Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal
SOSOK Mahfud MD Endus Gerakan Bawah Tanah Bebaskan Ferdy Sambo, Menko Polhukam: Ada yang Bergerilya
Inilah sosok Mahfud MD yang mendengar adanya gerakan bawah tanah untuk Ferdy Sambo
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
Ia dilahirkan ketika ayahnya bertugas sebagai pegawai rendahan di kantor Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.
Ketika Mahfud MD berusia dua bulan, keluarga Mahmodin pindah ke Pamekasan, daerah asalnya.
Di sana, di Kecamatan Waru, Mahfud MD menghabiskan masa kecilnya.
Meski nilai ujiannya bagus, Mahfud MD tidak melanjutkan sekolah ke SMPN favorit.
Orang tuanya memasukkan dia Pendidikan Guru Agama (PGA) Negeri di Pamekasan.
Pada waktu itu, ternyata ada tiga murid yang namanya sama dengannya.
Untuk membedakan, akhirnya Mahfud MD menambahkan inisial MD di belakang namanya.
anpa sengaja, nama itu tertulis dalam ijazahnya.
Kini, inisial menetap di belakang nama Mahfud MD seperti gelar akademik medical doctor, sebagaimana anggapan sebagian orang.
Sehabis menamatkan PGA selama empat tahun pada 1974, Mahfud MD terpilih untuk melanjutkan ke Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN), sekolah kejuruan unggulan milik Departemen Agama di Yogyakarta yang merekrut lulusan terbaik dari PGA dan Madrasah Tsanawiyah seluruh Indonesia.
Pada 1978, Mahfud MD tamat dari PHIN.
Ia lalu meneruskan pendidikan ke Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII).
Pada saat yang sama ia juga kuliah Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM).
Mahfud MD mendapat beasiswa penuh dari UII untuk melanjutkan program pasca sarjana di UGM.
Ketika itu, ia mengambil studi ilmu politik.
Ia kembali mendapat beasiswa dari Yayasan Supersemar dan dari Tim Manajemen Program Doktor (TMPD) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan S3.
Ia kembali mendalami ilmu hukum tata negara ketika mengambil program doktor di UGM.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.