Tragedi Arema vs Persebaya

Doakan Korban Arema vs Persebaya, Kapolres Bangkalan Jadi Imam Shalat Ghaib Bareng K-Conk Mania

Dalam momen Shalat Ghaib dan Doa Bersama itu, mereka tampak larut dalam kesedihan yang mendalam.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/ahmad faisol
Anggota Polres Bangkalan dan suporter Madura United, K-Conk Mania menggelar Shalat Ghaib dan Doa Bersama di Masjid Al Raudlatul Hidayah Mapolres, Senin (3/10/2022) sebagai wujud duka mendalam atas tragedi kemanusiaan usai laga derby Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Tragedi kemanusiaan hingga merenggut ratusan korban meninggal dunia usai laga derby Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam menyisakan duka mendalam bagi Polres Bangkalan dan suporter Madura United asal Bangkalan, K-Conk Mania.

Suara gemericik air dari keran Masjid Al Raudlatul Hidayah Polres Bangkalan memecah keheningan suasana mendung di langit Kota Bangkalan, Senin (3/10/2022).

Ketika puluhan anggota polisi dan K-Conk Mania silih berganti mengambil wudhu.

Dalam momen Shalat Ghaib dan Doa Bersama itu, mereka tampak larut dalam kesedihan yang mendalam.

Tidak terkecuali Kapolres Bangkalan, AKBP Wiwit Ari Wibisono yang didapuk sebagai Imam Shalat Ghaib.

Menurutnya, Shalat Ghaib dan doa bersama wajib dilakukan sebagai wujud rasa empati dari pihak kepolisian bersama para suporter K-Conk Mania Kabupaten Bangkalan.

Baca juga: Pelajar Lumajang Gelar Salat Gaib untuk Korban Tragedi Arema vs Persebaya

“Pihak kepolisian dan suporter yang sama-sama menjadi korban di Stadion Kanjuruhan, Malang. Semoga diampuni segala dosanya dan diterima segala amal-ibadahnya. Dan pihak keluarga yang ditinggal, semoga diberi ketabahan,” ungkap Wiwit dengan nada lirih usai pelaksanaan Shalat Ghaib.

Ia berharap, peristiwa pilu di Stadion Kanjuruhan diharapkan menjadikan pelajaran bagi semua pihak untuk saling berintrospeksi diri terhadap kegiatan-kegiatan persepakbolaan di masa mendatang.

“Bahwa pentingnya siap menerima kekalahan, pentingnya menjaga sportivitas, pentingnya menjaga keikhlasan dalam menjadi suporter ataupun (pihak keamanan) dalam hal bertugas menjaga,” harapnya.

Dalam tausiah singkatnya, Wiwit menjelaskan, pihak kepolisian dan para suporter merupakan insan manusia yang tidak mengetahui kapan saatnya akan dipanggil Yang Maha Kuasa.

Manusia tidak pernah tahu kegiatan yang dilakukan ternyata adalah aktivitas terakhir.

Baca juga: Aksi Petugas Damkar saat Selamatkan Warga yang Terjebak Lift Karaoke Kota Mojokerto

“Senantiasalah kita harus berdoa. Karena umur kita tidak tahu. Maka berdoalah kamu seolah-olah kamu akan mati esok hari. Beraktivitaslah kamu di dunia sebanyak-banyaknya, sebaik-baiknya seolah kamu akan hidup 50 tahun lagi,” pungkasnya di hadapan para K-Conk Mania.

Ungkapan belasungkawa mendalam juga disampaikan perwakilan K-Conk Mania, Yusuf.

Ia berharap, tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi peristiwa terakhir sekaligus menjadi bahan evaluasi bagi para suporter, bagi pihak keamanan, PT Liga, dan juga PSSI.

“Semoga segera selesai permasalahannya, secepat mungkin. Dan juga terkait penindakakan, kami harap seadil-adilnya. Selain itu, kami juga berharap untuk perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia tetap dijalankan,” singkatnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved