Berita Ponorogo
14 dari 100 Anak di Ponorogo Alami Stunting, Kang Giri: Angkanya Turun Menjadi 14,2 Persen
Data BKKBN Ponorogo: 14 dari 100 anak di Kabupaten Ponorogo mengalami stunting pada tahun 2022.
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, PONOROGO - 14 dari 100 anak di Kabupaten Ponorogo mengalami stunting pada tahun 2022, hal itu sesuai dengan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ponorogo.
“Angka 14 anak dari 100 anak alami stunting itu turun. Tepatnya di angka 14,2 persen anak di Ponorogo mengalami stunting,” ujar Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko (Kang Giri), Jumat (3/2/2023).
Dia mengatakan, angka 14,2 persen pada tahun 2022 itu turun. Pasalnya pada tahun 2021 lalu, angka stunting berada di 20 persen.
“Artinya angka stunting di Ponorogo turun 5,7 persen. Target kami (Pemkab Ponorogo) turun menjadi 7 persen,” kata Kang Giri.
Sementara, Kepala BKKBN Ponorogo, Harjono mengatakan hasil survei terakhir berdasarkan hasil SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) mengkaji penurunan. Jika pada tahun 2021 angkanya 20 persen, di tahun 2022 angkanya 14,2 persen.
Dia mengaku, jika Kabupaten Ponorogo di bawah angka Provinsi Jawa Timur maupun nasional. Jatim pada tahun 2021 stunting nya 23,5 persen. 2022 di angka 19,2 persen.
Untuk nasional, pada tahun 2021 adalah 24,4 persen kemudian turun menjadi 21,6 persen.
“Alhamdulillah Ponorogo lebih baik darinasional maupun provinsi. 100 anak masih ada 14 anak yang mengalami stunting,” terangnya.
Harjono menjelaskan, bahwa secara nasional target stunting di angka 14 persen. Saat ini, Ponorogo sudah mencapai 14,2 persen.
Harjono mengaku optimis jika pada 2024 nanti, angkanya bisa 14 persen, bahkan lebih bawah lagi.
Jika ditarik di Karesidenan Madiun Raya (Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan) bahwa terendah nomor 2. Yang paling rendah adalah Kota Madiun.
“Yang lain di atas kami. Kalau Kota Madiun itu mungkin karena wilayahnya kecil, jadi angkanya hanya 9 persen,” tegasnya.
Menurutnya, angka survei stunting itu diambil 63 blok survei. Sehingga diambil 63 desa sebagai sampling yang ada di 21 kecamatan.
Tetapi, tidak rata bahwa 1 kecamatan di-sampling 3 desa. Akan tetapi ada 1 kecamatan 1 desa, ada pula yang sampai 4 desa.
“Yang menentukan sampling BPS (Badan Pusat Statistik), di mana satu desa akan di-sampling 10 anak,” tegasnya.
Karena melakukan sampling dengan sistem SSGI tidak ada diketahui by name by address. Sehingga tidak bisa dilihat, kecamatan mana yang paling banyak anak mengalami stunting.
Ada metode EEPGM (Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat) yang dilakukan pada bulan timbang. Setahun dua kali, Februari dan Agustus. Sesuai dengan EEPGM angka stunting 13,92 persen.
“Kalau pakai EEPGM itu bisa ditelaah kecamatan mana yang tinggi. Kalau sesuai EPPGM Tertinggi masih di Kecamatan Pudak,” pungkas Harjono.
Ponorogo
stunting di Ponorogo
stunting
Sugiri Sancoko
Kang Giri
BKKBN Ponorogo
Harjono
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
| Resmi Diputuskan, UMK Ponorogo 2025 Lebih Tinggi dari Usulan, Disnaker: Naik 7,5 Persen |
|
|---|
| Gelar Operasi Pasar Bersubsidi Jelang Nataru, Pemkab Ponorogo Sediakan Ribuan Kilogram Bahan Pokok |
|
|---|
| Diakui Jadi Warisan Dunia, Reog Ponorogo Bakal Ditarikan Serentak di Seluruh Dunia Pada 22 Desember |
|
|---|
| Polisi Gerebek Gudang Kosong Tempat Penyimpanan Barang Hasil Curian di Ponorogo, Pelaku Masih ABG |
|
|---|
| Jelang Libur Nataru, Para Sopir Bus di Terminal Seloaji Ponorogo Jalani Cek Kesehatan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Posyandu-salah-satu-desa-di-Ponorogo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.