Kisah Ipin di Bangkalan
Mensos Risma Hadir Tepat di Hari Kedelapan Meninggalnya Anak Kelima Ibu ODGJ di Bangkalan
Ia juga dengan tabah menjaga Mesda, ibu kandungnya yang menderita gangguan jiwa atau ODGJ.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Kehadiran Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di rumah Moh Syafirin Rohman alias Ipin (16), warga Desa Longkek, Kecamatan Galis, Bangkalan, Minggu (5/3/2023) seolah menjadi oase di tengah padang pasir.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini hadir bertepatan dengan hari kedelapan meninggalnya adik bungsu Ipin yang masih berusia 7 bulan.
Selembar terpal dengan penyangga dari beberapa lonjor bambu dibiarkan masih terpasang di halaman rumah Ipin.
Sejumlah perlengkapan makan dan peralatan dapur untuk keperluan acara tahlil selama 7 hari, juga tampak masih lengkap.
“Ini hari kedelapan meninggalnya anak kelima dari Ibu Mesda yang masih berusia tujuh bulan. Teropnya masih ada itu karena semalam masih ditempati tahlilan,” ungkap Kulsum, warga desa setempat.
Kulsum merupakan guru semasa Ipin duduk di bangku kelas 1 hingga 6 di SD Negeri 1 Longkek.
Perempuan yang kini tinggal di Kecamatan Blega itulah yang memposting kondisi Ipin di media sosialnya.
“Ipin dengan sabar mengurus adik-adiknya, zaman seperti sekarang anak-anak kita sudah akrab dengan medsos. Sedangkan dia kalau tidak diperjuangkan sampai kapan? Lha wong daerah lain tidak ada yang tahu, meski satu desa saja tidak tahu,” tutur Kulsum.
Ipin merupakan anak sulung dari pasangan Syaiful Rohman (42) dan Mesda (38).
Selain Ipin dan almarhum si bungsu, pasangan Bangkalan-Medan ini juga dikaruniai M Sarob Salsabila (11), Saida Romania (6), dan M Ragil Saputra (2).
Kesabaran Ipin mengasuh ketiga adiknya, ketabahan Ipin menjaga Mesda, ibu kandungnya yang menderita gangguan jiwa atau ODGJ menggugah hati Kulsum untuk memposting video kondisi Ipin di akun media sosial Facebook dan TikTok miliknya.
Keputusan itu ternyata tidak hanya menarik banyak reaksi simpati, tetapi juga dukungan donasi dari teman-teman Kulsum yang berada di Malaysia dan Arab Saudi dikumpulkan melalui rekening Kulsum untuk disalurkan ke keluarga Ipin.
“Awalnya saya tidak ada berpikiran mensos (Risma) ke sini, saya hanya berusaha agar semua orang tahu kondisi Ipin, saya tidak mau tahu ayahnya begini dan ibunya begini,” tegas Kulsum.
Dengan kondisi rumah sangat sederhana dan dengan keterbatasan ekonomi, Ipin dengan sabar mengasuh ketiga adiknya.