Berita Gresik
Komitmen Ciptakan Pelabuhan Ramah Lingkungan, Ini yang Dilakukan Petrokimia Gresik
Memperingati Hari Maritim Nasional, Petrokimia Gresik terus meningkatkan komitmennya menerapkan Green Port.
Penulis: Sugiyono | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, RESIK - Memperingati Hari Maritim Nasional, Petrokimia Gresik terus meningkatkan komitmennya menerapkan Green Port.
Yaitu konsep pengembangan pelabuhan berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek kelestarian lingkungan, konservasi energi, community development dan kepentingan ekonomi dari pelabuhan.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, penerapan konsep Green Port di Pelabuhan Petrokimia Gresik telah dilakukan sejak 2021.
Hal itu sebagai komitmen perusahaan terhadap perlindungan lingkungan maritim yang merupakan terjemahan poros maritim dunia.
“Oleh karena itu, penerapannya perlu didorong, untuk terus disesuaikan dengan kaidah pengelolaan pelabuhan yang mendukung pembangunan keberlanjutan,” kata Dwi Satriyo, melalui rilis Humas Petrokimia Gresik, Sabtu (24/9/2022).
Baca juga: Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah : Pasar Rakyat Gerakkan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19
Lebih lanjut Dwi Satriyo menambahkan, Adapun upaya Petrokimia Gresik dalam menghadirkan pelabuhan yang sejalan dengan kaidah Green Port, salah satunya diwujudkan dengan mengerahkan 60 personil dalam 'Gerakan Bersih Pantai dan Laut'.
“Melalui aksi ini, Petrokimia Gresik mendapat apresiasi dari Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Gresik sebagai Juara I dalam gerakan tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, Petrokimia Gresik juga aktif dalam pelestarian lingkungan laut melalui konservasi hutan mangrove.
Terbaru, Petrokimia Gresik melakukan penanaman 31.000 bibit mangrove di pesisir pantai sekitar perusahaan.
Baca juga: Gresik United vs Persipa Pati, Laskar Joko Samudro Fokus Raih Kemenangan
Upaya pelestarian lingkungan Pelabuhan Petrokimia Gresik berikutnya adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) handal, melalui kegiatan Marine Pollution Exercise (Marpolex) atau Latihan Penanggulangan Pencemaran di Laut secara periodik bersama KSOP Kelas II Gresik.
“Meskipun sejauh ini tidak ada material berjenis minyak dalam kegiatan bongkar-muat di Pelabuhan Petrokimia Gresik, ke depan tidak menutup kemungkinan sejalan dengan upaya komersialisasi pelabuhan, sehingga pelatihan ini sebagai langkah antisipasi,” katanya.
Lebih lanjut, Dwi Satriyo menjelaskan, penerapan Green Port di Petrokimia Gresik diperkuat melalui konservasi energi.
Beberapa implementasi yang telah dilakukan diantaranya, pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk gedung dan perkantoran, penggunaan sepeda motor listrik dan mengganti lampu penerangan konvensional dengan LED.
Selain itu, untuk penerapan green building, penyediaan shore connection untuk supply energi kapal, serta pemanfaatan CCTV pada Digital Port Supervising (Aplikasi Petroport) untuk mengurangi penggunaan energi pada kendaraan dan meningkatkan layanan distribusi pupuk.
“Penghematan biaya operasional akan berpengaruh pada harga produk, sehingga langkah ini juga menjadi upaya Petrokimia Gresik dalam memberikan perlindungan bagi konsumen melalui produk berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif,” katanya.