Berita Surabaya

Ketua BPKN RI Rizal E Halim Singgung Kasus Robot Trading ATG Wahyu Kenzo: Banyak Crazy Rich Palsu

Seseorang yang kaya raya dengan julukan Crazy Rich, ternyata turut dipantau oleh Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI.

|
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Fikri Firmansyah
Ketua BPKN RI, Rizal E Halim berharap agar masyarakat harus cerdas melihat fenomena Crazy Rich. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sejak Pandemi hingga saat ini, seseorang yang kaya raya dengan julukan Crazy Rich, ternyata turut dipantau oleh Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) RI.

Tidak terkecuali kasus Wahyu Kenzo, sebagai Crazy Rich Surabaya yang merupakan tersangka atas kasus investasi Robot Trading Auto Trade Gold (ATG), hingga mengakibatkan kerugian mencapai Rp 9 triliun.

Saat ditemui SURYA.CO.ID di Kantor Disperindag Jatim, Ketua BPKN RI, Rizal E Halim berharap agar masyarakat harus cerdas melihat fenomena Crazy Rich.

"Jangan asal-asalan menyebut seseorang sebagai Crazy Rich. Karena dampaknya ya seperti banyak kasus saat ini. Karena banyak orang menilai mereka kaya raya, kemudian mereka begitu yakin untuk melakukan investasi atau pun, ikutan gabung dengan perusahaan maupun usaha yang Crazy Rich jalankan," ungkap Rizal kepada SURYA.CO.ID, Selasa (14/3/2023).

Baca juga: Kunjungi Jatim, BPKN RI Ajak Pemprov untuk Ikutan Lindungi Konsumen Atas Kerugian Akibat PAYDI

Menurutnya, banyaknya orang berstatus Crazy Rich yang menjadi tersangka kasus penipuan merupakan tanggung jawab banyak pihak.

"Fenomena Crazy Rich ini tanggung jawab semua pihak. Jadi tidak hanya masyarakat awam, tapi juga pemerintah, aparat, bahkan media pun turut ikut bertanggung jawab. Kenapa tanggung jawab banyak pihak? Karena kita harus analisis dari awal. Kenapa seseorang bisa disebut Crazy Rich. Kok kenapa tidak dari dulu. Siapa yang memulai untuk menyebutnya sebagai Crazy Rich," jelasnya.

Bagi Rizal, meskipun seseorang Crazy Rich yang sesungguhnya itu ada, tapi saat ini banyak yang palsu.

"Masa tiba-tiba jadi orang kaya raya dadakan. Usaha yang digeluti hanya sedikit dan belum berkecimpung sangat lama. Bukan pula karena warisan orang tua atau privilege orang tua. Kan gak mungkin."

"Jadi maksud saya, ada Crazy Rich penipu, itu ada. Tapi Crazy Rich yang sungguhan itu juga ada, sekalipun dia gak kerja atau kerja iseng-isengan. Ada orang kaya raya nyata memang di negeri ini, sekalipun dia pengangguran tapi dana mereka dari privilege orang tua, ini bukan masalah. Yang masalah itu yang Crazy Rich penipu. Karena kita harus curiga, jangan-jangan bisa saja terlibat pencucian uang atau sejenisnya. Terlebih jika dibiarkan keberadaannya pun turut menipu banyak orang pula," terang Rizal.

Rizal menambahkan, sejatinya orang kaya nyata itu ibarat pohon jati.

"Benar, seperti satu di antara contoh yaitu previlege orang tua, kemudian juga usaha yang keras sejak lama. Hal ini semua kan ibarat pohon jati. Bahwa pohon jati yang dipanen hari ini, bukanlah di tanam kemarin sore. Melainkan lintas generasi," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved