Anas Urbaningrum Bebas

Isi Teks Orasi Anas Urbaningrum Setelah Bebas Lengkap, Lempar Sindiran Pedas ke Lawan Politiknya

Berikut isi teks orasi lengkap Anas Urbaningrum setelah bebas dari penjara, lempar sindiran pedas ke lawan-lawan politiknya.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Anas Urbaningrum Beri Pidato Setelah Bebas. Simak Isi Teks Orasinya lengkap. 

SURYA.co.id - Inilah isi teks orasi lengkap Anas Urbaningrum setelah bebas dari penjara, lempar sindiran pedas ke lawan-lawan politiknya.

Diketahui, Anas Urbaningrum bebas hari ini, Selasa (11/4/2023).

Ia keluar dari Lapas Sukamiskin dan disambut meriah oleh sejumlah pendukungnya yang datang secara langsung

Mengenakan kemeja putih lengkap dengan kopiah berwarna hitam, Anas mulai mengucapkan pidatonya.

Anas Urbaningrum memulai pidatonya dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT dan terima kasih kepada keluarga, para sahabat serta Kalapas Sukamiskin yang dianggapnya sebagai kepala sekolah.

Dalam isi pidatonya, Anas sempat melontarkan ucapan terima kasih yang bernada sindiran terhadap lawan-lawan politiknya.

"Pertama mohon maaf, kalau ada yang berpikir bahwa saya di tempat ini mati membusuk, kalau ada yang berpikir saya ditempat ini menjadi bangkai fisik dan bangkai sosial.

Minta maaf bahwa itu Alhamdulillah tidak terjadi, Alhamdulillah dengan dukungan keluarga, teman-teman para sahabat saya masih bisa hadir, hidup tegak berdiri, bukan hanya hidup saya hadir di sini dengan sadar, sehat dan waras." ujar Anas.

Anas juga menegaskan bahwa, masih banyak kawan-kawannya yang tetap setia meski telah dipisahkan selama 9 tahun.

Baca juga: Sosok Sriati Ibunda Anas Urbaningrum yang Akan Disungkem Pertama, Ini Pengorbanan dan Ketegarannya

"Kedua, saya juga mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa dengan waktu saya agak lama di sini, terhitung hari ini berarti 9 tahun 3 bulan, waktu yang cukup lama itu hampir dua periode Pak Saan di DPR.

Mohon maaf kalau ada yang berpikir dengan waktu yang lama itu kemudian bisa memisahkan saya dengan sahabat saya seperjuangan.

Mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa bisa memisahkan saya dari gerak hidup dan denyut nadi Indonesia yang kita cintai, karena ikatan batin, ikatan rasa, ikatan nilai, ikatan spirit, ikatan komitmen dan ikatan keberanian untuk terus melangkah maju itu akan membuat yang berpikir seperti itu, mohon maaf seperti tidurnya di siang hari, tidur di siang bolong, jadi saya sungguh mohon maaf.

Saya juga mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar, bahwa dengan saya dimasukan dalam waktu yang lama di tempat ini, menganggap bahwa Anas Urbaningrum sudah selesai, skenario boleh besar, boleh hebat, tetapi se-hebat apapun, sekuat apapun, serinci apapun skenario manusia tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan.

Dengan begini saya ingin mengatakan kepada kita semua bahwa saya ingin berpikir ke depan, ke depan itu juga sekaligus dengan permohonan maaf, dalam tradisi para aktivis, pertandingan dan kompetisi itu hal biasa, kami para aktivis diajarkan itu sejak kecil, sejak bayi.

Tetapi buat saya pertandingan itu dalam konteks demokrasi adalah pertandingan yang jujur, fair terbuka dan objektif, tidak boleh menggunakan pihak lain, tidak boleh pakai teknik lama, nabok nyilih tangan, itu pertandingan yang jujur kalau tidak ada pertandingan yang jujur, sesungguhnya buat para aktivis tidak tertarik untuk ikut pertandingan, itulah yang ingin saya sampaikan."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved