Berita Tulungagung
Sosok Aji Bram, Desainer Putra Daerah yang Membawa Miss Universe Swiss ke Tulungagung
Miss Universe Swiss, Alia Guindi mengunjungi Kabupaten Tulungagung dalam rangkaian Hari Jadi ke-817 Kota Marmer.
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Miss Universe Swiss, Alia Guindi mengunjungi Kabupaten Tulungagung dalam rangkaian Hari Jadi ke-817 Kota Marmer ini.
Alia Guindi akan didampingi pemenang ke-3 kontes Miss Universe Swiss, Thipaine dan pemenangnya ke-4, Zolanny Galan.
Di balik kedatangan Miss Universe Swiss ini ada sosok Aji Bram yang berjasa.
Warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung ini adalah desainer internasional yang lebih banyak eksis di Swiss.
Menurut Aji, tahun ini dirinya dimintai tolong Presiden Miss Universe Swiss untuk menggelar perhelatan ini.
"Akhirnya sama bersama sejumlah make up artist dari Indonesia turut membantu penyelenggaraan pemilihan Miss Universe Swiss tahun," ujar Aji.
Baca juga: Banjir Kiriman Terjang SMAN 1 Kalidawir Tulungagung, Para Siswa Sempat Panik saat Air Masuk Kelas
Baca juga: Massa Pendukung Mas Bechi Datangi PN Surabaya, Kawal Sidang Putusan Vonis dan Doa Bersama
Aji juga merancang evening costume untuk Miss Universe Swiss.
Setelah pagelaran ini selesai, Aji mempunyai ide membawa Miss Universe Swiss ke Tulungagung.
Menurutnya, kedatangan Alia Guindi akan turut memeriahkan Hari Jadi ke-817 Kabupaten Tulungagung.
Saat ide ini disampaikan, Alia dan kawan-kawan setuju dengan tawaran kegiatan di Tulungagung.
Alia Guindi rencananya akan berada di Tulungagung selama 10 hari, 17-27 November 2022.
Selama di Tulungagung Alia akan melakukan rangkaian kegiatan, seperti penanaman pohon, kunjungan ke SLB serta promosi batik, wisata dan kuliner.
"Presiden Miss Universe Swiss juga akan ikut. Kami juga menggelar Tulungagung Internasional Batik Carnival serta Mr and Mrs Batik yang akan diikuti Miss Universe Swiss," sambung Aji.
Lewat ajang Tulungagung International Batik Carnival dan Mr and Mrs Batik, Aji berharap potensi batik Tulungagung terangkat.
Terkait pembiayaan ini, Aji mengaku bersyukur banyak pihak yang mendukung, terutama dari kalangan pengusaha lokal.
Baca juga: Mie Semeru Lumajang, Tingkat Kepedasannya Dilabeli Seperti Level Status Gunung Semeru
Awal Karir
Aji Bram mengaku lahir dari keluarga miskin di Desa Tanjungsari, Kecamatan Boyolangu.
Saat SD ia mengaku tidak punya sepatu dan tas.
Namun dengan segala keterbatasannya, Aji selalu meraih ranking 1 di SDN Tanjungsari.
Saat kelas 3 Aji mengirim surat kepada Presiden Soeharto, menceritakan semua kondisinya.
Dan ternyata tulisannya dibalas oleh presiden melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Aji mendapatkan beasiswa sebesar Rp 6.000 per bulan.
"Saya SMP di SMPN 1 Sumbergempol. Lalu SMA-nya di SMUBoy (SMAN 1 Boyolangu," kenang Aji.
Lulus SMA Aji di Australia mengambil Manajemen Akuntansi.
Lalu tiga tahun mengambil manajemen hotel di Swiss.
Aji pernah bekerja Hyatt Amerika, Hotel Paragon London dan menjadi GM sebuah hotel di Bali.
Tahun 2005 Aji kembali ke Swiss dan mulai bersentuhan dengan dunia fesyen.
Saat itu Aji bergabung dengan klub bulutangkis yang beranggotakan orang dari berbagai negara.
Salah satunya seorang pengusaha asal Jerman yang memasok seragam untuk kapal pesiar.
"Produksinya besar sementara di Jerman sudah mahal. Lalu dia menawari saya kerja sama, karena menurutnya Bandung adalah pusat garmen dan harganya lebih murah," tutur Aji.
Jatuh bangun Aji merintis usaha seragamnya di Bandung untuk pasar Jerman.
Aji pun berhasil membangun brand sendiri, yaitu Aji Bram Zurich untuk kelas premium dan Lurik Aji Bram untuk kelas menengah.
Kini ia tengah merintis untuk pasar lokal dengan brand Mr and Mrs Batik.
"Mr and Mrs Batik ini untuk kisaran harga Rp 200.00 sampai Rp 300.000," ungkapnya.
Sejumlah perusahaan besar, seperti Trigana Air juga mempercayakan desain seragam pramugari kepada Aji.
Aji juga merancang seragam Zurich Dentist Clinic.
Sekitar tahun 2016 ia juga merancang gaun nasional untuk Putri Indonesia Jawa Barat.
Tahun 2013 Aji juga pernah merancang gaun untuk Miss Universe Swiss.
Berkat reputasinya, Aji dipercaya menyelenggarakan Indonesian Fashion and Batik Festival (IFBF) 2013 di Swiss.
Lalu ditunjuk sebagai penata dan pengarah gaya model yang memperagakan batik Indonesia pada World Economic Forum Annual Meeting 2014 di Davos, Swiss.
Di tahun yang sama, Aji ditunjuk menjadi juri Miss Fashion Switzerland 2014.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA