Berita Tulungagung
Pasca Laka KA vs Harapan Jaya, Palang Perlintasan Desa Ketanon Tulungagung Selesai Dibangun
Pembangunan palang pintu perlintasan ini sebagai respons, pasca kecelakaan maut KA Rapih Dhoho dan Bus Harapan Jaya, akhir Februari 2022
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Palang pintu perlintasan sebidang di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung akhirnya selesai dibangun.
Pembangunan palang pintu perlintasan ini sebagai respons, setelah terjadi kecelakaan maut antara kereta api Rapih Dhoho dan Bus Harapan Jaya, akhir Februari 2022.
Pembangunan dan pengoperasian palang perlintasan ini dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Tulungagung.
Namun alat pengaman perjalanan kereta api ini belum dioperasikan karena masih ada perbaikan elevasi jalan di perlintasan.
"Jalannya masih terlalu menanjak, harus diturunkan elevasinya. Kami sudah mengusulkan ke Dinas PUPR untuk dibuat lebih landai," terang Kepala Dishub Tulungagung, Galih Nusantoro, Rabu (14/9/2022).
Baca juga: Sopir Bus Harapan Jaya yang Terlibat Laka Maut dengan KA Rapih Dhoho Divonis 10 Bulan
Perubahan elevasi ini juga atas saran dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), setelah terjadi kecelakaan maut di perlintasan ini.
Proses pengerjaan perubahan elevasi akan dilakukan pada bulan ini, sehingga operasional diperkirakan pada akhir bulan.
Dishub juga akan mempersiapkan petugas penjaga palang pintu, yang diambil dari para relawan.
"Mereka akan mendapatkan pelatihan hingga mendapatkan sertifikasi dari PT KAI. Setiap palang pintu akan dijaga 3 orang secara bergantian," sambung Galih.
Untuk pembangunan satu palang pintu perlintasan ini dibutuhkan dana Rp 300 juta.
Baca juga: BREAKING NEWS: Bus Harapan Jaya Disambar Kereta Api Renggut 4 Penumpang Tewas di Tulungagung
Rinciannya, Rp 100 juta untuk pos penjagaan beserta kelengkapannya, seperti senter, panel, rambu penanda, helm untuk petugas dan lain-lain.
Sedangkan Rp 200 juta untuk semua piranti dan sistem kendali palang pintu.
"Jadi sebenarnya tinggal "on" semua sudah bisa jalan. Sistemnya juga sudah sinkron dengan sistemnya PT KAI," ungkap Galih.
Sebelum dioperasikan, akan tetap dilakukan pembatasan ukuran kendaraan yang boleh melintas.
Di pintu masuk gang sudah dipasang rambu, batas maksimal kendaraan adalah 8 ton.
Lalu besi pembatas yang dipasang di jalan menjelang perlintasan juga akan dicabut.
"Besi pembatas ini akan mengurangi lebar jalan jika tidak dicabut. Akan berbahaya jika palang pintu akan menutup, sementara ada kendaraan yang akan melintas," papar Galih.
Dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) tahun ini, Galih mengusulkan pengadaan satu palang pintu perlintasan sebidang lagi.
Perlintasan sebidang lainnya yang akan dipasang palang perlintasan ada di belakang kampus UIN Tulungagung, atau simpang empat Tirto ke utara.
Sama seperti perlintasan Ketanon, dana yang diusulkan sebesar Rp 300 juta.
Perlintasan ini dianggap vital, karena banyak dilintasi para mahasiswa dan aktivitas ekonomi masyarakat.
Tahun berikutnya Galih akan mengusulkan pemasangan palang perlintasan di Ngujang, RSPW ke arah barat dan di sebelah timur kampus UIN Tulungagung.
Baca juga: VIDEO KONDISI TERKINI Bus Harapan Jaya yang Tertabrak Kereta Api di Tulungagung, ini Nasib Korban
"Targetnya memang empat pelintasan tersebut. Kami siapkan 12 petugas penjaga palang perlintasan," ungkap Galih.
Kecelakaan maut terjadi antara Kereta Api Rapih Dhoho dengan Bus Harapan Jaya di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Minggu (27/2/2022) pukul 05.10 WIB.
Bus Harapan Jaya yang membawa 41 karyawan pabrik plastik, tertabrak di bagian kanan belakang hingga ringsek.
Kuatnya benturan membuat bus berputar 180 derajat hingga bagian depan menghantam gerbong pertama dan kedua.
Empat penumpang meninggal dunia di lokasi kejadian, dua meninggal saat menjalani perawatan di RSUD dr Iskak Tulungagung.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA