Berita Ponorogo

Bantuan untuk Ratusan Peternak Terdampak PMK di Ponorogo Sudah Cair, Per Ternak Rp 10 Juta

594 peternak sapi di Ponorogo yang terdampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mendapatkan bantuan dari Kementrian Pertanian.

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Pramita Kusumaningrum
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan RI, Syamsul Maarif saat menyerahkan bantuan kepada para peternak terdampak PMK di Pendopo Agung, Ponorogo, Jumat (10/2/2023). 

SURYA.CO.ID, PONOROGO - 594 peternak sapi di Ponorogo yang terdampak Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini bisa tersenyum lega.

Pasalnya, mereka mendapatkan bantuan ganti rugi dari Kementrian Pertanian (Kementan).

Bantuan itu diserahkan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan RI, Syamsul Maarif di Pendopo Agung, Jumat (10/2/2023).

“Sebenarnya yang mendapatkan bantuan itu ada 643 orang. Tetapi 49 orang belum mendapat, masih menyusul, karena ada administrasi yang belum selesai,” ujar Syamsul, Jumat sore.

Dia mengaku, bahwa bantuan Rp 10 juta untuk per ekor sapi yang mati. Di mana jumlah sapi yang diajukan mendapat bantuan yakni 1095 ekor yang tersebar di seluruh Kabupaten Ponorogo.

“Jadi di Ponorogo dapatnya hampir Rp 11 miliar. Semua yang diajukan dapat semua. Tetapi yang bertahap. Ada yang menyusul," kata Syamsul saat diwawancarai wartawan.

Dia berharap, untuk para peternak tidak kapok untuk melakukan aktivitas berternak.

Menurutnya, uang Rp 10 juta jika tidak bisa dibelikan sapi, bisa dibelikan kambing.

“Kalau tidak sanggup sapi, ya kambing. Kalau sapi juga kecil. Harapan kami duit itu tetap untuk bidang peternakan,” jelas Syamsul.

Selain itu, Syamsul juga meminta maaf, jika dalam penyampaian bantuan tersebut mangalami keterlambatan.

"Saya minta maaf, karena buku rekening untuk pencarian bantuan mengalami keterlambatan. Tapi saya mengimbau kepada peternak agar tidak kapok untuk beternak," urainya.

Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat yang hadir bersama masyarakat.

Dia menyebut, bahwa ini bentuk pengobat luka dari serangan PMK.

“Sesungguhnya dibandingkan dengan kabupaten lain, Ponorogo juga tidak terlalu jelek, tapi rajin mendata dan dimasukan ke dalam Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia,” terangnya.

Bupati menjelaskan, bahwa banyaknya sapi di Ponorogo yang terkena PMK itu bukan sebuah aib. Menurutnya, ada beberapa sapi yang tidak dilaporkan.

“tapi itu mungkin karena masalah admintrasi, yang terdata dapat bantuan. Ini pengobat luka, masyarakat kembali beternak, karena untuk kebutuhan susu dan daging di Indonesia. Jangan jera, tapi tetap waspada dan meningkatkan kualitas peternak,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved