Anas Urbaningrum Bebas

Anas Urbaningrum Orasi di Rumah Orang Tua di Srengat Blitar: Ini Baru Mudik dari Sukamiskin

Anas Urbaningrum sempat berorasi di depan sahabat dan keluarganya, saat berada di rumah orang tuanya di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Blitar.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Samsul Hadi
Anas Urbaningrum saat berorasi di depan sahabatnya di rumah orang tuanya di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Rabu (12/4/2023). 

SURYA.CO.ID, BLITAR - Anas Urbaningrum, bekas terpidana kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang sempat berorasi di depan sahabat dan keluarganya, saat berada di rumah orang tuanya di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Rabu (12/4/2023).

Usai sungkem kepada ibundanya, Hj Sriati (78), Anas Urbaningrum menyapa sahabat dan keluarga yang hadir di rumah orang tuanya.

"Alhamdulillah, hari ini kaki saya menginjak tanah tempat ketika saya dilahirkan. Di tempat saya dilahirkan ini, saya yakini menandai mudik," kata Anas mengawali orasinya.

"Tapi, (ini) belum mudik Lebaran, ini baru mudik dari Sukamiskin. Mudik Lebaran-nya tunggu beberapa hari lagi," lanjut Anas di depan para sahabatnya.

Baca juga: I Gede Pasek Suardika Rela Berikan Jabatan Ketua Umum PKN Kepada Anas Urbaningrum

Baca juga: Sinyal Anas Urbaningrum Akan Kembali ke Dunia Politik: Saya Akan Ngobrol Khusus dengan Teman-teman

Baca juga: VIDEO LIVE Anas Urbaningrum Saat Sungkem Ibunda di Blitar, Suasana Berlangsung Haru

Anas menjelaskan, pengertian mudik adalah pulang kampung. Pulang kampung itu adalah pulang ke asal.

"Asal kita adalah rahim ibu kita. Rahim ibu kita itu bening, suci, murni, putih, tidak ada noda," ujarnya.

Anas mengatakan, sengaja dari Bandung langsung menuju kampung halaman di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, semangatnya untuk mohon doa dari orang tua dan sahabat.

"Supaya langkah saya ke depan dimurnikan, dibersihkan, dibeningkan sesuai perjuangan yang tulus tidak lebih tidak kurang," katanya.

Anas mengaku terharu, karena di rumah orang tuanya, para saudara, teman dan sahabat berkumpul sama seperti ketika menjemputnya keluar dari pintu pengasingan di LP Sukamiskin, kemarin.

"Tapi, ini pintu yang lain, pintu kemurnian, kebersihan dan keberkahan. (Di pintu) ini saya pertanggungjawabkan langkah saya tidak pernah berhenti," katanya.

Menurutnya, tidak ada yang bisa menghentikan langkahnya, kecuali Tuhan Yang Maha Esa.

"Upaya ke depan untuk menempuh langkah yang lebih kuat. Kalau Bahasa Inggrisnya jangkahe luweh ombo (langkahnya lebih luas), silakan dimaknai sendiri," ujarnya.

Dikatakannya, bukan langkah yang panjang saja yang terpenting. Tapi, langkahnya harus bertujuan, bukan langkah kosong tidak ada substansinya.

"Paling utama di sini (Blitar), saya bertemu dengan ibu dan teman-teman, saya tidak boleh bicara panjang. Yang panjang langkahnya, bukan panjang bicaranya. Bicara yang ada isinya untuk langkah ke depan lebih baik," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved