Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal

FERDY SAMBO Menangis dan Emosi Saat Perintahkan Tembak Brigadir J, Bripka RR Menolak, ini Faktanya

Berikut sederet fakta tentang Bripka RR mengaku menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Kolase Tribun Medan/YT Polri TV
Ferdy Sambo (kiri) dan Bripka RR (kanan). Ferdy Sambo Menangis dan Emosi Saat Perintahkan Tembak Brigadir J, Bripka RR Menolak, Simak Faktanya. 

SURYA.co.id - Terungkap sederet fakta tentang Bripka RR mengaku menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J.

Menurut Bripka RR, Ferdy Sambo menangis dan emosi saat melontarkan perintah tersebut.

Bripka RR juga menyebut Ferdy Sambo sempat dalam kondisi terguncang hingga menangis.

Hal ini dibeberkan oleh Pengacara Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar, berdasarkan kesaksian kliennya.

Baca juga: 4 Alasan Brigadir RR Khianati Ferdy Sambo, Ada Peran Istri & Tak Terima Dijerat Pembunuhan Berencana

Berikut rangkuman fakta selengkapnya melansir dari Tribunnews dalam artikel 'Bripka RR Tolak Permintaan Ferdy Sambo untuk Tembak Brigadir J, Kini Balik Arah dari Skenario'.

1. Ferdy Samo nangis dan emosi

Pengacara Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar mengungkap kesaksian kliennya saat dipanggil Ferdy Sambo ketika berada di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Jakarta. 

Saat itu, Ferdy Sambo bertanya kepada kepada Bripka RR mengenai apa yang terjadi di Magelang. 

“Kan di Saguling itu dipanggil. Dipanggil, dia (Ferdy Sambo,-red) tanya, ‘ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’. ‘Enggak tahu’.

‘Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu’. Dan itu sambil nangis dan emosi. ‘Saya enggak tahu Pak’,” kata Erman di Lobi Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Menurut Erman, di ruangan itu juga ada Putri.

Istri Ferdy Sambo itu juga mengatakan bahwa Yosua melakukan pelecehan terhadap dirinya.

2. Tak kuat mental

Kemudian, saat itu Ferdy Sambo menanyakan langsung kepada Bripka Ricky kesanggupannya menembak Brigadir J.

Bripka RR mengaku tidak kuat mental menembak Brigadir J.

Karena alasan itu, dia menolak perintah Irjen Ferdy Sambo menembak Brigadir J.

“Baru dilanjutin ‘Kamu berani nembak? Nembak Yosua?’ Dia bilang.

‘Saya enggak berani Pak, saya enggak kuat mental saya Pak, enggak berani, Pak’. ‘Ya sudah kalau begitu kamu panggil Richard’,” imbuh dia.

3. Ferdy Sambo sempat terguncang

Lebih lanjut, Erman juga sempat menanyakan perasaan Bripka Ricky setelah kejadian tersebut.

Ia menyebutkan kliennya itu memang sempat melihat Ferdy Sambo terguncang dan menangis.

Kendati demikian, Bripka Ricky tidak tahu alasannya.

“’Saya melihat bapak memang guncang. Saya melihat bapak menangis. Enggak biasa begitu kan.

Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana,” kata Erman menirukan omongan kliennya.

Erman menuturkan Ricky hanya mengetahui adanya pertengkaran Kuat Ma'ruf dan Yosua. Namun, dia sama sekali tak tahu apakah pertengkaran itu terkait dengan peristiwa di Magelang.

4. Bripka RR Balik Arah dari Skenario Ferdy Sambo

Bripka RR memutuskan mencabut keterangan sebelumnya setelah mendapat dorongan dari istri dan adik.

Baca juga: Kuasa Hukum Ungkap Alasan Bripka RR Tak Mau Lagi Ikuti Skenario Ferdy Sambo

Dilansir Tribunnews.com, ia diminta jujur terkait kejadian sebenarnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/8/2022), hari di mana Brigadir J dieksekusi.

"'Kalau kamu tidak bicara benar, nama baik bapak kamu yang juga polisi (terkena imbas). Ingat anak kamu, bagaimanapun anak kamu akan melihat, mau apa pembunuh atau apa'."

"Itu dia (Bripka RR) mulai nangis, mulai itu sudah terbuka," kata kuasa hukum Bripka RR, Erman Umar, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Lebih lanjut, Erman mengungkapkan Bripka RR sebelumnya memang mengikuti skenario yang telah dibuat Ferdy Sambo.

Namun, setelah istri dan adiknya berkunjung, Bripka RR memutuskan untuk mengubah keterangannya.

"Yang pertama kan memang terbawa skenario (baku tembak Brigadir J dan Bharada E)."

"Dia berbalik arah itu setelah mungkin Richard (Bharada E,-red) buka dan dia juga didatangi adik kandung sama istri agar minta bicara benar," lanjutnya.

5. Sempat Takut pada Ferdy Sambo

Erman Umar mengungkapkan, Bripka RR sempat merasa takut pada Ferdy Sambo hingga memutuskan mengikuti skenario yang dibuat.

Rasa takut itu, ujar Erman, muncul lantaran status Ferdy Sambo yang merupakan atasan Bripka RR.

Kendati demikian, keberanian Bripka RR kemudian muncul setelah keluarganya memberikan penguatan.

“Itu kan (skenario baku tembak Ferdy Sambo) pimpinan, atasan liat dong kekuatannya ini setelah kejadian ini banyak polisi (ikut terlibat),” ucapnya, dikutip dari Kompas.com.

“Bukan (ancaman), dia takut. Makanya dalam rangka setelah saya masuk, setelah keluarganya dulu, mulai keluarganya masuk udah mulai berani dia karena keluarganya,” tambahnya.

Tak hanya itu, Erman sendiri selalu mendorong Bripka RR untuk jujur.

Termasuk, saat menjalani pemeriksaan menggunakan lie detector.

“Saya sampaikan, 'ini kamu kalau kamu bohong pasti ketahuan karena ini ada alat untuk mendeteksi. Tapi kalau masih ada, kamu jujur'."

"Dia bilang, 'tidak, saya akan bicara benar',” ujar Erman mengulang pembicaraan dengan Bripka RR.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved