KKB Papua
GEBRAKAN BARU Tumpas KKB Papua, Irjen Mathius D Fakhiri Perintahkan Ini Karena Mereka Semakin Brutal
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri akan melakukan gebrakan baru untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua. Apakah itu?
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Menurutnya, KKB Papua adalah kelompok egois.
Mereka tidak punya rasa belas kasihan terhadap masyarakat sipil Papua dan hanya mementingkan diri sendiri.
Video itu sudah dilihat sebanyak 465.117 ribu viewers sejak pertama kali tayang 20 April 2023 melalui channel YouTube Kurnen.
"Saya ajak kaka untuk berfikir sederhana pakai logika. Sekali lagi pakai logika sederhana saja bahwa orang-orang besar Organisasi Papua Merdeka (OPM), pembesar-pembesar OPM itu tinggal di mana coba kaka jawab dulu," tanya Krisyanto.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Viral, Video Warga Papua Respon Keras Simpatisan KKB'.
"Pembesar-pembesar OPM yang pemerintah sebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang suka provokasi masyarakat Papua untuk memberontak terhadap NKRI, terhadap pemerintah Indonesia itu mereka tinggal di mana? mereka tinggal di AMERICA mereka tinggal di Belanda, mereka tinggal di Australia, dan negara-negara lain," jawab Yen Oni
Ia memandang pembesar-pembesar OPM itu hidup enak di luar negeri, makan enak, pakai dasi, naik mobil dan hidup berlimpah.
Namun mereka dengan seenaknya memprovokasi masyarakat Papua agar memberontak terhadap NKRI.
"Coba pikir pake akal sehat kakak pikir pakai otak yang waras, kalau kaka mati apakah mereka disana berduka cita? Tentu tidak, karena yang mereka kejar adalah kekuasaan," kata Yen Oni.
Namun mereka dengan seenaknya memprovokasi masyarakat Papua agar memberontak terhadap NKRI.
"Coba pikir pake akal sehat kakak pikir pakai otak yang waras, kalau kaka mati apakah mereka disana berduka cita? Tentu tidak, karena yang mereka kejar adalah kekuasaan," kata Yen Oni.
Dia mengungkapkan jika OPM/KKB berkuasa, mereka sudah punya ikatan janji dengan warga negara warga negara asing tersebut.
"Tambang-tambang emas, tembaga, dll. Di Papua itu akan menjadi ladang berebutan harta bagi negara-negara yang menyokong pemberontakan papua terhadap NKRI dan pemerintah Indonesia mereka yang akan jadi kaya raya meraka yang akan berkuasa," sambung Krisyanto
Ia menerangkan bahwa jika Papua bergabung dengan negara asing dan menjadi negara sendiri, besar kemungkinan masyarakat Papua tetap jelata bahkan bisa saja dibunuh.
"Tanah mereka dirampas. Emas, tembaga mereka dirampas. Kemungkinan besar akan dibunuh, orang-orang Papua akan tetap menjadi orang jelata, miskin, tetap menjadi orang jelata yang tidak menikmati kekayaan alam mereka sendiri," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.