Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

1 Jenazah Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Teridentifikasi: Muhammad Ridwan

Jenazah Muhammad Ridwan (14), korban tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, berhasil diidentifikasi Tim DVI Polda Jatim.

|
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
KORBAN TRAGEDI PONPES AL KHOZINY - Anggota keluarga Muhammad Ridwan Sahari saat berada di RS Bhayangkara Surabaya, Sabtu (11/10/2025) malam, untuk mengambil jenazah Ridwan. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA – Nama Muhammad Ridwan Sahari (14) menjadi satu-satunya jenazah korban ambruknya gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim di Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya pada Sabtu (11/10/2025) malam.

Jenazah Ridwan, yang berada dalam kantong jenazah bernomor Post-Mortem (PM) RSB B-059, teridentifikasi melalui pencocokan DNA dan medis gigi, sesuai dengan nomor Ante-Mortem (AM)-056. 

Santri kelas dua SMP itu, beralamat di Jalan Bendul Merisi Jaya Timur No 17 RT 002 RW 012, Bendul Merisi, Wonocolo, Kota Surabaya.

Terungkapnya nama Ridwan, menambah daftar korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi oleh Tim Posko DVI RS Bhayangkara menjadi 51 korban, dari total 67 kantong jenazah yang diterima. 

Catatan sampel keluarga yang terdata oleh Posko Tim Ante-Mortem (AM) berjumlah 63 sampel, namun jenazah yang berhasil diidentifikasi baru 51, sehingga masih ada 12 sampel AM yang belum teridentifikasi. 

Dari 54 kantong jenazah yang teridentifikasi, 51 di antaranya terungkap namanya, sedangkan tiga kantong jenazah lainnya berisi body part.

Kendala Identifikasi dan Jaminan Penyimpanan Jenazah

Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki, menjelaskan bahwa lamanya proses identifikasi terhadap 12 kantong jenazah terakhir, disebabkan oleh kondisi jenazah yang mengalami proses pembusukan lanjutan sebelum dievakuasi ke Posko DVI.

Waktu yang lama dalam proses pencarian korban di lokasi kejadian, menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kecepatan identifikasi di pihak forensik. 

Hal itu dibuktikan dari urutan evakuasi jenazah Ridwan, yang tercatat berada pada urutan kendaraan ambulans ke-59 yang masuk ke Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya.

Khusnan menegaskan, bahwa faktor pembusukan bukan karena penyimpanan di Posko DVI. 

"Kami sampaikan, yang pertama karena faktor waktu sehingga terjadi (pembusukan) dan juga karena kejadian (lama evakuasi). Dan kalau di tempat kami penyimpanan aman, karena suhunya di bawah 0 derajat Celsius," ujarnya di Ruang Immunoterapi RS Bhayangkara Surabaya

Pihak DVI memiliki ruang penyimpanan berpendingin udara (cold storage) berkapasitas lebih dari 100 jenazah, dengan suhu di bawah 0 derajat Celsius.

Oleh karena itu, dr Khusnan mengaku, pihaknya masih terus mengupayakan proses identifikasi menggunakan pencocokan metode Tes DNA yang kini masih berlanjut. 

Selain itu, upaya identifikasi juga dilakukan berdasarkan data sekunder seperti rekam medis, foto fisik dan gigi semasa hidup, serta properti barang bawaan pada tubuh. 

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved