Berita Surabaya

Begini Strategi Wali Kota Eri Cahyadi Antisipasi DBD di Surabaya

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak masyarakat mengantisipasi Demam Berdarah Dengue (DBD). Saat ini, Kader Surabaya Hebat (KSH) telah diterjunkan

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (Cak Eri) mengajak masyarakat mengantisipasi Demam Berdarah Dengue (DBD). Saat ini, Kader Surabaya Hebat (KSH) telah diterjunkan uuntuk ikut melakukan antisipasi.

Selain langsung mengecek potensi jentik nyamuk di berbagai tempat penampungan air milik warga, KSH juga mengajak partisipasi masyarakat.

Sebagaimana diketahui, KSH juga memiliki tugas sebagai Juru Pemantau Jentik (jumantik).

Baca juga: Kasus DBD di Surabaya Capai 187 Kasus, Dinkes Bagi Strategi Antisipasi Gigitan Nyamuk Aedes Aegypti

Pemantauan jentik nyamuk pada tempat penampungan air menjadi salah satu startegi mengantisipasi habitat nyamuk Aedes Aegypti, pembawa virus dengue yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah.
Pemantauan jentik nyamuk pada tempat penampungan air menjadi salah satu startegi mengantisipasi habitat nyamuk Aedes Aegypti, pembawa virus dengue yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah. (SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway)

Berbagai penampungan air seperti bak mandi, genangan, tumpukan barang bekas dan beberapa barang lainnya harus dipastikan tak menjadi habitat nyamuk.  

"Para KSH bergerak di masing-masing wilayahnya. Termasuk, mengecek ada genangan air atau tidak," kata Cak Eri, Kamis (6/10/2022). 

Sekalipun demikian, namun partisipasi masyarakat lebih penting. Masing-masing harus memiliki kesadaran menjaga kebersihan lingkungan.

Sosialisasi pun dilakukan melalui petugas puskesmas hingga pegawai kelurahan dan kecamatan.

"Tidak bisa kalau diselesaikan sendiri oleh pemerintah. Sehingga, perlu adanya kolaborasi," tegasnya.

Bukan hanya soal pencegahan, lanjut Cak Eri, pihaknya juga menyiapkan langkah apabila menemukan kasus baru. Termasuk antisipasi agar wabah tak meluas ke daerah lain.

"Kami juga bersinergi dengan seluruh rumah sakit di Surabaya, sehingga kalau ada yang sakit itu tahu, ini (orang) kena DBD di wilayah mana. Dengan seperti itu, kemudian meng-cover zona tersebut agar tidak menyebar ke wilayah lain," jelas Cak Eri.

Edukasi juga dilakukan dengan mendatangi sekolah. 

"Sekolah-sekolah kami gerakkan, kami edukasi bagaimana menjaga kebersihan lingkungan dan toiletnya," Cak Eri menuturkan.

"Selain itu, ketika ada penularan DBD warga bisa menghubungi call center. Pencegahan inilah yang kami utamakan, lebih baik daripada mengobati," tandasnya.

Untuk diketahui, Data Dinas Kesehatan Surabaya, jumlah kasus DBD di kota pahlawan dalam setahun mencapai 187 kasus.

"Jumlah kasus tertinggi terjadi pada bulan Februari," kata Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina di Surabaya, Kamis (6/10/2022).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved