Berita Jombang

Bersama Kompas Gramedia, Ponpes Tebu Ireng Gelar Seminar Literasi Digital

Pondok Pesantren (Ponpes) kini dituntut dapat mengembangkan literasi digital menyongsong Transformasi Digital Pesantren Era 5.0.

surya.co.id/mohammad romadoni
Suasana Seminar Nasional bertajuk Literasi Digital Transformasi Digital Pesantren Era 5.0, bertempat di gedung KH. M Yusuf Hasyim, Ponpes Tebuireng, Jombang, Minggu (23/10/2022). 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Seiring perkembangan teknologi, Pondok Pesantren (Ponpes) kini dituntut dapat mengembangkan literasi digital menyongsong Transformasi Digital Pesantren Era 5.0. Acara ini juga didukung Kompas Gramedia.

Ponpes dalam hal ini diharapkan semakin berkembang, kreatif dan mampu menerapkan program-program pembelajaran terutama bagi santri, tidak hanya keilmuan agama namun juga kemampuan digital di lingkungan pesantren tersebut.

Pentingnya literasi digital pesantren ini diungkapkan penulis sekaligus pegiat literasi, Maman Suherman dalam kegiatan Seminar Nasional bertajuk Literasi Digital 'Transformasi Digital Pesantren Era 5.0', yang bertempat di gedung KH. M Yusuf Hasyim, Ponpes Tebuireng, Jombang, Minggu (23/10/2022). Acara ini juga didukung Kompas Gramedia.

Maman Suherman yang dikenal akrab sebagai notulen di acara televisi ini mengatakan Ponpes merupakan salah satu pilar utama menyebarkan semangat literasi tidak hanya membaca dan menulis termasuk dalam literasi digital ini.

"Salah satu pilar utama untuk menyebarkan semangat membaca dan menulis adalah pondok pesantren dan Ponpes tidak boleh tertutup harus betul-betul inklusif dan mengikuti perkembangan zaman termasuk dalam persoalan literasi digital," ungkapnya di lingkungan Ponpes Tebuireng, Jombang, Minggu (23/10/2022).

Baca juga: Santri Ponpes KHA Ponpes KHA Wahid Hasyim Pasuruan Gelar Bakti Masyarakat di Hari Santri Nasional

Maman adalah salah satu pembicara dalam seminar Nasional yang fokus dalam Analisis Literasi Digital di Era 5.0 ini, mengungkapkan pesantren maupun santri harus memiliki kemampuan digital yang meliputi empat pilar terkait kecakapan literasi digital.

Yakni digital skill, digital ethics, digital Culture dan digital safety.

"Jadi bagaimana pondok pesantren harus paham betul tentang empat pilar literasi digital, dan percaya pada satu hal elektronik, gawai itu cuma alat yang penting itu adalah konten bagaimana memanfaatkan alat itu untuk menebarkan kebaikan," jelasnya.

Pria yang akrab disapa Kang Maman ini juga menerangkan terkait bagaimana Ponpes maupun santri dalam menghadapi narasi-narasi negatif di media sosial?

Menurut dia, hal sederhana dalam literasi digital terkait menghadapi narasi negatif di media sosial yaitu salah satunya dengan saring sebelum sharing, pikirkan sebelum posting untuk media kebaikan.

Baca juga: Maling Tidak Kenal Dosa, Larikan Motor Milik Pengasuh Ponpes di Gresik saat Perayaan Hari Santri

"Satu hal jangan pernah melempar bensin pada api yang sudah menyala akan terbakar ke kita-nya juga. Jadi apapun yang akan kita sebarkan dan yakini ini juga punya dampak dan manfaat sehingga apapun yang kita saring harus baik dan bermanfaat," bebernya.

Dia menegaskan jangan memberikan panggung bagi orang-orang yang menebar keburukan, apalagi ujaran kebencian.

"Makin anda lawan semakin dia merasa berhasil memancing anda sehingga yang dilakukan di media sosial kita tidak boleh sumbu pendek," ucap Maman.

M. Abror Rosyidin, panitia penyelenggara sekaligus Pimred Tebuireng Online menambahkan kegiatan seminar Literasi Digital Pesantren dalam rangkaian Hari Santri Nasional ini bertujuan untuk mengajak santri mengembangkan literasi digital.

Halaman
12
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved