Inspirasi Usaha

Pasutri di Kota Probolinggo Sukses Tanam Selada Hidroponik, Tembus Pasar Supermarket

Selada yang tumbuh sumbur di kebun Jalan Serayu merupakan hasil budidaya hidroponik pasangan suami-istri di Kota Probolinggo.

Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: irwan sy
danendra kusumawardana/surya.co.id
Fathurahman warga Kelurahan Tisnonegaran, Kanigaran, Kota Probolinggo, tengah mengecek kondisi selada hidroponik, Kamis (26/1/2023). 

Berita Probolinggo

SURYA.co.id, PROBOLINGGO - Ribuan ikat selada terhampar di kebun yang berlokasi di Jalan Serayu, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo

Selada tersebut ditanam menggunakan teknik hidroponik

Selada yang tumbuh sumbur di kebun Jalan Serayu merupakan hasil budidaya pasangan suami-istri, Fathurahman (70) dan Tutik Suhantini (67) warga Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo

Kini Fathurahman dan Tutik telah memetik hasil dari usaha budidaya. 

Selada yang dibudidaya tembus pasar supermarket. 

Tatkala ditemui di kebun, keduanya tampak sibuk mengecek suhu air dalam tandon yang terletak tepat di bawah instalasi pipa paralon dengan alat TDS. 

Sesekali, Fathurahman dan Tutik mengecek tiap daun selada untuk memastikan tidak hama belalang yang inggap. 

"Suhu air harus rutin dicek. Suhunya tidak boleh sampai 30 derajat. Suhu idealnya, 18 derajat sampai 25 derajat. Dengan begitu, akar tanaman bisa menyerap nutrisi pupuk organik cair yang terlarut dalam air dengan baik. Jika air terlalu panas daun selada bisa menguning," kata Fathurahman, Kamis (26/1/2023). 

Fathurahman menyebut, ia bersama istri memulai budidaya selada baru sebulan ini. 

Namun, keduanya sudah menggeluti kegiatan bercocok tanam sejak 25 tahun lalu, sehingga sarat pengalaman. 

Tak ada kendala berarti yang ditemui dalam proses membudidaya. 

"Awalnya, saya dan istri menanam pohon mangga. Berjalannya waktu, sekarang beralih ke tanaman selada hidroponik. Selain lebih sehat, tanaman hidroponik mudah menanamnya dan cepat tumbuh. Ilmu bercocok tanam saya dapat dari majalah pertanian terkenal (Trubus)," ungkapnya. 

Dia mengungkapkan selada hidroponik ditanam melalui berbagai tahapan. 

Mulanya, biji selada di semai dalam gabus khusus selam sepekan. 

Setelahnya selada dipindah ke dalam pipa paralon.

Pipa paralon membanjar di dalam lima petak yang terbuat dari galvalum dan teraliri air yang berasal dari tandon. 

Setiap petak galvalum berukuran 10x2 meter itu, terdapat 10 pipa paralon yang berisi 300 ikat selada

Alhasil jika ditotal, ada sebanyak 1.500 ikat selada di lima petak galvalum tersebut. 

"Biji selada saya beli di Surabaya seharga Rp 600 ribu satu pak. Sedari proses menyemai hingga masa panen membutuhkan waktu 1,5 bulan," terangnya. 

Dalam sekali panen, lanjut Fathurahman, dia bisa mendapatkan 1.500 ikat selada atau seberat 30-35 kilogram.

Harga perkilogram selada dihargai Rp 25.000.

Dari jumlah tersebut, Fathurahman dan istri bisa meraup omzet hingga Rp 12 juta. 

"Sudah ada tengkulak asal pasuruan yang membeli selada hasil budidaya saya bersama istri. Dari tengkulak selada itu tersalur hingga supermarket. Terkadang pula ada tetangga datang langsung ke kebun untuk membeli selada," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved