Berita Ponorogo
Masuk Kharisma Event Nusantara, Festival Nasional Reog Ponorogo XXVII Tahun 2022 Dimulai
Festival Nasional Reog Ponorogo XXVII mulai digelar pada Senin (25/7/2022) malam. 27 grup reog akan memperebutkan Piala Presiden
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, PONOROGO - Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) XXVII mulai digelar pada Senin (25/7/2022) kemarin malam.
Dalam FNRP XXVII yang dilaksanakan hingga 28 Juli nanti, sebanyak 27 grup reog baik dari Ponorogo maupun dari luar Ponorogo akan memperebutkan Piala Presiden.
Pada hari pertama pelaksanaan FNRP XXVII, ribuan penonton memadati Alun-alun Ponorogo, mereka langsung disuguhi penampilan 7 grup reog mulai dari grup lokal. Kemudian dari Kabupaten Pacitan, hingga sejumlah sekolah menengah di Ponorogo.
Penonton nampak antusias memberikan dukungan dengan teriakan dan tepuk tangan untuk masing-masing grup jagoannya.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko juga nampak menyaksikan festival yang merupakan rangkaian acara Grebeg Suro Ponorogo tahun 2022 tersebut, hingga penampilan grup terakhir usai.
Menurut Kang Giri, sapaan akrab Bupati Ponorogo, penampilan para peserta Festival Nasional Reog Ponorogo XXVII sangat memuaskan penonton.
"Awalnya kami ragu mereka bisa tampil, karena tidak bisa latihan selama masa transisi pandemi Covid-19 sehingga tidak bagus. Tapi buktinya luar biasa, penampilannya total, rancak, serentak dan kolaboratif. Keren lah," kata Kang Giri ditemui usai menyaksikan FNRP XXVII, Senin (25/7/2022) malam.
Ia melanjutkan, FNRP XXVII tahun ini sudah terdaftar ke dalam Kharisma Event Nusantara (KEN), sehingga sudah masuk kedalam kalender wisata nasional.
"Karena sudah masuk KEN, tentu spiritnya lebih bergengsi dan Kemenparekraf ikut cawe-cawe (terlibat, red) mempromosikan festival ini juga," lanjutnya.
Menurut orang nomor satu di Bumi Reog ini, selain sebagai pengungkit ekonomi pasca Pandemi Covid-19, tujuan utama dari Grebeg Suro 2022 serta festival reog adalah pelestarian budaya Ponorogo.
"Ini adalah transmisi budaya dan kaderisasi untuk menjamin konservasi reog agar lestari abadi. Salah satu caranya adalah harus mampu memberikan estafet ke anak cucu kita, baik ilmunya, spiritnya, dan semangat tontonannya," ucap Kang Giri.
Sementara itu, salah satu penonton dari luar daerah yang hadir langsung menonton FNRP XXVII adalah Komisaris Utama Pupuk Kaltim, Gustaaf AC Patty.
Ia mengaku merasa sangat beruntung, karena baru pertama kali datang ke Ponorogo langsung mendapatkan tontonan yang megah.
"Saya melihat di sini budayanya terawat, anak-anak SD, SMP bisa ikut reog mini, ini aset yang harus terus dilestarikan. Saya rasa tidak mudah, tapi buktinya Ponorogo bisa," kata Gustaaf.
Hal lain yang berkesan dengan festival reog, menurut Gustaaf adalah sang penari yang bisa membawa barongan dengan berat hingga 70 kilogram menggunakan gigi.
"Awalnya saya mengira ada unsur mistis tapi kalau festival seperti ini kan tidak ada unsur mistisnya, makanya unik," lanjutnya.
Selain wisata budaya, menurut Gustaaf ada banyak hal yang bisa menjadi daya tarik Kabupaten Ponorogo. Mulai dari keragaman kulinernya hingga destinasi wisata yang indah pemandangannya, salah satunya adalah Telaga Ngebel.