Berita Jember

Tangani Kasus Stunting di Jember, Bupati Hendy Siswanto Bakal Libatkan 15 OPD

Kasus stunting di Jember menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Imam Nahwawi
Bupati Jember Hendy Siswanto saat diwawancarai upaya penanganan stunting tahun 2023, Selasa (31/1/2023). 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Kasus stunting di Jember menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember.

Mengingat, hal tersebut sudah menjadi atensi Presiden Republik Indonesia.

Bupati Jember, Hendy Siswanto mengungkapkan bahwa pengendalian stunting menjadi program prioritas utama pada tahun ini. Bahkan, ia mengaku akan melibatkan 15 Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"15 OPD untuk menyelesaikan persoalan stunting, dengan turunannya," ujar Bupati Hendy saat meninjau pelayanan Keluarga Berencana (KB) di RSUD dr Soebandi, Selasa (31/1/2023).

Baca juga: Komentari Perbedaan Data Stunting di Jember, Kepala BKKBN RI: Kadang Mengukurnya Sesuai Keyakinan

Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo saat diwawancarai di RSUD dr Soebandi Jember, Selasa (31/1/2023).
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo saat diwawancarai di RSUD dr Soebandi Jember, Selasa (31/1/2023). (SURYA.CO.ID/Imam Nahwawi)

Menurutnya, hal tersebut dilakukan sebagai upaya kolaborasi dari berbagai lintas OPD. Supaya saling bergotong royong dalam menyelesaikan soal stunting.

"Di situ ada Dinas Koperasi dan masih banyak lainnya, macam-macam dinasnya. Artinya ini adalah multi player efek, dalam pengendalian inflasi, masuk dalam program stunting ini," imbuh Hendy.

Strateginya adalah, kata Hendy, anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Pembelian makanan untuk ibu hamil dan bayi, nantinya akan diambil dari produk lokal Jember.

"Kami beli pakai APBD kami, untuk beli dari produk lokal, dari masyarakat sekitar. Kami kembalikan pada masyarakat lagi," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia (BKKBN RI), Hasto Wardoyo mengatakan, langkah penanganan stunting oleh Pemkab Jember sangat bagus.

Kata dia, jika produk lokal bisa diserap dalam penanganan stunting adalah telur dan ikan, bukan biskuit yang notabene buatan pabrikan.

"Kalau biskuit kan pabrikan,yang bikin kan orang luar tidak dibikin di Jember. Tapi kalau telur, ikan, ayam, sayur mayur dari Jember juga kan, uangnya tidak keluar ke mana mana," pungkasnya.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia yang diterbitkan oleh Kemenkes menyebutkan, kasus stunting di Jember sebesar 34,9 persen. Bahkan angka tersebut tertinggi se-Jawa Timur.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Jember menyebut, kasus stunting di Jember hanya 7,37 persen, turun dibandingkan tahun 2021 mencapai 11,74 persen.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved