Berita Ponorogo
PMK Jilid II di Ponorogo Mencengangkan, Sudah 322 Kasus Ditemukan dan 8 Sapi Mati
Dari 322 kasus PMK, jelasnya, sudah ada 8 ekor sapi yang mati akibat PMK. Dengan sebaran kasus paling banyak berada di Kecamatan Sawoo
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, PONOROGO - Kekhawatiran bahwa wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) jilid II bakal pecah, benar-benar terjadi. Di Kabupaten Ponorogo, kasus PMK malah meluas dan sejauh ini sudah ditemukan lebih dari 300 kasus pada hewan ternak khususnya sapi.
“Ada 322 kasus PMK gelombang 2 ini. Semuanya sapi, tidak ada hewan lain,” ujar Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, Masun kepada SURYA, Senin (20/2/2023).
Masun menjelaskan, bahwa 322 kasus PMK itu sebenarnya sempat melandai. Pada tanggal 10 - 16 Februari tidak ada pergerakan sama sekali. Hanya pada 17 Februari ada penambahan kasus. “Tanggal 10 Februari itu ada 300-an kasus. Setelah itu tidak ada penambahan berarti. Hingga Jumat, 17 Februari ada penambahan,” ungkap Masun.
Dari 322 kasus PMK, jelasnya, sudah ada 8 ekor sapi yang mati akibat PMK. Dengan sebaran kasus paling banyak berada di Kecamatan Sawoo. “Paling banyak di Sawoo, karena banyak pemilik hewan ternak enggan untuk menerima vaksin,” terang Masun.
Berbeda dengan kecamatan Pudak. Saat PMK gelombang pertama pertengahan 2022 lalu, Kecamatan Pudak adalah wilayah paling parah terpapar PMK tetapi sekarang malah paling sedikit ditemukan PMk.
"Penolakan vaksin paling banyak terjadi di Sawoo, Siman dan Bungkal. Kalau di Kecamatan Pudak sudah 100 persen divaksin, makanya baru ada satu kasus itupun ternak dari luar kota," bebernya.
Menurutnya, hasil analisisnya ada dua kemungkinan PMK melonjak di Bumi Reog. Yaitu karena peternak mendatangkan hewan dari luar daerah di mana dari hasil eartag-nya belum menerima vaksin. "Jadi setiap sapi itu memiliki eartag atau tanda pengenal. Di situ muncul keterangan apakah sudah divaksin atau belum, dari situ kita bisa melihat," terang Masun
Alasan kedua, sapi memang berasal dari Ponorogo. Tetapi sapi itu belum menerima vaksin. Untuk meminimalisir penularan pihaknya melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan, sebanyak dua kali. "Tetap kita lakukan biosecurity, penyemprotan disinfektan sebelum dan sesudah pasar dibuka," paparnya.
Karena itulah, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak menolak petugas vaksinasi. Hal ini semata untuk kesehatan hewan ternak itu sendiri. "Yang bisa segera vaksinasi, jangan ada penolakan," pungkasnya. *****
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
PMK jilid II di Ponorogo
8 sapi mati akibat PMK
ratusan sapi terpapar PMK
Resmi Diputuskan, UMK Ponorogo 2025 Lebih Tinggi dari Usulan, Disnaker: Naik 7,5 Persen |
![]() |
---|
Gelar Operasi Pasar Bersubsidi Jelang Nataru, Pemkab Ponorogo Sediakan Ribuan Kilogram Bahan Pokok |
![]() |
---|
Diakui Jadi Warisan Dunia, Reog Ponorogo Bakal Ditarikan Serentak di Seluruh Dunia Pada 22 Desember |
![]() |
---|
Polisi Gerebek Gudang Kosong Tempat Penyimpanan Barang Hasil Curian di Ponorogo, Pelaku Masih ABG |
![]() |
---|
Jelang Libur Nataru, Para Sopir Bus di Terminal Seloaji Ponorogo Jalani Cek Kesehatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.