Grahadi

Pemprov Jatim

Gubernur Khofifah Kembangkan EBT di Jatim, Kantor Pemerintah, RSUD Hingga Ponpes Pakai PLTS

Gubernur Khofifah menegaskan komitmen Pemprov Jatim dalam meningkatkan pemanfaatan sumberdaya Energi Baru Terbarukan (EBT).

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
Istimewa
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmen Pemprov Jatim dalam meningkatkan pemanfaatan sumberdaya Energi Baru Terbarukan (EBT).

Hal ini juga dengan sejalan dengan Kebijakan EBT Tahun 2020-2025 dan sebagai upaya mendukung Program G20 menuju net zero emission 2060.

“Penggunaan PLTS ini tentunya sangat mendukung penggunaan energi ramah lingkungan atau clean energy melalui penurunan faktor emisi karbon. Sehingga bumi menjadi bersih dan sehat, serta yang paling utama adalah meningkatkan perekonomian di Jawa Timur,” kata Gubernur Khofifah, Kamis (22/9/2022).

Menurutnya, potensi EBT di Jatim sangat besar. Potensi EBT merupakan energi yang ramah lingkungan.

PLTS di Ponpes Tarbiyatut Tholabah Lamongan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Ponpes Tarbiyatut Tholabah Lamongan.

Di mana terdapat 25.542 megawatt (MW) yang dapat digunakan untuk mengantikan energi listrik dari bahan bakar fosil. Di antaranya Panas Bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) serta Pembangkit Listrik Sampah seperti di Benowo Surabaya.

Untuk itu, Pemprov Jatim terus mengembangkan pembangunan EBT di sejumlah gedung, baik di instansi pemerintahan, rumah sakit maupun pondok pesantren di Jatim.

Beberapa gedung instansi dan lembaga yang telah terbangun PLTS dengan anggaran pemerintah antara lain di kantor-kantor Pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu Dinas ESDM, Bappeda, Bakorwil, Kantor Pemkab. Serta juga di sejumlah RSUD milik pemprov dan pemkab seperti RSUD Sidoarjo, Madiun, Lumajang, RSMM Surabaya dan lain-lain.

Sejumlah pondok pesanten (Ponpes) di Jatim juga telah menggunakan PLTS. Seperti Madrasah Aliyah Trans Science Jombang, Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Lamongan, Ponpes Nurul Jadid Probolinggo, Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Asembagus Situbondo, dan Ponpes Al-Muslimun Temboro Magetan. Saat ini pengembangan PLTS Atap ini juga dilakukan di Ponpes Putri Al Lathifiyyah 1 Tambak Beras, Jombang.

Termasuk di daerah terpencil yang belum ada akses listrik PLN seperti Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Madiun, Pacitan dan di Kepulauan Sumenep. Hal ini menjadi upaya pemenuhan rasio elektrifikasi.

“Selama ini sebagian besar sumber energi yang digunakan adalah berasal dari Bahan Bakar Minyak. Tentunya dengan adanya PLTS ini diharapkan ponpes ini akan ada efisiensi pengeluran untuk pembayaran listrik,” katanya.

Lebih lanjut, menurut Khofifah, berbagai upaya Pemprov Jatim dalam mendukung kebijakan transisi energi di antaranya dengan mengeluarkan beberapa peraturan daerah (Perda) terkait penggunaan energi.

Seperti Perda Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2019 tentang RUED Provinsi beserta Pergub Nomor 6 Tahun 2020 tentang Juklak Perda RUED.

Kemudian Pergub Nomor 13 Tahun 2021 tentang insentif perhitungan dasar Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor berbasis Baterai (kendaraan listrik, insentif 90 persen).

Serta Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 671/630/124.5/2022 tentang Implementasi Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap pada Gedung Pemerintah dan Swasta, dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 671/630/124.5/2022 tentang Himbauan Penggunaan Kendaraan Listrik dan Kompor Induksi.

Sebagai informasi, capaian bauran energi terbarukan Jawa Timur Tahun 2021, saat ini sebesar 6,72 persen setara 1270 MW dan melebihi target 6,5 persen.

Kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang sedang dilaksanakan PLTM Sumber Arum 2 (3 MW), PLTM Bayu (3,6 MW) di Banyuwangi, kemudian Kanzi I di Purwodadi, Pasuruan, yang diharapkan bisa menerangi 2.000-3.000 rumah berkapasitas 2,3 MW.

Untuk pengembangan PLTS Atap dan Kepulauan telah terbangun ± 43,8 MW sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah telah terbangun 10,65 MW di Benowo, Surabaya serta PG Pesatren, Kediri dan Asembagus Situbondo sebesar 32 MW.

Tak hanya itu, Jawa Timur juga memiliki banyak potensi energi terbarukan. Antara lain energi air (1.667 MW), energi angin (7.907 MW), energi panas bumi (diprediksi mencapai 1.012 MW), energi gelombang laut (1.200 MW), energi surya (10.335 MW), dan biomasa (3.421 MW), Total potensi EBT 25.542 MW, jika dibandingkan dengan total terpasang Pembangkit Listrik PLN di Jawa Timur saat ini 10.132 MW.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved