Berita Tulungagung

265 Warga Binaan Lapas Kelas IIB Tulungagung Menjalani Skrining TBC dan HIV

Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung menggelar mobile skrining TBC dan HIV untuk warga binaan Lapas Kelas IIB Tulungagung, Rabu (28/9/2022).

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Petugas dari Dinkes Tulungagung mengambil sampel darah warga binaan Lapas Kelas IIB Tulungagung untuk tes HIV, Rabu (28/9/2022). 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung menggelar mobile skrining TBC dan HIV untuk warga binaan Lapas Kelas IIB Tulungagung, Rabu (28/9/2022).

Kegiatan ini untuk menjaring warga binaan yang kemungkinan terjangkit HIV dan virus TBC.

Menurut Kasi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja (Binadik Giatja) Lapas Kelas IIB Tulungagung, Imam Fahmi, kegiatan ini diikuti 265 warga binaan.

"Mereka adalah warna binaan yang sebelumnya belum pernah ikut skrining, baik dari kasus narkoba maupun pidana umum," terang Fahmi.

Skrining ini biasa dilakukan setiap tiga bulan sekali, atau empat kali dalam satu tahun.

Sasaran kali ini antara lain 60 napi pindahan dari Lapas Medaeng dan warga binaan yang baru masuk. Atau, mereka yang belum ikut skrining 3-4 bulan ke belakang.

"Petugas mengambil sampel dahak dan darah dari warga binaan," sambung Fahmi.

Dahak dipakai untuk deteksi kemungkian adanya virus TBC, sedangkan darah untuk tes HIV.

Skrining dua penyakit ini sangat penting, karena lapas adalah tempat yang tertutup dengan populasi tinggi.

Jika ada kasus TBC maka berisiko menular dengan cepat kepada warga binaan lain.

Sedangkan dalam kasus HIV, banyak warga binaan yang belum paham penularannya.

Mereka punya kekhawatiran berlebihan terhadap penyakit ini.

Skrining HIV juga penting untuk penanganan pasien selama dalam lapas.

"Jika ditemukan, biar bisa cepat diobati dengan ARV. Selain itu kami juga akan berikan dukungan moril bagi pasien," tandas Fahmi.

Sementara Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka, mengungkapkan hasil tes tidak ada yang positif HIV.

Namun dari pemeriksaan sampel dahak, ada 24 sampel yang dicurigai.

Seluruh sampel dahak ini dikirim ke Puskesmas Karangrejo untuk diperiksa.

"Kami lakukan tes cepat molekular (TCM) ke Puskesmas Karangrejo. Suspect belum tentu positif TBC," ujar Didik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved