Berita Ponorogo
Polres Ponorogo Bentuk Tim Usut Kasus Meninggalnya Santri Pondok Gontor
Polres Ponorogo telah melakukan pertemuan dengan Pondok Gontor untuk menindaklanjuti dugaan penganiayaan hingga menyebabkan santri meninggal dunia
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, PONOROGO - Polres Ponorogo telah melakukan pertemuan dengan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) untuk menindaklanjuti dugaan penganiayaan hingga menyebabkan seorang santri meninggal dunia.
Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan, pertemuan tersebut dilakukan pada Minggu (4/9/2022) malam.
Dari pertemuan tersebut, Catur mengatakan pihak Pondok Gontor sangat kooperatif kepada kepolisian.
"Tadi malam kami laksanakan pertemuan dan pihak Gontor kooperatif dan akan membuka semuanya," kata Catur, Senin (5/9/2022)
Hingga kini, Catur belum bisa menjelaskan dugaan atau kronologi meninggalnya AM, santri kelas 5i Pondok Gontor 1.

Baca juga: Pondok Gontor Ponorogo Meminta Maaf dan Akui Adanya Dugaan Santri Dianiaya Hingga Meninggal
Baca juga: VIRAL Ibu Mengadu ke Hotman Paris Hutapea Soal Anaknya Meninggal di Pondok Gontor Ponorogo
"Dugaan awal masih proses lidik, progres akan kami sampaikan," lanjutnya.
Polisi juga telah mengumpulkan sejumlah keterangan dari pihak pondok dalam proses penyelidikan kasus meninggalnya santri asal Palembang tersebut.
"Untuk kejadian ini sejak dari awal memang tidak ada pelaporan sama sekali, baik ke polres maupun polsek," jelas Catur.
Namun begitu, Catur memastikan telah membuat tim untuk mengusut tuntas dugaan kasus tersebut, mulai dari tim lidik, sidik hingga autopsi.
Seperti diketahui, sebuah video viral di media sosial yang menunjukkan seorang ibu bernama Soimah mengadu ke Hotman Paris Hutapea bahwa anaknya meninggal saat belajar di Pondok Gontor 1, Ponorogo.
Dengan berurai air mata, ibu tersebut menceritakan anaknya yang dikembalikan pihak pesantren dalam keadaan sudah dibungkus kain kafan.
"Saya Umi dari Albar Mahdi siswa kelas 5i pondok di Ponorogo asal Palembang mohon keadilan agar bisa membantu saya," kata Soimah.
Soimah mengatakan, ia tidak mendapatkan kabar bahwa anaknya sakit, bagai tersambar petir di siang bolong, ia mendapatkan kabar dari pengasuhan pondok bahwa anaknya telah meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022, pukul 10.20 WIB.
"Padahal di surat keterangan yang saya terima, putra saya itu meninggal pada pukul 06.45 WIB, ada apa? rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami," ungkapnya