dengan waktunya.

Karena itu, ia memilih mengendarai sepeda motor Honda Supra miliknya, berangkat ke Tulungagung sambil membawa kostum gorilla andalannya.

Sesampai di Tulungagung, Suwito menitipkan motornya, berganti kostum lalu beraksi di jalanan.

Kabid Trantibum Satpol PP Tulungagung, Agung Setyo Widodo mengatakan, ada satu badut jalanan dan dua pengamen yang diamankan.

Dua pengamen itu berasal dari Pasuruan, sementara badut jalanan berasal dari Kabupaten Kediri.

“Memang kebanyakan dari luar kota. Mereka datang ke Tulungagung niatnya untuk mengamen atau meminta-minta,” terang Agung.

Lanjutnya, Satpol PP melakukan patroli rutin setiap hari dengan menekankan upaya persuasif.

Sementara, dalam seminggu ada 2-3 operasi gabungan untuk dengan sasaran Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Diakui Agung, banyak keluhan masyarakat yang masuk ke Satpol PP terkait aktivitas PPKS yang meresahkan.

“Bukan hanya dianggap mengganggu lalu lintas, tapi ada di antara mereka yang memaksa. Jika tidak diberi uang, mereka memukul kendaraan, atau memaki-maki,” ungkap Agung.

Sebelumnya, beredar rekaman video seorang pengamen yang berlaku kasar beredar di Tulungagung.

Pengamen itu mengamuk karena tidak diberi uang oleh perempuan pengendara mobil di simpang empat Jepun.

Sambil ngedumel dia memukul bagian kanan mobil, lalu dia berputar ke arah kiri dan kembali memukul bagian kiri bodi mobil.

Rekaman video ini memicu kecamatan luas dari dari warganet ke pengamen itu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved